PEMBALASAN SANG RATU

Setelah berhasil membuat kehebohan, akhirnya Ratu Huang Lin Mei meninggalkan aula pesta untuk kembali menuju paviliun mawar. Dia terlihat saling mengerlingkan mata dengan Feng May, raut wajah kedua orang wanita itu menunjukkan rasa puas tersendiri, karena telah berhasil mempermalukan selir Han Jiali.

Sebentar lagi, nama baik wanita itu pasti akan tercemar, dia bahkan akan dikenal sebagai seorang yang kasar karena telah berlaku seperti itu di hadapan para tamu undangan yang merupakan kaum bangsawan, pejabat dan juga pembesar istana.

Aula pesta sendiri saat ini terlihat kisruh, semua tamu saling berbisik untuk mencela tindakan yang dilakukan oleh selir Han Jiali. Mereka tak menyangka wanita yang selama ini dikenal begitu baik hati dan lembut itu ternyata memiliki sisi kasar tersendiri, hal itu berhasil mereka saksikan beberapa waktu yang lalu.

"Aku benar-benar tidak menyangka, ternyata selir Han Jiali berani menyakiti Ratu Huang Lin Mei, dia mendorong sang ratu, padahal Ratu sama sekali tidak berniat kasar terhadapnya," ucap salah seorang bangsawan sambil melirik ke arah bangsawan lainnya.

"Kau benar, ternyata Ratu Huang Lin Mei diperlakukan dengan tidak adil selama ini, bahkan seorang selir memiliki kesempatan untuk menindasnya," jawab bangsawan yang lainnya.

"Sepertinya yang mulia harus memberikan hukuman yang pantas untuk selir Han Jiali, walau bagaimanapun Ratu Huang Lin Mei merupakan ibu kerajaan, berbeda dengan dirinya. Namun dia berani bersikap kurang ajar dan merasa bahwa statusnya jauh di atas sang ratu," ucap salah seorang pembesar istana sambil melirik sinis ke arah selir Han Jiali.

"Kau benar, selama ini kita membiarkan selir itu bertindak semena-mena di istana ini. Mulai sekarang kita harus membicarakan hal ini dengan yang mulia raja, agar selir Han Jiali tidak lagi-lagi mempermalukan istana kerajaan dengan tindakan kasarnya," jawab pejabat yang lain.

"Aku tidak menyangka jika selir Han Jiali akan mendorong sang ratu, benar-benar tindakan yang tidak terpuji," ucap salah seorang pejabat sambil menatap tajam ke arah selir Han Jiali.

Hal itu tentu saja membuat sang selir langsung frustasi, dia tak menyangka jika rencananya akan dipatahkan dengan sangat cepat oleh Ratu Huang Lin Mei, apalagi hingga saat ini Raja Yun masih diam di singgasana, dia belum mengeluarkan sepatah kata pun, seolah tengah memikirkan sesuatu.

Sementara di sisi kanan, Perdana Menteri Han terlihat berwajah buruk, dia pun mengepalkan kedua tangannya menyaksikan bagaimana semua orang berbicara buruk tentang Putri kesayangannya itu. Meskipun dia melihat kejadian tadi, namun dia tak yakin jika putrinya akan melakukan hal itu di hadapan semua orang.

Ini pasti ada konspirasi antara Ratu Huang Lin Mei dengan seseorang, sehingga membuat citra buruk langsung melekat pada putrinya. Tapi siapa orang yang berani? Semua pejabat dan pembesar istana tentu saja menaruh hormat dan kepercayaan besar kepada Perdana Menteri, tidak mungkin jika mereka menghianatinya dan memilih untuk bekerja sama dengan seorang Ratu yang tidak tahu apa-apa itu.

"Tenang... Tenang... Perdana Menteri ini yakin jika selir Han tidak berniat untuk menyakiti sang ratu sedikitpun, aku menyadari jika putriku sedikit ceroboh, sehingga mungkin tanpa sengaja telah mendorong yang mulia Ratu. Tolong jangan berpikiran buruk tentang selir Han, dia pasti akan sangat sedih mendengarnya," ucap perdana menteri itu dengan sangat bijak. Padahal jauh di lubuk hatinya dia pun merasakan kekesalan yang teramat sangat.

Akhirnya Raja pun segera membubarkan pesta, semua bangsawan, pejabat dan pembesar istana langsung kembali menuju kediaman mereka masing-masing. Sementara Perdana Menteri Han masih berada di aula, untuk membicarakan permasalahan tadi dengan raja Yun. Dia sangat yakin jika saat ini ada campur tangan seseorang, sehingga membuat Ratu Huang Lin Mei memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mampu menjatuhkan putrinya di hadapan semua orang.

