NovelToon NovelToon
Ravendra Untuk Keisya

Ravendra Untuk Keisya

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:845
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Dijodohkan dengan cowok jalanan yang ternyata ketua geng motor membuat Keisya ingin menolak. Akan tetapi ia menerimanya karena semakin lama dirinya pun mulai suka.

Tanpa disadari, Keisya tak mengetahui kehidupan laki-laki itu sebelum dikenalnya.

Apakah perjodohan sejak SMA itu akan berjalan mulus? atau putus karena rahasia yang dipendam bertahun-tahun.

Kisah selengkapnya ada di sini. Selamat membaca kisah Ravendra Untuk Keisya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jujur

Setelah pulang sekolah, Dion menepati kata-katanya untuk bermain ke rumah Keisya bersama dengan Devan dan juga Aurel.

"Ayo masuk, orang tua gue di dalem." ucap Keisya membuka pintu rumahnya.

Belum sempat melangkahkan satu kaki, Keisya sudah dibuat terkejut dengan keberadaan orang tua nya yang muncul dibalik pintu. Aduh, mama sama papa nya Keisya juga akan membukakan pintu untuk mencari Keisya sudah pulang sekolah atau belum.

Kei memutar bola matanya kesal.

"Mama sama papa ngagetin aja deh!" ketus kesal cewek itu menghentakkan kakinya.

Bukan malah tertawa, mama nya Keisya melihat tingkah anaknya itu. Melainkan ia terkejut sambil menutup mulutnya begitu melihat ada dua cowok yang berdiri tegak dan di tengah antara dua cowok tersebut ada Aurel, yang kedua orang tua Keisya tahu bahwa Aurel adalah sahabat kecilnya Keisya.

"Siapa mereka?" Pertanyaan serius terlontarkan dari papanya Keisya.

Bramasta Adijaya.

Seorang pria paruh baya yang biasa dipanggil dengan sebutan 'Bram' itu menatap dengan tatapan sulit diartikan. Seperti bau-bau tidak suka pada kedua cowok itu.

Keisya menoleh lalu menatap Devan dan Dion secara bergantian. "Temen sekelas Keisya, pah." jawab Keisya berhati hati, bisa bisa mereka berdua kena pukulan sama papa nya.

Papa nya Keisya itu terkenal mantan pelatih bela diri di Indonesia. Siapa yang tak kenal dengan seorang Bram? Pria yang gagah, terlihat tegas dan juga lumayan serem dari sorot matanya.

"Ngapain kesini?" tanya pria itu sorot matanya sudah tajam pada Dion dan Devan.

"Nama saya Ravendra Octa Dion. Biasa dipanggil Dion. Kedatangan saya ke sini ingin jujur kepada keluarga om, bahwa saya adalah pelaku dibalik celakanya Keisya waktu masih SMP." tutur Dion langsung mendapati cengkraman kasar dari papa nya Keisya.

Aurel menelan ludahnya susah.

Si anjir, jujur banget sih jadi cowok kulkas. Kalo gini kan memunculkan kesan horor di siang bolong. Mana sorot matanya tajam banget lagi. batin Aurel tak berani menatap papa nya Keisya.

Tanpa berlama-lama Bram pun langsung menampar pipi Dion sangat keras. Rasa nyeri yang Dion rasakan tak ada apa-apanya di bandingkan dengan rasa sakit Keisya yang telah ia bohongi selama ini.

Raut wajah Keisya kini sudah bukan biasa saja, ia menghadap ke Dion dengan tatapan marah dan kecewa. "Gue kira lo baik ya? tapi ternyata apa? gue salah, Di. Lo itu jahat ngerti nggak! Kali ini gue benci sama lo!" ketus Keisya menampar pipi sebelah kanannya Dion.

Bram terlihat memperhatikan wajah Dion yang menatap Keisya. Jika dilihat dari raut wajah cowok itu, seperti pernah melihat dan tahu nama lengkapnya. "Kamu anak dari keluarga Ravendra? dan kamu anak yang bernama Ravendra Octa Dion?" tanya Bram dengan tampang menyelidik.

"Iya, Om." jawabnya dingin.

"Lalu, siapa yang ada di sampingnya Aurel?" tanya pria itu menatap Devan.

