NovelToon NovelToon
Maula

Maula

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:96k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Maula, harus mengorbankan masa depannya demi keluarga.

Hingga suatu saat, dia bekerja di rumah seorang pria yang berprofesi sebagai abdi negara. Seorang polisi militer angkatan laut (POMAL)

Ada banyak hal yang tidak Maula ketahui selama ini, bahkan dia tak tahu bahwa pria yang menyewa jasanya, yang sudah menikahinya secara siri ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Kenalan dulu sama bu Maula, usia jalan 27 tahun tapi masih single. Tetangganya banyak yang mengejeknya perawan tua.

Meski bukan lagi yang pertama, tetapi aku masih di buat tak percaya bisa menikah dengan pria yang benar-benar tak ku tahu seperti apa latar belakangnya.

Usai aktivitas panas kami, masih di posisi aku berada di bawah tubuhnya, pria yang ambruk menindihku tersenyum lembut saat aku memiringkan wajah dan mata kami bertemu.

Satu tangannya mengusap keningku, menyingkirkan helaian rambutku yang basah oleh keringat.

Setelah beberapa saat di posisi yang sama, si F bergerak, tubuhnya yang semula ambruk, kini bertumpu pada kedua siku tangan dan mengungkungku.

Dengan jarak wajah sedekat ini, nafas kami masih memburu saling bertubrukan. Hingga beberapa saat kemudian, ku lihat matanya berkaca-kaca seperti menahan genangan air yang membendung di pelupuk mata.

Ada ekspresi sedih di raut wajahnya.

"Kenapa?" Tanyaku, menyelidik setiap inchi wajah tampan itu. Mulai dari alis, mata, bibir hingga dagu. Terlihat seperti seumuran denganku.

Alih-alih menjawab, dia malah menempelkan bibirnya di bibirku.

Aku sedikit terkejut sebab beberapa detik kemudian dia menangis, bahkan aku bisa merasakan asin air matanya yang tak sengaja masuk ke mulutku.

Ku biarkan dia melampiaskan kesedihannya, rasa sedih yang aku sendiri tak tahu apa penyebabnya.

Atau mungkin dia merasa bersalah pada sang istri kerena sudah mengkhianatinya?

Ketika ciumannya kian dalam, tanganku yang melingkari punggungnya secara reflek mengerat.

Pikiranku terbagi antara menikmati ciumannya, memikirkan soal masa suburku, juga tentang kesedihannya. Aku terhanyut akan sentuhannya, membuat rasa was-wasku semakin naik level.

Ya... karena terjadi begitu saja, aku sampai lupa meminta dia untuk memakai pengaman.

"Aku sedang dalam masa subur" Lirihku sesaat setelah tautan bibir kami terlepas.

Dia mengerutkan kening seakan tak paham.

"Apa artinya ada kemungkinan kamu hamil?"

Aku mengangguk.

"Aku nggak mau kamu sampai hamil, mau gimanapun caranya"

Tertegun sekaligus tak percaya. Tapi aku paham, tentu saja dia tidak mau memiliki anak dari istri simpanan.

"Terus kalau aku hamil gimana?"

Pria ini diam, terpaku menatapku dengan sorot yang tak ku tahu apa maksudnya.

"Jika iya, dan kamu tidak mau mengakui, okay nggak masalah. Aku akan membesarkannya sendiri"

Dia mendesah lalu bergerak menyingkir dari atas tubuhku.

Bersamaan dengan dirinya yang rebah di sampingku, aku memiringkan badan memunggunginya.

Namun di detik berikutnya dia malah melingkarkan lengan di atas perutku.

"Kita tunggu saja, semoga nggak hamil" Gumamnya yang justru membuatku seperti tercubit.

Setelah mengatakan itu, dia mengecupi pundakku membuat bulu kudukku seketika meremang, kemudian menyesapnya kuat-kuat lalu melepaskannya.

Aku yakin satu tanda merah membekas lagi di sana, dan sejujurnya ada rasa kesal dalam hatiku, tapi sekali lagi aku tegaskan ke diriku sendiri. Ini kesalahanku yang bersedia menjadi wanita bodoh.

