Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34 : Dua Pasang Mata
Acara hampir selesai namun Sera dan Aland masih menyalami satu per satu tamu undangan yang hadir.
Entah sudah berapa banyak undangan yang disebar. Sera sudah merasakan kaku dibagian kepala serta wajahnya lelah untuk tersenyum.
“Sabar ya. Sebentar lagi habis tamunya.” Aland seakan tau bahwa Sera sudah terlihat lelah. Di liriknya adik tirinya sudah tertidur di kursi tambahan di sebelah Harry.
Yah setidaknya Sera bisa tersenyum lega kedua orang tuanya menemaninya di atas panggung meskipun mereka bukan lagi suami istri.
“Wah. Athena sudah nikah. Sepupu gue lagi mojok tuh patah hati..” Jay tersenyum dan memberikan selamat.
Sera melirik sekilas Raga yang sedang duduk sambil menikmati minuman di tangannya.
“Apa sih Jay. Berisik kamu. Kok bisa udah ada disini bukannya kalian lagi ada ‘liburan’?” tanya Sera.
“Sean yang meminta cuti sampai menyanggupi semua persyaratan yang diminta komandan. Tuh orangnya muncul bareng yang lain.” Jelas Jay.
Aland hanya menyimak agar tak terlihat membatasi.
“Sera. Selamat yah. Berbahagia selalu. Komandan gak bisa datang karena ada acara di kompi. Titip salam saja..” Sera menyalami sambutan Sean.
"Sekali lagi selamat bro. Tolong jaga Athena kami." ucap Sean lagi kepada Aland.
Aland menyambut ucapan selamat dari Sean. Lalu Jay yang membuat ramai situasi mengajak untuk mengabadikan moment. Dari jauh ada dua pasang mata lainnya yang menatap dengan tatapan yang sulit di artikan.
Bianca yang sudah siuman dan memaksa untuk datang terlihat sangat lesu dan sedih. Meskipun dirinya mengatakan untuk tidak lagi mengganggu Aland namun perasaan itu tetap ada.
Lalu di sudut lainnya Geo hadir masih dengan memegang helm full face miliknya.
“Sera.. Gue akan buat lo jadi milik gue.” Gumamnya lalu keluar dan kembali menggunakan helmnya.
Setelahnya Raga naik dan tersenyum tipis pada keduanya. “Ternyata mau jadi istri pengusaha ya kamu. Tau gitu aku jadi pengusaha aja dulu dibanding jadi polisi.. hehe” Canda Raga. Aland hanya menatap datar.
“Kan udah aku bilang gak mau jadi ibu persit..” balas Sera sambil tetap tersenyum.
Akhirnya 1 jam setelahnya selesai. Aland dan Sera meminta izin untuk kembali ke kamar karena terlihat Sera sudah sangat lelah.
Sesampainya di kamar Sera langsung duduk di kasur yang sudah di dekorasi oleh pihak hotel.
“Kamu mau mandi dulu?” tanya Aland yang merasa gugup karena kini hanya mereka berdua dan statusnya sudah sah.
Sera pun terlihat canggung. “Bantu aku melepaskan mahkota dan kebayanya..” ucap Sera.
Aland pun mendekat dan membantu Sera, saat akan melepaskan kebayanya Aland merasa ingin menci um leher putih itu.
“Turunkan sedikit saja Al. Aku akan membukanya di kamar mandi saja sisanya.”
‘Sabar Al..’ batinnya.
Saat Sera menghilang dibalik pintu kamar mandi Aland bernafas dengan lega. Aland merasakan bingung apa yang akan mereka lakukan setelah ini.
Suara air pun terdengar dari dalam namun tak lama pintu terbuka dan Sera memanggil Aland.
Aland merasakan degup jantungnya semakin kencang. Pikirannya kenapa Sera memanggilnya. Di enyahkannya pikiran pikiran liar di otaknya dan segera mendatangi Sera.
Sera tampak ragu untuk mengatakannya namun hanya ada Aland disini. “Aku mau minta tolong”
Aland menunggu, “Bisakah kamu menelpon mama katakan padanya mmm...”
“Ada apa Sera?”
“Mmm tolong bawakan pembalut.”
BLammm
Sera langsung menutup pintu setelah mengatakannya. Aland mencoba mencerna. Tak lama dirinya sadar dan memegangi kepalanya.
“Hahhh puasanya nyambung lagi deh..” gumamnya lalu menelpon mertuanya.
****
Paginya Sera dan Aland menuju ruangan VVIP . Keluarga dari keduanya sudah menunggu.
Semalam Aland mencoba menahan diri karena Sera sedang ‘libur’ dan mereka hanya tidur sambil berpelukan.
“Kak Seraaaa!!!” Panggil Michelle lalu berlari menghampiri Sera.
Semuanya lengkap kedua orang tua Aland dan kedua orang tua Sera beserta Hatta sudah berada di meja makan besar di ruang VVIP itu.
Sera pun memilih duduk di samping Min Ah karena Harry duduk disamping Nadin. Disebelahnya Aland ikut duduk.
“Kemana kalian akan honeymoon?” tanya Min Ah yang berada disamping Sera.
“Kami akan berlibur di akhir tahun nanti ma. Karena Aland sedang sibuk. Ada proyek baru yang sedang berjalan.” Jawab Aland.
Semalam Aland sudah mengatakannya. Dan Sera pun memakluminya.
“Ehemmmm..” Hatta menyuarakan untuk segera diam dan menikmati makanan. Mereka pun sibuk dengan makanan masing masing.
Setelahnya mereka mulai berpisah. Harry dan Michelle memutuskan untuk langsung terbang lagi ke London karena perusahaan Harry sedang sedikit ada masalah internal.
Aland dan Sera pun memutuskan untuk kembali ke apartemen setelah mengantarkan Harry dan Michelle ke bandara.
“Apa kita harus mencari rumah? Aku ingin nanti anak anak kita bisa leluasa bermain di halaman.” Sera bersemu merah ‘anak anak kita’ batinnya.
“Apa tidak terlalu cepat?” tanya Sera.
Aland menggenggam tangan Sera. Terasa hangat dan pas digenggamannya. “Kita akan membangunnya kalau begitu. Jadi sejalannya waktu menunggu kita bisa bangun rumah yang sesuai dengan kemauan kamu.”
Sera menatap pria yang kini berstatus menjadi suaminya dan tersenyum. Degup jantungnya kini selalu berdetak saat menatap wajah tampan itu. Jatuh cinta membuatnya gila.
Saat berbelok masuk ke komplek apartemen mereka. Di belakangnya terlihat sebuah mobil berhenti di luar komplek menatap ke arah mobil Aland dan Sera.
“Aku akan mendapatkanmu.”
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.