Devan memasukkan tangan ke dalam saku celananya. "Nama saya Geraldi Devanio Alvando. Biasa dipanggil Devan." ucap Devan memperkenalkan diri.

Bram mengernyitkan keningnya. "Anak dari keluarga Geraldi Adhitama?" tanya pria tersebut memastikan.

Devan mengangguk. "Kedatangan saya di sini ingin memberikan klarifikasi tentang kejadian yang sudah lama. Memang benar adanya bahwa Dion yang menyerempet anak Om bernama Keisya. Dan saya sendiri, sudah berteman baik dengan Keisya sejak awal masuk SMA." kata Devan jelas.

"Sebelumnya, sebaiknya kita bicarakan di dalam saja. Tidak enak dilihat oleh warga sekitar." tutur Bram mempersilahkan mereka bertiga masuk.

"Jadi kejadian aslinya itu seperti apa, Devan?" tanya Yunita, mamanya Keisya.

"Dulu waktu saya dan Dion masih SMP, kita adalah anak geng motor yang terkenal pembuat onar dan brandalan. Padahal geng kita ini bukan geng motor yang seperti para warga pikirkan."

"Coba papa tanya sama kamu, motor berwarna apa yang menyerempet kamu?" tanya Bram kepada Keisya.

Kening gadis itu mengkerut tampak berpikir mengingat ingat kejadian masa itu. "Hitam." singkatnya datar.

Lalu Aurel pun tak ingin diam saja. Ia ingin ikut menjelaskan sekaligus menjadi alasannya mengapa ia aneh belakangan ini.

"Jadi gini Om, yang nyerempet itu Dion. Tapi sebenarnya Dion mau nolongin dan tanggung jawab ke Keisya. Nah, sebelum dia mau turun dari motor udah dipaksa kabur sama Devan." jelas Aurel mendapatkan tanda tanya dari Keisya.

"Lo bisa jelasin kayak gitu tau dari mana?" tanya Keisya, raut wajahnya terlihat sedang mengintimidasi.

Aurel hanya menyengir. "Gue sergap Devan, jadi gue sebenarnya udah tau kalo yang salah itu Devan tapi gue nggak berani ngomong sama lo. Karena- ya lo tau lah mereka berdua nggak bisa akur kan ..." ujar cewek itu.

"Terus hal sepele kek gitu tinggal ngasih tau, kenapa malah lo sembunyiin dari gue? lo suka sama Dion?" dalam hati sejujurnya Keisya merasa sesak dengan ucapannya.

"Bukan gue suka sama Dion, tapi masalahnya lo yang nggak tau." kata Aurel langsung di sambar oleh Bram.

"Jelaskan yang jelas!" tegas pria itu membuat semuanya terkejut.

"Pah ... jangan galak sama anak-anak. Mereka jadi takut ke sini nanti cuma gara-gara kamu." sahut Yunita dengan tatapan tajamnya.

Pria tersebut akhirnya diam dan kembali menatap empat remaja itu dengan tatapan biasa saja. "Devan suka sama Keisya, Om." celetuk Devan jujur.

Seketika Bram kembali di buat marah. Beliau tidak ingin putrinya berpacaran. Dan dia sudah memiliki perjanjian dengan keluarga Ravendra untuk menjodohkan kedua anak mereka.

"Di sekolah tadi kita sempat berbicara serius tentang ini. Devan memukul saya karena ia tak rela saya menyebut namanya bahwa ia yang memaksa saya untuk kabur, dengan alasan karena dia suka sama Keisya." ucap Dion angkat bicara.

Sebuah rumah mewah dan besar, dihuni oleh dua keluarga. Masing-masing anak di keluarga mereka sudah di berikan harta warisan yang sangat berlimpah. Namun, bukan hal yang menyenangkan jika berada di rumah itu hanya dibuat tertekan apalagi ketika munculnya perjanjian itu.

"Devan dan Dion, sini kalian kumpul di ruang tamu." perintah Cakra Ravendra. Pria itu adalah ayahnya Dion.

Kemudian Devan dan Dion pun keluar dari kamar mereka yang berada di lantai dua. Sementara ruang tamu mereka ada di lantai satu, maka mereka harus menuruni anak tangga terlebih dahulu.

Cakra duduk bersama William, ayahnya Devan menunggu putra mereka turun dari anak tangga.

