Cerita dewasa🌶️
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 02
...Saat tenga malam. Silvia yang sedang tertidur lelap tiba-tiba terbangung sudah berada di taman luas dipenuhi oleh bunga-bunga yang tumbuh dengan mekar.......
"Astaga ... Dimana ini sekarang?" tanya Silvia duduk menatap sekitar taman.
"Hi," sapa suara lemah lembut dari arah samping Silvia.
Silvia pun menoleh ke arah sumber suara."Siapa kamu?" tanya Silvia.
"Aku adalah kembaran mu Silvia, sudah lama aku menabung uang dan mencari mu, namun akhirnya kita harus bertemu kembali dalam keadaan seperti ini," jawab wanita itu duduk di samping Silvia, sambil tersenyum hangat menatap Silvia.
...Silvia semaking kebingunan menatap wanita itu, karna yang ia tau, ia adalah putri tunggal dari keluarga kaya raya yang tinggal di negara A, mengetahui Silvia sedang bingun, wanita itu pun mencoba menjelaskan.......
"Aku tau kamu pasti kebingunan saat ini, tapi tidak apa-apa, aku sudah menulis semuanya di dalam diary yang ada di lemari ku, kamu bisa membaca nya nanti," ucap wanita yang tak lain adalah Silviana.
...Silviana menghela nafas berat, lalu bangkit dari duduknya, ia merasa berat untuk melangkah pergi karna ini pertama kalinya ia bertemu sang adik tercinta setelah berpisah sejak mereka masih kecil.......
"Hei! Tunggu!" pekik Silvia bergegas bangkit dari duduknya dan meraih lengan Silviana.
"Ada apa Silvia?" tanya Silviana menoleh ke arah Silvia.
"Bisa kamu jelaskan semuanya? Jangan membuatku penasaran," desak Silvia.
"Kamu akan tau setelah membaca diary itu, adik ku." Silviana melepaskan genggaman tangan Silvia, lalu mengulurkan tanyanya menyentuh lembut salah satu pipi Silvia."kamu sangat cantik seperti ibu kita," lanjut Silviana berkaca-kaca memuji Silvia.
...Air mata yang ditahan oleh Silviana akhirnya meleleh dan membasahi kedua pipinya, dengan berat hati Silviana melepaskan tangannya dari pipi Silvia, lalu berjalan pergi menuju cahaya putih.......
"Hei! Kamu mau kemana? Tunggu!" teriak Silvia mencoba mengejar Silviana.
...Namun Silviana terus berjalan pergi tampa menoleh ke belakan, dan menghilang di telang oleh cahaya putih itu.......
"Tidak ... tidak ... tunggu!" teriak Silvia terbangung dari tidurnya dengan nafas ngos-ngosan.
...Silvia berkeringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. nafasnya memburu kasar mencoba mengingat kembali mimpinya itu, ia pun duduk terdiam diatas kasur untuk menangkan dirinya sejenak, lalu melirik ke arah jam dinding kamarnya, ternyata jam sudah menunjuk pukul jam 06:00 pagi.......
"Apa tadi itu nyata? Dimana diary itu?"
...Silvia bergegas bangkit dari atas kasur, lalu berjalan menuju lemari kayu yang sudah tua, dan membukanya dengan lebar.......
...Silvia mulai mengobrak abrik isi lemari milik Silviana, dan menemukan sebuah kunci di bawa tumpukan baju Silviana.......
"Tidak salah lagi, ini pasti kunci lemari penyimpanan diary itu."
...Silvia bergegas memasukan kunci itu di setiap laci lemari yang ada disana namun tidak satu pun yang bisa dibuka, dan akhirnya kunci itu bisa bisa putar di laci terakhir yang ada di dalam lemari kayu besar tersebut.......
Sreeekkkk.
...Silvia menarik pelang laci itu dengan tangan gemetar, tiba-tiba muncul perasaan sedih bercampur bingun menyelimuti dirinya.......
"Jika benar Silviana adalah kakak dan kembaran ku, aku tidak akan memaafkan mereka semua," ucap Silvia menitikan air mata.
Deg!
...Jantung Silvia berdetak dengan kencang saat kedua mata biru lautnya menatap sebuah diary berukurang besar di dalam laci itu. Perlahan Silvia meraih diary itu, lalu membuka dan membacanya.......
"Hi Silvia, kenalkan aku Silviana kakak mu. Aku tau kamu pasti bingun karna ini pertama kalinya kamu mengenalku, tapi tidak apa-apa, kakak akan menceritakan semuanya kepadamu."
