NovelToon NovelToon
Gadis Licik Milik Jenderal

Gadis Licik Milik Jenderal

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.

Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.

Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nona kedua Li Yue An

Li Yue An pergi meski pesta belum berakhir. Dia mengarah ke halaman kediamannya.

"Nona kedua," terdengar suara dari arah sebaliknya.

Li Yue An membalikkan tubuhnya melihat kearah suara. Seorang pemuda mendekat bersama pelayan laki-laki keluarga Li. Gadis muda itu menatap dingin tanpa ekspresi.

"Nona kedua," pelayan itu memberikan hormat. "Saya baru akan mengantarkan Tuan muda pertama Jing ke kamar kecil."

Pelayan Cui maju untuk menghadang. "Jika begitu teruskan. Jangan menganggu nona kedua."

"Baik. Tuan muda Jing silakan," pelayan laki-laki itu mencoba untuk segera pergi. Tapi pemuda di depannya tidak bergerak. Tatapan matanya tertuju pada gadis di depannya yang penuh keindahan.

Keadaan menjadi sangat canggung. "Nona kedua. Aku hanya ingin memberikan hadiah ini kepada mu," Tuan muda Jing mengeluarkan tusuk konde berlapiskan emas murni dengan ukiran merpati. "Sebenarnya aku ingin memberikan ini kepada ibu ku. Tapi sepertinya tusuk konde ini lebih cocok untuk mu," mengulurkan tangannya.

"Pelayan antarkan Tuan muda Jing ketempat yang dia inginkan," Li Yue An pergi begitu saja tanpa menanggapi lebih jauh. Pemuda sembrono itu putra pertama keluarga Jing. Dia ingat betul bagaimana kehancuran keluarga Jing terjadi. Mereka di tuduh melakukan pemberontakan dengan semua orang yang terlibat di penggal di alun-alun kota.

Pelayan laki-laki berbisik pelan. "Nona kedua terkenal sombong dan sulit berkomunikasi dengan orang lain."

Tuan muda Jing tersenyum. "Benarkah? Aku pikir ini justru sangat menarik. Ayo tunjukkan jalannya."

"Baik."

Di halaman kediaman Utara, Li Yue An memilih duduk di kuris halaman depan. Dia menyenderkan tubuhnya lebih nyaman.

"Saya akan mengambilkan jubah tebal," pelayan Cui masuk ke dalam kamar.

Sepoi angin malam terasa dingin juga menyejukkan. Cahaya rembulan terlihat penuh indah saat di nikmati tanpa keramaian. "Ayuan, para dewa membuat rencana lain untuk ibu. Lagi-lagi kita tidak bisa bersama," menatap garis bintang yang saling terhubung. Anak pertamanya meninggal karena ayahanda sendiri saat usianya baru tujuh tahun. Gadis muda itu memejamkan kedua matanya. Merasakan terpaan angin yang semakin kuat. Rasa dingin terasa tidak terlalu kuat saat jubah tebal di selimutkan dirinya. Sekitar jam sepuluh malam gadis muda itu kembali ke kamarnya.

Pelayannya Cui menyiapkan air hangat untuk mencuci wajah, tangan dan kaki. Baskom tidak terlalu besar di letakkan di meja. Pelayan Cui juga menyiapkan makan malam. "Nona muda belum makan malam ini. Saya membawakan beberapa lauk juga kue kacang."

Li Yue An membersihkan wajahnya, kedua tangan dan kakinya lalu menuju meja makan. "Cui, kita makan bersama. Kamu juga belum makan malam."

Pelayannya justru berlutut ketakutan. "Nona kedua apa aku melakukan kesalahanan?"

"Tidak. Jangan berlutut lantai sangat dingin. Berdiri, duduk di sini kita makan bersama. Apa aku semenakutkan itu? Sehingga membuat mu tidak ingin makan bersama ku?" suara Li Yue An terdengar sangat lembut.

Pelayan Cui mulai bangkit. Dia mendapati perubahan mendadak dari Nona keduanya. Tapi bagi dirinya hal ini sangat baik. Pelayan itu duduk di bangku kosong lainnya ikut menikmati makan malam bersama.

Di sisi lain, pesta berakhir semua orang mulai berhamburan pergi dari kediaman Li. Peran utama dalam pesta terlihat sangat murung. Nona pertama Li Huan terus menekuk wajahnya. Sesekali dia tersenyum saat tamu menyapanya. Tapi wajahnya kembali berubah di saat tamu pergi. "Tidak seharusnya aku mengajaknya. Hari bahagia ku justru menjadi lelucon."

Nyonya Li mendekat kearah putrinya. "Ibu selalu bilang untuk menjaga sikap. Kamu bahkan mengatakan hal yang tidak seharusnya. Apa kamu ingin ayah mu menjadi bahan gunjingan semua orang," menarik lengan putrinya.

"Ibu. Aku hanya kesal melihatnya menjadi pusat perhatian. Semua orang bilang jika dia sangat cantik. Sekalipun dia cantik, otaknya juga tidak bisa di jalankan dengan baik. Dia tidak bisa membaca ataupun menulis," Nona pertama Li Huan menggerutu cukup keras.

"Diam. Kamu seorang gadis tidak pantas mengatakan hal buruk seperti itu. Ibu selalu mengajari mu untuk bertindak lebih sopan layaknya gadis keluarga terpandang. Tapi mendengar ucapan mu ini ibu menjadi sangat malu," Nyonya Li hampir saja menampar putrinya sendiri.