"Ada apa sih, Yah?" tanya Devan kesal karena dirinya tengah bermain game di kamar.

Dion dan Devan pun duduk di sofa panjang berhadapan dengan kedua ayah mereka. "Om Cakra mau ngomong sama kalian berdua." ucap Willi, pria ber-jas hitam itu baru selesai meeting di kantor.

"Mau ngomong apa sih, Om?" tanya Devan, pemuda itu masih fokus dengan game nya.

Cakra menatap Dion yang sudah biasa hanya menyimak tanpa mengeluarkan kata sepatah pun, kecuali sangat penting baginya.

"Ayah ingin jodohkan kamu dengan keluarga Adijaya." ujar Cakra kepada putra semata wayangnya.

Game yang tadinya menjadi hal yang tak bisa di tinggalkan, kini mata Devan membulat sempurna. Sesekali ia merasa terkejut tak percaya. "Om? yang bener aja?" Kaget Devan bukan main.

Sementara Dion yang tersangkut dalam hal yang sedang mereka bahas hanya diam saja dengan wajahnya yang cuek.

"Dion nggak mau nikah muda." celetuknya singkat padat dan jelas.

Devan melotot ke arah Dion. "Dasar cowok lempeng lo! tapi jujur Om, Yah. Keluarga Adijaya itu kan keluarga yang lumayan kaya sih, kata temen Devan anaknya itu cantik. Dan lumayan judes juga." ujar pemuda tersebut.

"Oh iya, mungkin kamu ngerasa kalo Ayah akan nikahin kamu sama keluarga Adijaya itu kan? Ayah memang akan jodohkan kamu, tapi dengan cara tunangan dulu. Itu pun acaranya akan dilakukan ketika kamu kelas 12 nanti. Untuk sementara ini karena kamu masih kelas 10, Ayah harap kamu bisa lebih dulu menjaga anak dari keluarga itu." jelas Cakra menatap putranya.

William hanya menggeleng melihat reaksi Dion yang hanya diam saja. "Kenapa lo nggak terima aja sih, Di! tinggal terima aja apa susahnya lo diatur sama orangtua." ketus Devan duduk dengan kakinya di angkat satu.

"Anak dari keluarga Adijaya itu Keisya Arunika Jian." ucap Dion langsung membuat Devan tak percaya. Devan menggelengkan kepalanya berkali kali.

"Oh, kalo itu sih gue setuju sama lo Dion! gue dukung lo!" sahut Devan mengacungkan jempolnya semangat.

Kedua ayah mereka malah mengeryitkan kening. Heran dengan tingkah anak mereka yang absurd. "Kalian ini kenapa sih?" tanya Willian menatap Devan dan Dion secara bergantian.

Devan hanya cengengesan, "Devan suka sama Keisya." ujar Dion jujur.

Apa yang terjadi? Cakra dan William terkejut mendengar bahwa Devan sudah menyukai anak dari keluarga Adijaya itu.

"Jangan main-main kamu, Devan!" tegas William kepada putra semata wayangnya.

Devan menatap ayahnya datar. "Udah denger sendiri dari Dion kan, dia emang sepupu Devan yang paling jujur dan baik. Selalu menghargai perasaan orang lain, good job!" kata Devan cengar cengir sendiri.

"Udah kan kumpulnya? Dion ke kamar." ujar Dion melenggang ke kamarnya yang berada di lantai dua.

"Dasar manusia kutub utara!" cibir Devan mengikuti langkah Dion yang sudah menghilang masuk ke kamar.

Sang kepala keluarga tersebut hanya menggelengkan kepala sambil menghela napas panjang. Anak anak mereka memang seperti itu setiap diajak berkumpul bersama keluarga. Namun, hal itu tidak akan terjadi jika ibu mereka libur kerja sebagai penulis besar.

Oh iya, Bunda nya Dion namanya Madina. Sedangkan bundanya Devan namanya Mariana. Sebenarnya mereka semua itu adalah satu keluarga besar. Yang dimana Bunda nya Dion itu adik kandung Bunda nya Devan. Jadi jangan heran, kalau Dion sering diam saat dihajar sama Devan. Ya cuma buat itung-itung menghargai seorang abang sepupu gitulah.

1
Protocetus
Kalau berkenan thor mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!