Cukup lama kami sama-sama diam dengan posisi yang masih sama, tiba-tiba pria itu mengangkat tangannya yang tadi mendarat di perutku.

Beberapa saat kemudian dia seperti mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Tak berapa lama, ponselku berbunyi.

Reflek sepasang manik gelapku jatuh pada benda yang berkedip di atas nakas.

"Sudah ku transfer dua puluh lima juta. Segera lakukan operasi untuk ayahmu" Ucapnya, seraya meletakkan kembali ponsel ke tempat semula.

Aku sendiri tetap bergeming, masih enggan merubah posisi tidurku.

Ckkk, Miris... Seperti wanita malam saja, aku menerima bayaran setelah pelanggan merasa puas.

****

Aku tak tahu semalam sampai pukul berapa aku terjaga, hingga kemudian kesadaranku menghilang, lalu di pagi hari, dalam posisi aku memunggunginya, aku tersadar ketika ku rasakan ada sebuah tangan yang menjamah area dadaku.

Sentuhannya kian terasa saat pria yang ada di belakangku meremas sesuatu yang membuat aliran darahku sepersekian detik membeku.

Dia kembali menyentuhku, bersama-sama melepas dahaga untuk yang kedua kali dalam waktu semalam.

Setelah itu kami bergantian mandi.

Aku memintanya untuk mandi lebih dulu.

Selagi menunggunya, aku mencoba menghubungi bik Ninik untuk membangunkan anak-anak sekalian membantu bersiap.

Setelah mandi nanti, aku akan langsung pulang ke rumah bu Ella supaya aku bisa mengantar mereka ke sekolah.

"Aku sudah selesai, kamu mandilah!" Titah pria yang terlihat lebih segar dari sebelumnya.

"Selesai mandi aku mau langsung pulang, aku harus bekerja"

Dia melirik jam.

"Sepagi ini?" Tanyanya.

Aku mengangguk mengiyakan.

"Ku antar"

"Nggak usah, aku bekerja di rumah seorang majikan. Apa jadinya nanti kalau aku di antar oleh seorang pria"

"Bilang saja yang ngantar suamimu"

"Aku sudah terlanjur bilang masih single"

"Ku pesankan taxi"

Untuk ke sekian kali ku respon kalimatnya dengan bahasa tubuh. Setelahnya baru aku memasuki kamar mandi.

Tak ingin berlama-lama karena sudah terlambat, akupun mandi hanya beberapa menit saja.

***

Setibanya di rumah bu Ella, aku masuk melalui pintu garasi, bergegas menaiki tangga menuju kamar Hazel.

Karena ini masih pukul setengah enam, ku lihat anak itu masih terlelap di balik selimut.

Ku matikan AC, lalu membuka korden serta jendela, baru setelah itu membangunkannya.

"Hazel, bangun yuk!" Ku usap lembut pipi sebelah kiri. "Bangun yuk, sekolah. Hari ini upacara loh, harus tiba di sekolah lebih awal kan?"

Dia menggeliat, dan aku tersenyum gemas melihatnya.

"Ibu Maula?" Sapanya begitu matanya terbuka lebar.

"Kan ibu sudah janji mau pulang hari ini" Ku bantu dia bangun, lalu mengikat rambutnya yang berantakan.

"Gosok gigi dulu ya!"

"Iya" Sahutnya sambil beranjak turun.

Ku biarkan Hazel menggosok giginya sendiri karena aku harus membangunkan kakaknya.

"Pelan-pelan saja gosok giginya ya, ibu bangunin mas Naka dulu"

Aku keluar kamar setelah Hazel mengangguk.

Ku langkahkan kaki ke kamar Naka. Anak itu ternyata sudah bangun dan saat ini sedang berada di kamar mandi.

Ku siapkan satu stel seragam sekolah untuk hari senin, lengkap dengan sepatu beserta kaos kaki.

Ada sabuk, juga dasi yang ku letakkan di samping seragamnya.

Aku kembali keluar menuju kamar Hazel.

Sibuk dengan rutinitas pagiku, waktunya aku mengantar mereka.

