Gadis culun berkacamata, berkepang satu dan memakai kaus lebar tidak ada satupun yang mau meliriknya.
Dijodohkan dengan ceo tampan, arogant, dingin dan mukanya rusak serta lumpuh.
Banyak orang yang berusaha memisahkan hubungan mereka, sanggupkah mereka menjalani pernikahannya ? atau berujung perpisahan ?
Karya novelku yang ke tiga semoga suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah dan Kesedihan Candra
Selama pulang dari rumah sakit Candra sama sekali tidak pernah keluar dari kamarnya meratapi nasib dirinya. Amarah dan kesedihan hinggap di dalam dirinya. Semua barang - barang dipecahkan.
Elisabeth masuk ke kamar Candra melihat anaknya yang duduk sambil memandangi pemandangan dengan tatapan kosong.
" Candra, kamu kenapa nak? kamu kan bisa operasi wajah dan kakimu menjadi seperti semula." pinta mamahnya
" Iya kalau berhasil? kalau tidak?" ucapnya putus asa."
" Candra, dulu Mamah dan sahabat mamah untuk menjodohkanmu dengan anaknya, apakah kamu setuju."
" Pasti gadis itu lari melihat wajahku Mah?" jawab Candra lesu
" Tidak Candra, mamah yakin dia gadis yang baik." ucap mamah meyakinkan.
" Terserah mamah saja." pasrah Candra
" Ok." jawab Mamahnya
Elisabeth terpaksa mengatakan itu karena pusing menghadapi tingkah anaknya sudah berulangkali dinasehati tetap tidak mempan masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Berharap sahabatnya menyetujui perjodohan ini walau apapun yang terjadi Elisabeth hanya bisa pasrah
tok
tok
tok
Seorang pelayan baru masuk ke dalam membawa makanan dan minumannya.
" Tuan silahkan dimakan dan di minum obatnya." kata pelayan
" Pergi!" teriak Candra
" Tapi tuan?" bantah pelayan
" Pergi kataku!!!" usir Candra
" Tapi saya disuruh Nyonya supaya tuan makan dan minum obat." ucap pelayan dengan nada kesal tanpa mengenal rasa takut karena gaji yang sangat besar.
" Kamu tuli ya?" bentak Candra
" Tapi tuan?" pinta pelayan
Candra yang dari tadi duduk di kursi roda menghadap balkon menjadi marah karena pelayannya tidak mau pergi hingga membuatnya ingin memukulnya dan membalikkan kursi rodanya menghadap pelayan itu
" Aaaaaaa.." jerit pelayan itu ketakutan.
Pelayan menjerit kaget karena melihat wajah Candra yang sangat mengerikan dan langsung lari meninggalkan Candra.
" Pelayan, hukum gadis itu dan cambuk karena dia sangat membangkang dan masukkan ke penjara bawah tanah jangan kasih makan biar dia mati kelaparan!!!" teriak Candra
" Baik Tuan," jawab kepala pelayan
Prang...
Candra melempar makanan dan gelas beserta obatnya. Candra tidak ada nafsu untuk makan, hanya makan sedikit itu aja karena ibunya yang memaksanya dengan cara menyuapi.
Setiap hari Candra berlaku seperti itu dan sudah banyak yang mengalami nasib seperti pelayan tadi. Sampai pada akhirnya tidak ada pelayan lagi yang mau memberikan makanan karena takut mengalami nasib buruk. Mereka memilih keluar kerja daripada disuruh memberi makan.
Ibunyalah yang menggantikannya karena merasa sedih dan beban memikirkan anaknya akhirnya jatuh sakit.
" Nyonya, tuan marah - marah ingin bertemu nyonya sepertinya tuan lapar nyonya tapi saya hanya berani menaruhnya dimeja dan langsung keluar." ucap kepala pelayan
"Tolong kamu ambilkan handphoneku dan tolong hubungi David sahabatku untuk datang ke sini."
" Baik nyonya." jawab kepala pelayan
Kepala pelayan tersebut menghubungi David sahabatnya.