Nona pertama Li Huan langsung diam. Dia tidak berani membantah ucapan ibunya.

Mereka masuk ke kamar utama Nyonya kediaman. Nyonya Li duduk di depan cermin melepaskan satu persatu tusuk konde yang penuh gemerlap kemewahan. "Dia hanya seorang gadis tanpa ibu. Ayah mu juga tidak memperhatikan dirinya. Huan er, dia tidak akan bisa menjadi Nona pertama kediaman Li. Tidak akan bisa mendapatkan kemuliaan Nona muda dari keluarga terpandang. Apa yang kamu takutkan?"

Nona pertama Li Huan mendekat memijat pelan pundak ibunya. "Aku juga cantik. Tapi kenapa semua orang justru memujinya."

Nyonya Li menepuk pelan tangan anaknya. "Kamu cantik. Kamu yang paling cantik. Setiap masalah harus di pikirkan lebih matang. Aku mampu membuat dia dan ibunya di asingkan. Bahkan untuk kedua kalinya," seringaian tajam sekilas terlihat di pantulan cermin.

Nona pertama Li Huan tersenyum senang.

Keesokan paginya, kediaman Li mulai beraktivitas seperti biasanya. Para pelayan mulai bangun setiap jam setengah lima pagi. Dan perkerjakan di lakukan saat jam lima pagi. Di halaman Utara Li Yue An telah berdiri tepat di pintu kamarnya. "Aaaa..." Dia merenggangkan tubuhnya. "Bangun pagi memang sangat menyegarkan untuk tubuh."

"Kenapa Nona kedua sudah bangun?" pelayan Cui terkejut. Dia baru saja merebus air panas untuk Nona keduanya dan baru pergi selama setengah jam. Saat dia kembali membawa baskom berisi air panas. Dia sudah melihat Nona mudanya yang selalu bangun jam tujuh pagi saat ini sudah berdiri di depan pintu kamar.

"Aku ingin melihat matahari terbit," ujar Li Yue An menatap langit yang masih gelap.

"Saya akan menyiapkan kereta," pelayan Cui meletakkan baskom air panas di meja kamar lalu pergi menyiapkan kereta.

Li Yue An mencuci wajahnya juga menata rambutnya sebelum pergi.

"Nona kedua kereta sudah siap."

Mereka berjalan menuju pintu halaman belakang. Kereta kuda juga sudah menunggu di sana. Pelayan Cui meski seorang wanita dia cukup mahir menjalankan kereta kuda juga menaiki kuda. Sebelum di jual keluarganya pada keluarga Li. Dia di paksa keluarganya untuk bekerja di kandang kuda. Semua pekerja kasar sudah ia tekuni. Dan kini tanpa perlu kusir dia juga mampu menjalankan kereta kuda menuju ke semua tempat yang Nona keduanya inginkan.

Kereta melaju melewati pintu keluar ibu kota menuju kearah selatan. Membutuhkan waktu setengah jam untuk bisa sampai di padang rumput yang luas. Kereta berhenti di tempat yang selalu di gunakan Nona kedua untuk menikmati waktu kesendiriannya. "Nona kedua kita sudah sampai."

Padang rumput itu adalah tempat paling di hindari semua orang. Karena biasanya akan di gunakan beberapa peternak kuda untuk memacu kuda mereka. Hanya hamparan rumput yang luas dan hutan yang sudah seperti perisai mengelilinginya. Li Yue An keluar dari kereta dan turun di bantu pelayannya. "Sudah lama sekali aku tidak datang ke tempat ini."

"Nona kedua. Dua hari lalu kita baru saja dari sini. Apa itu sangat lama?" pelayan Cui berkata dengan kebingungan.

Li Yue An tersenyum. "Benar. Sangat lama. Bahkan terasa seperti satu kehidupan."

1
Galaklagak
terimakasih Thor 🙏🏻🙏🏻 tetap semangat dan up banyak banyak Thor ♥️♥️♥️
Galaklagak
up lagi.....lagi ...dan lagi Thor ♥️
Galaklagak
love Thor... semoga sehat selalu dan up banyaak❤️❤️❤️
Galaklagak
up terus Thor ♥️♥️♥️
Widiaaaa
kurang yang banyak thor😆
Ai Maswah
Luar biasa
Widiaaaa
semangat thor/Determined//Determined//Determined/
Galaklagak
lanjutkan thor.. please 🙏🏻🙏🏻
Sri wulandari
Terima kasih untuk semua pembaca "Gadis Licik Milik Jenderal"

Jika tidak ada kendala cerita akan selalu di update setiap hari dengan jam yang tidak menentu. Di pastikan tamat sampai akhir dalam jangka waktu kurang dari satu bulan☺️
Galaklagak
Thor...saya suka karyamu ini ..up terus ya..jangan sampai terputus..🤭🤭😘😘
Siti Hawa
Luar biasa
Galaklagak
lanjutkan thor 👍🏻👍🏻👍🏻
Galaklagak
bagus dan sangat menarik ❤️❤️❤️
Lim Kelly
ceritanya bagus knp hanya sedikit ya yg baca, klo bisa jgn putus ditengah jalan cerita
miilieaa
baru nyicil beberapa bab udah sebagus ini/Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!