"Salam kenal juga, kakak..." lirih Silvia menitikan air mata mencium diary itu dengan lembut, lalu berjalan mendekati rajang, kemudian duduk di tepi ranjang.
"Ini adalah foto kita saat masih kecil, saat itu kita masih berumur 1 tahun dan kita tenga bermain di taman, namun tiba-tiba ada kekacauan dan kamu menghilang. Papa dan Mama sudah berusaha mencarimu di berbagai negara hingga perusahaan Papa bangkrut total. Papa mengalami depresi berat dan memilih mengakhiri hidup nya sendiri, setelah kematian Mama."
"Apa?"
...Silvia bergegas meraih foto masa kecil nya bersama Silviana dan menatapnya dengan lekat, ternyata memang benar, mereka saudara kembar, karna ada foto masa kecilnya mirip seperti itu di dalam bingkai miliknya, namun saat dewasa rambutnya di cat menjadi coklat tua dengan alasan tidak enak dilihat oleh sang ibu.......
"Silviana ... Kakak..." lirih Silva menangis terisak-isak, kemudian lanjut baca.
"Dan Suatu hari kakak di paksa menikahi seorang pria bernama Leon Amores. Ia b**erasal dari keluarga konglomerat, dan dia juga memiliki kekasih pujaan hati sekaligus cinta pertemanya bernama Tamara. Kehidupan kakak sangat tersiksa, namun kakak terus semangkat karna tekad untuk menemukan mu kembali sangat kuat. Di tambah kakak tidak bisa menolaknya karna mereka berjasa kepada kakek."
Deg!
...Jantung Silvia kembali berdetak dengan kencang setelah membaca halaman pertama diary itu, namun tiba-tiba.......
Brakkkkk!
...Pintu kamar Silviana tiba-tiba dibuka dengan kasar, membuat Silvia yang tenga menangis melirik ke arah pintu kamar dengan tatapan tajam.......
"Wah ... Ternyata nyonya Besar sudah bangun, tapi malah melamun," ucap Pelayan semalam menatap Silviana alias Silvia dengan sinis.
...Silvia dengan marah meletakan buku diary itu diatas ranjang, lalu bangkit dan berjalan menghampiri Pelayan itu.......
"Kau tau kalau aku adalah nyonya Besar disini, lalu kenapa kamu masih berani meremehkan ku?"
"Cih! Cepat pakai baju Pelayan ini." Pelayan itu melemparkan sebuah baju seragam khusus Pelayan tepat mengenai wajah Silvia."Pakai itu dan cepat ke dapur," perintah pelayan itu.
Plakkkkkk!
...Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Pelayan itu, membuat Pelayan itu terkejut menatap Silvia.......
"Kau berani menamparku!" bentaknya.
Graaapppp.
...Silvia meraih rambut Pelayan itu ke arah nya dengan kasar, lalu berbisik di telinganya.......
"Aku bahkan berani mencakar habis wajah mu, kalau lain kali kau berani bertingkah seolah kau adalah nyonya di mansion ini, paham."
Swooossss.
...Silvia menghempas rambut Pelayan itu dengan kasar, lalu menatapnya dengan dingin.......
"Cepat pergi dari sini, melihat wajahmu membuatku mual," usir Silvia.
...Pelayan itu pun mengangguk dengan cepat, lalu berlari kecil meningalkan kamar itu. Setelah Pelayan laknat itu menghilang dari pandangannya, ia pun menghela nafas berat.......
"Huuffff ... Apa ada sedikit uang di laci itu? Aku harus pergi menemui Dokter," gumam Silvia.
...Silvia kembali berjalan menuju lemari itu, dan membongkar laci yang tadi. Ia menemukan sebuah kartu rekening berwarna hitam beserta nomor pin di dalam sebuah amplop, seolah itu ditujukan untuk dirinya.......
"Maaf kak, aku membutuhkannya," ucap Silvia menatap keatas atap mansion sambil menautkan kedua tangan nya.
...Kemudian Silvia bergegas mandi, lalu berjalan keluar dari dalam kamar yang letak di lantai dua. Ia menuruni anak tangga menuju ruangan tenga sambil mengotak atik ponsel Silviana.......
...Di meja makan. Leon sedang duduk bersama Tamara tenga menikmati sarapan mereka. Silvia tidak menghiraukan mereka berdua dan lanjut berjalan menuju pintu mansion, lalu menaiki taksi online yang sudah ia pesan dari tadi, dan pergi meningalkan mansion itu.......
(Bersambung)
semngat thor 💪💪💪💪🔥🔥🔥🔥