Mendengar kabar bahwa sang ayah tengah berada dalam situasi sulit,Lin Qian tanpa sepengetahuan sang ibu mencari kebenaran tentang informasi tersebut.
Tetapi rupanya Lin Qian menemukan fakta yang jauh lebih buruk dari informasi yang ia dapat sebelumnya dan terpaksa harus mengambil keputusan paling sulit.
Fakta apakah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qian Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KABAR QING RUXUE
Di katakan Tie Huo,tujuan mereka datang ke negeri dewa angin selatan ini tidak lain karena mengemban tugas dari patriak sekte Pedang Angin,Feng Zhuma.
Ia pun melanjutkan penjelasan dengan menceritakan kondisi Feng Zhuma setelah kembali dari perjalanan lima tahun. "Kondisi patriak sangat buruk,tetapi bukan berarti alasan kami mencari pemuda Qian untuk persoalan tersebut. Sejujurnya aku sendiri tidak mengerti,sebab patriak hanya berpesan agar kami dapat membujuk pemuda Qian ikut bersama kami ke sekte."
"Senior Huo,apa yang membuatmu begitu yakin bila orang yang di maksud oleh patriak Feng Zhuma itu adalah aku?" Lin Qian tentu merasa harus mengejar lebih jauh,sebab menurutnya orang tidak akan serta merta mencarinya tanpa sebuah alasan mendasar dan ia butuh alasan tersebut.
"Racun Langit,patriak hanya memberikan satu petunjuk itu saja." Tie Huo menjawab tanpa ada keraguan.
Sejujurnya Lin Qian cukup terkejut,namun juga tidak dapat membantah,ia menatap Tie Huo serta rombongan lebih inten,tetapi instingnya tidak merasakan adanya skema atau suatu trik dari mereka.
"Mengetahui tentang racun langit,sementara kalian berasal dari daratan Qing,sebenarnya patriak Feng Zhuma ini telah berhasil membuatku penasaran.Haihh,, sepertinya aku tidak dapat menolak ajakan kalian,hanya saja aku pun masih memiliki urusan di tempat ini.Senior Huo,apa anda tidak keberatan jika harus menunggu lagi untuk beberapa waktu?"
"Kami tidak keberatan sama sekali pemuda Qian." Tie Huo tidak dalam posisi dapat menolak,terutama di seseorang seperti Lin Qian.
Sementara Lin Qian merasa cukup puas dengan Tie Huo,walau dirinya merasa sedikit kurang enak juga. "Jika demikian,datanglah ke Lembah Nanmu! Di sana temuilah saudara ku Bing Yuan,katakan saja bahwa aku sendiri yang meminta waktu untuk senior,bagaimana?"
Awalnya Lin Qian sempat berfikir hendak sekalian membawa serta Tie Huo dan rombongannya,akan tetapi urung ketika menyadari mereka berasal dari daratan Qing,dan untuk alasan apapun menurutnya pilihan tersebut tidaklah patut.
Usai Tie Huo menyetujui opsi yang di tawarkan Lin Qian tanpa keberatan,tidak lama pada waktu berikutnya mereka di persilahkan pergi terlebih dahulu ke Lembah Nanmu untuk menunggunya di sana,sementara yang tersisa bersama Lin Qian saat ini hanyalah Fang Yi yang terduduk lesu di atas sebuah batu.
"Pemuda Qian." Fang Yi segera bangkit saat menyadari Lin Qian berjalan kearahnya dan secara alami memiliki cara pandang berbeda.
"Senior Yi,bagaimana kondisimu?" Lin Qian memeriksa Fang Yi dari kepala sampai kaki.
"Ah,,itu,aku merasa sudah jauh lebih baik." Fang Yi tersenyum canggung,karena bagaimanapun di hadapan seorang ahli Dewa Fana Sejati seperti Lin Qian,Fang Yi merasa begitu sungkan untuk bersikap,karena di daratan Qing,seorang ahli Dewa Fana Sejati begitu di hormati hingga sangat sulit di jumpai,bahkan setiap tindakan apapun akan selalu menciptakan kabar.
Namun perkataan Lin Qian selanjutnya membuat Fang Yi mengernyit. "Baguslah! Tetapi bila senior tidak keberatan,aku membutuhkan beberapa informasi tentang daratan Qing."
Fang Yi sebelumnya mengira,jikapun ada hal yang ingin Lin Qian tanyakan,tentunya itu berkaitan dengan sekte Pedang Angin. Sebab kesannya akan wajar mengingat sebelumnya Fang Yi sedikit menguping perbincangan Lin Qian bersama Tie Huo. Tetapi dengan Lin Qian menanyakan informasi mengenai daratan Qing,itu sungguh di luar dugaan,pikirnya.
"Itu,,?" Fang Yi jelas terlihat sangat ragu meskipun Lin Qian belum menanyakan apapun,sekte Pedang Angin bagaimanapun hanya satu hal,tetapi daratan Qing adalah segalanya.
"Anda tenang saja senior Yi,aku sama sekali tidak berniat menjadikan anda sebagai seorang penghianat! Aku hanya ingin menanyakan apakah kabar tentang sekte Tahta Dewa sudah tersebar di daratan Qing?" Lin Qian menjelaskan lebih jauh.Sementara Fang Yi merasa lega,karena Lin Qian tidak menariknya ke dalam masalah besar.