Bu Ella tampak bahagia melihatku begitu telaten dan sabar menghadapi anak-anak yang kadang masih suka nakal.

Usai berpamitan, aku melesat pergi membawa anak-anak dengan menaiki motor matic milik bu Ella.

Setelah mengantarnya, aku akan mampir ke supermarket untuk membeli daging.

Katanya ayahnya anak-anak hari ini pulang dan mau langsung sarapan. Tadinya bik Ninik yang akan pergi, tapi aku segera menawarkan diri supaya aku saja yang membelinya.

Bu Ella pun setuju.

Satu jam kemudian, aku kembali ke rumah bu Ella tepat pukul 07:30.

Karena akan masak lebih banyak dari biasanya, aku berinisiatif membantu bik Ninik memasak.

Saat memasak, tiba-tiba bik Ninik bersuara.

"Mas Aril sudah pulang, mbak Mau"

Aku agak sedikit kaget. "Sudah pulang bik?"

"Iya" Jawabnya dengan kepala terangguk pelan. Tangannya sibuk menggoreng bakwan jagung.

Aku sendiri sibuk menyelesaikan sayur asam yang katanya menjadi makanan kesukaan pak Aril.

"Dia ada di kamar, mbak"

"Oh"

Kembali fokus dengan aktivitasku, sampai lewat bermenit-menit, tahu-tahu semua sudah selesai di masak. Aku menatanya di meja makan.

"Kita sarapan sama-sama Mau" Celetuk bu Ella. Ketika aku tengah menata piring serta sendok makan.

"Nggak usah bu, saya sudah makan roti tadi pagi sebelum kesini"

"Cuma makan roti kan, belum sarapan nasi?"

"Iya, tapi sudah cukup kenyang bu"

"Halah, orang jawa makan roti mana kenyang, Maula. Dah, sarapan saja bareng saya dan anak saya, biar rame. Soalnya pak Sholeh sama bik Ninik nggak pernah mau kalau di suruh sarapan bareng. Mereka sarapannya selalu berdua di pos satpam"

"Tapi saya ada banyak ker_"

"Kerjaannya di lanjut nanti saja setelah sarapan" Potongnya cepat. "Ayo duduk, sebentar lagi Aril turun, tadi saya sudah memanggilnya"

Dengan tak enak hati, aku akhirnya duduk, menempatkan diri di kursi yang bersebrangan dengan bu Ella.

Selagi menunggu pak Aril, aku dan bu Ella berbincang.

Selang lima menit, obrolan kami terputus karena bu Ella mendadak memalingkan wajah.

"Nah, itu ayahnya anak-anak baru turun"

Aku menoleh sejenak begitu mendengarnya, namun saat menyadari wajah itu seperti tak asing bagiku, bahkan sangat familiar, pandanganku yang tadinya lurus menghadap bu Ella, kembali menoleh ke kiri dimana pria itu tengah berjalan sambil menunduk menatap layar ponsel.

Astaga, apa yang ku lihat?

Aku tercenung di iringi jantung berdebar, memindai wajahnya sedikit agak lama untuk memastikan kalau pria itu benar-benar si F, sebelum kemudian kembali meluruskan pandangan dan menunduk.

Sembari menormalkan debaran jantungku, ku usap keringat yang mendadak muncul di dahi.

Tadi saat aku menoleh, pria itu tengah menunduk, jadi belum tahu akulah yang menjadi pengasuh anak-anaknya.

"J-jadi selama ini pria yang menikahiku secara siri adalah pak Aril? Ayahnya Naka dan Hazel?"

Reflek tanganku kembali bergerak kali ini mengusap keringat di bagian leher.

Sementara langkah pak Aril kian dekat menuju meja makan, jantungku berdebar makin kuat.

Mungkinkah dia akan menerimaku sebagai guru privat sekaligus pengasuh untuk anak-anaknya, atau sebaliknya, dia justru tak menyukai ini dan memecatku lalu mengusirku?

"Nah, ini ayahnya anak-anak, Mau. Namanya Faril. Dia baru pulang dari tugas negara"

Aku diam, masih sibuk menetralisir ekspresi kaget di wajahku.