📱" Hallo David?" sapa Elisabeth
📱" Hallo Elisabeth?" apa kabar
📱 "Saya ingin bertanya tanpa basa basi, dulu kita membuat perjanjian untuk menjodohkan anak kita? apakah kamu masih ingat?" tanya Elisabeth
📱 " Sebentar aku coba mengingatnya..... Iya maaf saya baru ingat, apakah anakmu setuju karena seingatku anakmu tidak setuju dan sudah mempunyai kekasih." jawab David.
📱" Anakku pasti setuju bagaimana anakmu?" tanya Elisabeth
📱" Anakku selalu menurut apa yang aku katakan." jawab David yakin
📱 Tapi anakku cacat dan lumpuh?" apakah masih berlaku?" ucap Elisabeth sedih
Hening
Hening
Tidak ada jawaban di telephone
📱Saya tahu pasti dirimu tidak setuju." ucap Elisabeth dengan nada sedih dan putus asa.
📱Saya akan tanyakan anakku dulu nanti aku kabarin." jawab David akhirnya.
10 Menit Kemudian
📱" Hallo Tante Elisabeth, saya Cantika." jawab Cantika lembut
📱" Oh hallo Cantika, apa kabar?" tanya Elisabeth
📱" Kabarku baik tante, tadi papa sudah cerita tentang anak tante. Saya ingin bertanya dulu apakah anak Tante bersedia menikah denganku?" tanya Cantika lembut.
📱" Saya sudah bertanya, katanya terserah padaku." kata Elisabeth
📱" Baiklah tante saya bersedia, tapi tante saya akan berusaha untuk membujuk kak Candra mau operasi dan bisa berjalan kembali. Setelah itu terserah kak Candra mau menikah denganku atau tidak? karena Cantika ingin menikah sekali dalam seumur hidup." ucap Cantika
" Tapi aku sebagai mamanya sangat sulit membujuknya, apakah kamu secara tidak langsung menolak perjodohan ini." tanya Elisabeth dengan nada kecewa.
" Tidak tante saya tidak menolak perjodohan ini. Maksud saya bolehkah setiap hari saya merawat anak tante?" tanya Cantika lembut.
" Benarkah kamu mau merawat anak tante?" tanyanya agak ragu
" Iya tante saya akan merawat anak tante, bolehkah?" tanya Cantika lagi
" Boleh, silahkan datang pintu selalu terbuka untukmu." ucap Elisabeth bahagia mendengar perkataan Cantika.
Cantika mematikan telephonenya dan bersiap - siap pergi ke mansion Tante Elisabeth.
" Cantika, kamu mau pergi kemana sayang?" tanya papanya Cantika
" Papah, saya mau pergi ke rumah tante Elisabeth katanya sakit dan ingin bertemu denganku, aku berangkat dulu ya Pah?" jawab Cantika
" Ok hati hati dijalan." jawab papahnya
" Ok. Pah." jawab Cantika
Cantikapun pergi mengendarai mobil menuju ke mansion Tante Elisabeth.
******
Elisabeth sangat senang Cantika menyetujui perjodohan ini dan di tambah Cantika mau merawat anak semata wayangnya.
ting nong
ting nong
" Nyonya suara bel pintu mungkin itu Nona Cantika permisi nyonya saya akan menemui nona Cantika dulu." kata kepala pelayan
" Baiklah." jawab Elisabeth bahagia
Kepala pelayan itu keluar dan turun ke bawah menemui tamu. Seorang gadis berpenampilan cupu, memakai kacamata tebal sedang bicara dengan pelayan yang membuka pintu.
" Nona Cantika." tanya kepala pelayan
" Iya saya, kenalkan saya Cantika." sambil mengulurkan tangan memperkenalkan diri
" Oh iya nona silahkan naik sudah di tunggu nyonya." jawab pelayan dengan hormat
" Baiklah." jawab Cantika sambil tersenyum
Kepala pelayan itu naik melalui lift ke lantai 3 diikuti Cantika.
ting
Pintu lift terbuka kemudian mengetuk pintu dan ada jawabanya di suruh masuk kepala pelayan menyuruh Cantika masuk ke dalam menemui Tante Elisabeth.