Fang Yi mengungkapkan bahwa kabar mengenai musnahnya sekte Tahta Dewa memang cukup menggegerkan daratan Qing,akan tetapi kabar tersebut tidak lebih besar dari pergolakan yang tengah terjadi akhir-akhir ini,di mana daratan Qing mendapatkan ancaman serius dari tiga pihak luar. "Itu semenjak kembalinya Tuan Putri Qing ke dalam istana Kekaisaran beberapa bulan lalu."
Baik Lin Qian maupun Li Sheun,keduanya sedikit tertegun."Tuan Putri Qing?" kata Lin Qian pura-pura,namun sebenarnya ia penasaran dalam hati.
"Benar! Pada awalnya,kunjungan tamu-tamu perwakilan dari negeri Matahari,negeri Sembilan Teluk dan negeri Tiga Dewa beniat melamar Tuan Putri,akan tetapi semuanya mendapatkan penolakan." Fang Yi juga menyampaikan bahwa karakter Tuan Putri Qing menjadi sangat tegas dan berani. "Rumor mengatakan,bahwa karakter Tuan Putri Qing Ruxue yang sekarang terbentuk karena beliau telah banyak melewati perjalanan hidup dan mati." ujar Fang Yi mengakhiri.
Li Sheun yang berdiri di samping,beberapa kali mencuri pandang ingin melihat reaksi Lin Qian ketika nama Qing Ruxue di sebutkan.Namun nyatanya respon Lin Qian biasa saja yang justru membuat Bibinya tersebut makin heran.
"Baiklah, aku rasa sudah cukup!" ucap Lin Qian sambil menghela nafas. "Bi,tunggulah di sini bersama Jenderal Zhu dan senior Yi! Ada hal penting yang harus aku urus." tambahnya.
"Eh,mau ke,, " Li Sheun belum menyelesaikan kalimatnya,namun Lin Qian sudah lenyap begitu saja.
"Nona?" Jendral Zhu merasa canggung dan sedikit tidak nyaman.
"Tidak apa-apa,kita tidak perlu menyusulnya." kata Li Sheun tanpa menjelaskan.
***
Lin Qian muncul di titik pusat reruntuhan bekas bangunan utama Sekte Tahta Dewa. Di sana ia berdiri sejenak mengamati situasi sekitar dengan cermat menggunakan Mata Kaisar.
Pandangan Lin Qian kemudian jatuh pada satu titik kosong.
Tidak ada apapun! Tetapi pada titik itu,Lin Qian seperti menatap sesuatu. Sesuatu yang memang menjadi tujuannya mendatangi reruntuhan sekte Tahta Dewa.
"Aku datang!" Lin Qian menarik nafas dalam-dalam,seraya melangkah maju. Namun pada waktu yang sama,ia seperti memasuki sebuah ruang atau semacam dimensi lain dan lenyap begitu bersamaan dengan langkah terakhirnya.
Adegan tersebut dapat di lihat oleh Li Sheun dan Fang Yi,sementara Jenderal Zhu masih memiliki keterbatasan pada jangkauan pandangan matanya yang kemudian hanya dapat memandang reaksi dua orang di dekatnya dengan aneh.
"Nona muda Sheun,apa anda melihat apa yang aku lihat?" Fang Yi dengan suara bergetar mencoba memastikan bahwa dirinya tidak sedang berhalusinasi. Bagaimanapun, melihat Lin Qian menghilang dengan cara yang sangat tidak biasa seperti itu,bagi Fang Yi masih sangat baru.
Keterkejutan yang sama juga di alami Li Sheun,bahkan kata-katanya tercekat di tenggorokan saat ingin menjawab Fang Yi. 'Teknik apalagi yang di gunakan Qian'er?'
Jendral Zhu yang tidak mengerti ada satu situasi sedang terjadi hanya tersenyum pahit. Ia mencoba beberapa cara,tetapi tidak berhasil. "Aishhh,,, aku merasa sangat lemah!"
***
"Akhirnya kau datang,, uhuk, uhuk!"
Di sebuah ruangan dengan cahaya obor pada empat sudut tembok batu,seorang pria sepuh bertubuh kekar mengambil posisi duduk. Ia tampak sangat kesakitan saat berkata dengan suaranya yang berat,bahkan terbatuk darah beberapa kali setelah menyelesaikan kalimatnya.
Selain telinga dan pergelangan tangan kanan terputus, beberapa luka terbuka pada bagian tubuh lainnya juga masih basah tanpa ada tanda tanda akan mengering dalam waktu dekat,bahkan satu luka menganga pada bagian bahu kirinya pun mulai membusuk dan orang pasti akan sepakat bila keadaan pria sepuh tersebut benar-benar dalam kondisi paling buruk.
"Untuk sesuatu yang sepadan,tentu saja aku datang, Sun Mo Gang."
apa Itu sangat Sangat serius....
ternyata Guang Mayu pengkhianat....
harus di Basmi ini....
biar Ngga ketularan sama yang masih waras....