Ketika dia berdiri di sisi tempatku duduk, tapi sepasang matanya benar-benar belum tahu seperti apa wajahku, bu Ella kambali berucap.

"Ril, ini Maula, guru privat Hazel dan Naka"

"Maula?" Dia yang tadinya fokus ke layar ponsel, langsung mendongak menatap ibunya.

"Iya, namanya ibu Maula, yang sudah berhasil membuat anak-anakmu tertawa riang, lebih mandiri dan Hazel sudah jadi anak pemberani sekarang"

Entahlah, seperti apa reaksinya, aku belum berani memindai wajahnya yang mungkin sedang menatapku.

"Maula, kenalkan ini Faril, ayahnya Naka dan Hazel" Bu Ella lagi-lagi bersuara.

Menarik napas, sekuat tenaga aku berusaha bangkit sambil mengumpulkan keberanian.

Satu detik, dua detik, kemudian beralih ke tiga detik...

Ku pejamkan mataku sejenak sebelum kemudian mengangkat kepala.

Pandangan kami pun bersirobok. Saling terkunci satu sama lain.

Terhenyak...

Menandakan reaksi yang sama-sama shock, berbanding terbalik dengan ekspresi di wajah bu Ella yang malah tersenyum begitu semringah.

****

Maaf kalau ada typo ya, nanti pasti di benerin lagi biar lebih enak di baca. Kalau ada kalimat yang kurang pas juga akan sekalian di revisi.

Happy reading. Semoga masih suka...

1
sryharty
Airin bener2 wanita iblis,,orang tuanya yang salah koruptor malah ga terima
semoga cepet ada petunjuk buat menjebloskan Airin ke penjara
biar ga makin banyak korban dari keiblisan Airin
Adiba Shakila Atmarini
alhamdulillah..
Syirfa Ratih
Airin...ntar kl semua udh terbongkar aq yg plg kenceng menertawakanmu lho....lihat aja nanti
yellya
airin msh di atasa angin 😏😏😏
Miko Celsy exs mika saja
mba anne kpn mrk hidjp tanpa beban ,,,kasihan maula teromang ambing hidupnya,,semoga pak faril jg bisa lbh tegas lgi,,,
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
berat amat idup mu Maula .....
Adiba Shakila Atmarini
rindu.....lagi sibuk ya..persiapan lebaran..setelah lebaran up yg bnyak ya thor..
Dresta Wijayanti: Alhamdulillah
semoga ya..
Anne: iya ini sibuk sekali.
insya Allah up banyak nanti setelah lebaran sampai selesai
total 2 replies
yellya
jgn2 ulah airin ini 🤔🤔🤔
tiara
semoga kejahatan Airin segera terungkap yah biar kapok tuh masuk penjara seumur hidup
Ainisha_Shanti
curiga jatuhnya buk Ella angkara Airin
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
adeh faril pangkat gede kaga bisa apa nyewa orang buat selidiki Airin masa kudu Maula disuruh ....pemalas ...
Sri Wahyuni
semoga kak othor semakin rajin up nya karena selalu d tunggu para readers.... ceritanya semakin seru dan menarik 😍
Yayuk Bunda Idza
Airin yang ngambil
Anne: typo /Smile//Smile/
total 1 replies
Esin naufal
helehh.. hadiahnya enak di pak faril semua..
sryharty
bener2 bikin jantung dag Dig duh
semoga kebusukan Airin cepet ke bongkar
sryharty: jangan sampe si Airin berulah dan menghasut Bu Ella
buat meminta pak Aril
untuk menikahi ulet bulu..
ga Sudi banget aku
total 1 replies
Tiah Fais
lanjut kak
Miko Celsy exs mika saja
mba anne semakin menantang dan senakin tdk sabar menunggu up nya ,,,trimakasih
Moer Aza
semangat thor.up terus ya kak🙏
Adiba Shakila Atmarini
akhirnya up..bahagianya..lnjut up ya
Adiba Shakila Atmarini
bener2 saya intip setiap menit ni..sibuk bngt ya thor buat persediann lebaran..tapi tetap setia menunggu ko 💓💓
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!