Cantika masuk melihat Tante Elisabeth terbaring tak berdaya badannya kurus menatap Cantika dengan sendu. Cantika menggenggam tangan Tante Elisabeth dan mencium tangannya. Kemudian mencium pipi kanan dan kiri tante Elisabeth.
"Sayang duduklah kamu sudah lama sekali tidak menengok tante?" ucap tante Elisabeth lirih
" Maaf tante saya sibuk kuliah biar cepat selesai dan membantu Papah kerja." jawab Cantika
" Gimana kuliahmu sayang?" tanya Elisabeth
" Sudah selesai, gimana tante mana yang sakit? Cantika panggil dokter ya?" tanya Cantika
" Sudah dipanggil mungkin sebentar lagi datang? tante sedih dan rasanya ingin mati saja hiks hiks...hiks.." ucap Elisabeth sambil menangis
Cantika terkejut dan cepat - cepat menghapus airmata tante Elisabeth.
" Kenapa tante ceritakan padaku siapa tahu Cantika bisa membantu?" tanya Cantika
Elisabeth pun menceritakan semua beban dihatinya dari awal kejadian anaknya mengalami kecelakaan hingga kesedihan melihat anaknya yang terpuruk dan berulang kali ingin bunuh diri tapi selalu berhasil digagalkan.
Cantika sedih melihat kesedihan tante Elisabeth karena tante Elisabeth sangat baik padanya karena itu Cantika ingin menolong kesedihannya.
" Tante saya bersedia dijodohkan dengan anak tante dan saya bersedia untuk merawat anak tante sampai seperti dulu." jawab Cantika
" Benarkah sayang? tapi apakah kamu kuat menghadapi sikap kasar dan mulut pedas karena terpukul melihat wajahnya yang seram dan lumpuh banyak pelayan yang menyerah walau digaji tinggi sekalipun." ucap Elisabeth sambil menahan air matanya dan menatap Cantika dengan raut muka sendu
" Saya akan usaha untuk kuat menghadapi sikap dan mulutnya tapi.." Cantika merasa tidak enak untuk mengatakannya
" Tapi apa sayang, katakan?" tanya Elisabeth penasaran
" Kalau dia marah dan ingin memukulku aku akan menghindarinya tapi kuminta tidak ada satupun yang membantu Kak Candra walau apapun yang terjadi, tante tenang saja saya tidak akan melukainya." ucap Cantika sambil tersenyum
Tante Elisabeth tersenyum melihat Cantika, hatinya sangat berharap anaknya Candra bisa menghilangkan sikap buruknya dan kembali seperti dulu.
" Tapi sayang jika kamu melihat wajahnya kamu jangan teriak ya soalnya akan membuatnya dirinya terpukul." ucap Elisabeth
" Baik Tante." ucap Cantika
prang
Terdengar suara barang berjatuhan membuat Cantika terkejut mendengarnya sedangkan Tante Elisabeth biasa karena sudah tahu pelakunya
" Suara apa itu tante?" tanya Cantika terkejut
" Biasa anak tante, dia sering marah dan susah makan." jawab Elisabeth
" Saya akan memasak dan saya antar ke kamar Kak Candra." jawab Cantika
" Terima kasih sayang." jawab Elisabeth bahagia
" Sama - sama tante." jawab Cantika sambil tersenyum.
Cantika keluar dan turun ke bawah untuk memasak makanan dan meminta 2 pelayan membantunya yang satu pelayan membawa troli berisi makanan dan yang satunya membawa alat - alat kebersihan termasuk tempat sampah.
Awalnya 2 pelayan takut karena dibujuk dan Cantika berani bertanggung jawab terpaksa mereka berdua menyetujuinya dengan perasaan takut.
Mereka bertiga menaiki lift ke lantai 3
ting
Pintu lift terbuka mereka keluar menuju pintu kamar Candra
tok
tok
tok
ceklek
Karena tidak ada sahutan Cantika membuka pintu. Cantika sangat terkejut apa yang dilihatnya.
" Apa ini???" teriak Cantika
Klo ada yg mau paling liat bawah nya ( jaman sekarang meh nyari perawan susah/Facepalm//Facepalm/)
a