Selir Han beserta pelayan-pelayannya kembali menuju paviliun dan meninggalkan aula pesta, di mana raja dan perdana menteri Han masih duduk dengan tenang di sana. Kali ini hatinya benar-benar sangat sedih, karena raja Yun yang biasanya selalu memaklumi apapun yang dia lakukan, namun kali ini seolah tidak memperdulikannya.

Bahkan saat para pejabat, pembesar dan bangsawan itu berbicara buruk tentang dirinya, Raja Yun hanya duduk diam dengan sangat tenang, dia seolah berpangku tangan melihat permusuhan di antara ratu dan juga seluruhnya.

"Yang mulia... Mohon beri keadilan untuk Putri hamba, selir Han tidak mungkin melakukan kebodohan dengan cara mendorong sang ratu di hadapan semua orang, apalagi dia dikenal sangat lembut dan penyayang. dia tidak mungkin menjatuhkan diri harga dirinya dengan melakukan tindakan konyol seperti itu di hadapan banyak orang ucap Perdana Menteri Han sambil membungkuk di hadapan raja

"Pergilah! Aku sendiri yang akan menyelesaikan permasalahan ini, kau tidak perlu memikirkan hal itu, perdana menteri." ucap raja Yun sambil bangkit dari singgasananya, dia pun segera kembali menuju paviliun naga, tempat di mana selama ini dia tinggal.

"Baiklah yang mulia," ucap Perdana Menteri sambil berjalan di belakang Raja, kemudian dia pun memerintahkan para prajuritnya untuk kembali menuju kediaman keluarga Han.

Sementara waktu dirinya harus bersabar, sampai mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan oleh Ratu Huang Lin Mei hingga menjatuhkan citra buruk terhadap putri kesayangannya. Jika Ratu itu berani bertindak lebih, dia juga tidak akan diam saja, nama baik keluarga Han dipertaruhkan dalam hal ini.

Sementara Raja Yun berjalan menuju paviliun Naga, dia pun segera memerintahkan kepada para pelayan pribadinya untuk menyiapkan air. Berendam adalah cara terbaik untuk merelaksasikan tubuh dan juga pikirannya, namun dia masih sangat penasaran dengan perubahan yang terjadi pada Ratu Huang Lin Mei, di mana dulu wanita itu terlihat sangat rapuh dan juga penakut, namun kali ini tampil begitu menawan.

Bahkan tindakannya benar-benar memukau banyak orang. Raja Yun bukan tidak mengetahui apa yang terjadi, dia bisa melihat sendiri jika selir Han Jiali sebenarnya memang tidak mendorong tubuh Ratu Huang Lin Mei, namun dia membiarkannya saja, hanya untuk mengetes seberapa jauh keberanian yang dimiliki oleh ratunya itu saat ini.

"Benar-benar menarik!" ucapnya sambil menarik sudut bibir menunjukkan lengkungan senyuman tipis.

Entah kenapa hari ini hatinya berbunga-bunga, bahkan dia berkali-kali tertawa dan tersenyum saat berada di aula pesta. Kehadiran Ratu Huang Lin Mei di tempat itu benar-benar membuat moodnya naik turun, meskipun pada awalnya dia benar-benar merasakan kekesalan yang sangat besar terhadap ratunya itu.

"Siapkan pakaianku, sepertinya malam ini aku harus mendatangi Ratu Huang Lin Mei," ucap raja Yun kepada para pelayannya. Mereka pun dengan ligat segera melaksanakan perintah dari majikan mereka, agar tidak mendapatkan hukuman.

Tap...

Tap...

Tap...

Raja Yun melangkahkan kakinya menuju paviliun mawar, di mana ratu Huang Lin Mei berada. Hal itu dilihat oleh salah seorang pelayan selir Han Jiali yang membuatnya langsung berlari terbit-birit, untuk menyampaikan informasi terbaru kepada majikannya.

Dia tak menyangka jika Raja Yun ternyata mulai tertarik terhadap ratunya, pantas saja jika siang tadi dia membiarkan saja apa yang terjadi kepada selir Han Jiali.

.

.

.

"Nyonya selir... Nyonya selir..." panggil pelayan itu dari luar kamar selir Han.

Selir Han Jiali yang saat ini baru saja menikmati makan malam langsung mengerutkan dahi. Apa yang sebenarnya terjadi? Hingga membuat pelayannya itu terlihat ngos-ngosan. Apalagi keringat mengucur di seluruh tubuhnya.

"Ada apa denganmu?" tanya selir Han Jiali.

''Itu tidak penting, Nyonya selir. Ada informasi penting yang harus hamba sampaikan," ucap pelayan itu.

"Baiklah, katakan!"

"Nyonya selir, hamba melihat dengan mata kepala hamba sendiri, jika saat ini yang mulia raja hendak mengunjungi Ratu Huang Lin Mei di paviliunnya." ucap pelayan itu sambil menundukkan kepala.

Brak...