Kesucian Yang Direnggut ( Nara Untuk Aydan)

Sementara di tempat lain, tepat nya di depan perusahaan Balendra tampak gadis cantik yang sedang menggerutu kesal melihat ponsel yang ada di tangan nya. Seperti nya gadis itu sedang menunggu taksi online yang di pesan nya.

" Ish, kenapa lama sekali?" Gadis itu yang tak lain adalah Dela tampak menunggu dengan gelisah taksi online yang dia pesan. Dela sudah memesan dan menunggu nya hampir tiga puluh menit yang lalu, namun taksi itu tak kunjung datang juga mana hari sudah semakin sore dan tempat itu semakin sepi saja mbuat Dela merinding sendiri membayangkan hal - hal yang menakutkan di kepala nya.

Tin tin

Tiba - tiba terdengar suara klaskon mobil yang mendekat, tapi itu jelas bukan taksi online yang dia pesan karena dia tahu persis mobil siapa itu. Mobil itu berhenti tepat di depan Dela saat ini dan perlahan kaca mobil nya terbuka.

" Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Orang yang ada di dalam mobil itu tampak bertanya pada Dela seraya membuka kaca mobil nya.

" Bukan urusan bapak" jawab Dela ketus.

" Cih, apa kau tidak takut? Di sini sudah sangat sepi dan hari sudah mulai gelap, akan ada banyak hantu dan penjahat yang berkeliaran. Mereka paling suka dengan wanita seperti mu" orang itu yang tak lain adalah Dimas, berusaha untuk menakut - nakuti Dela.

" Ba bapak jangan menakutiku ya!" Dela masih bersikap ketus seraya melihat ke sekeliling nya yang terlihat semakin menyeramkan saja sehingga Dela mulai ketakutan.

" Aku hanya berkata yang sesungguh nya, kalau kamu tidak percaya ya sudah" Dimas mengangkat bahu nya acuh. " Tadi nya aku ingin memberimu tumpangan untuk pulang, tapi seperti nya kamu tidak membutuh kan nya" Dimas pun dengan pelan menutup kembali kaca mobil nya.

" Tunggu - tunggu, aku ikut bapak! Aku butuh tumpangan saat ini karena taksi online yang aku pesan tidak datang juga" Dela mendekati mobil Dimas dengan tergesa - gesa.

" Naiklah!" Ucap Dimas dengan wajah yang acuh namun sudut bibir nya tertarik ke atas tanpa sepengetahuan Dela.

Dela pun akhir nya terpaksa naik ke dalam mobil Dimas karena merasa takut kalau harus menunggu lebih lama lagi di sana, Dela juga langsung membatalkan taksi online yang dia pesan karena tak kunjung datang.

Dimas pun langsung menjalankan mobil nya dengan kecepatan sedang, tak ada obrolan di antara mereka sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka.

Dimas mengantar Dela terlebih dahulu sebelum dia pergi ke mansion Balendra, beruntung rumah Dela searah dengan jalan menuju mansion sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk Dimas segera sampai di mansion keluarga Balendra.

Hari ini Fika mengadakan acara makan malam untuk merayakan kedatangan Dimas ke Jakarta, walau pun memang sudah telat karena Dimas sudah beberapa Minggu berada di Jakarta. Tapi Fika pikir mereka juga harus ada waktu untuk berkumpul bersama, apa lagi Fika berencana agar Nara bisa bertemu dengan Aydan dan membiasakan diri nya agar tidak ketakutan lagi saat mereka bertemu.

" Assalamualaikum" salam Dimas saat memasuki pintu utama mansion, Dimas terlihat menelisik keadaan mansion yang sudah lama tidak dia kunjungi masih dalam keadaan yang sama sejak terakhir dia mendatangi nya.

" Walaikum sallam" terdengar jawaban dari semua orang yang ada di dalam.

" Kamu sudah besar dan sangat tampan" Fika menghampiri Dimas dan memeluk nya. " Ternyata sudah lama kita tidak bertemu" tambah Fika lagi di sela pelukan nya.

" Sudah hentikan! Jangan terlalu lama" seperti biasa nya Nanda yang super posesif langsung menarik tangan Fika agar menjauh dari adik sepupu nya itu.

" Ish, kakak ternyata masih belum berubah" Dimas memutar bola mata nya malas.

" Apa kamu masih mengingatku hem?" Yuki tampak tersenyum menatap pria yang saat kecil selalu menempel pada nya itu.

" Tidak mungkin aku melupakan kakak, aku selau mengingat mu dan merindukan mu" Dimas pun langsung memeluk Yuki dengan senyum mengembang di bibir nya.

" Ish, kau ini sudah tumbuh semakin besar ya! Aku ingat dulu kamu selalu ingin aku gendong, tapi sekarang seperti nya kamu juga bisa menggendongku" Yuki terkekeh saat mengatakan nya seraya melepas pelukan mereka karena sejak tadi Adzriel yang ada di samping nya sudah menarik tangan nya.

" Cih, dasar bocah! Dari dulu sampai sekarang, kau tetap menyebalkan" Adzriel mendengus kesal.

" Ish, kak Yuki apa kamu tidak berniat meninggalkan nya dan menikah dengan ku? Aku sekarang bahkan lebih tampan dan gagah dari nya" Dimas berkata dengan nada mengejek nya.

" Seperti nya kamu benar, biar aku fikirkan!" Yuki kembali terkekeh.

" Jangan coba - coba!" Adzriel menatap tajam Yuki seraya mendengus kesal membuat semua nya tertawa.

" Apa kamu masih mengingatku?" Sekarang giliran Alice yang memeluk Dimas dan itu juga tak berlangsung lama karena Jay juga menarik tangan nya.

" Sudahlah, lebih baik kamu menyapa anak - anak itu! Mereka pasti sudah merindukan mu" Jay menyuruh Dimas untuk masuk ke ruang keluarga di mana di sana Aydan, Angga, Rifki dan Alea sedang bermain game kesukaan mereka.

Dimas pun menganggukan kepala nya dan langsung menemui anak - anak yang sejak dulu selalu mengajak nya bermain.

" Halo keponakan - keponakan tersayang ku, apa kalian merindukan ku?" Dimas langsung merentangkan ke dua tangan nya saat memasuki ruang keluarga di mana 4 orang di sana sedang sibuk dengan permainan mereka.

" Om Dimas!" Semua nya langsung berucap bersamaan seraya langsung menghampiri Dimas saat mendengar suara yang sudah lama tidak mereka dengar.

" Aku merindukan mu" Rifki yang pertama masuk ke dalam dekapan Dimas dan di susul yang lain nya sehingga kini mereka berempat saling berpelukan. Hanya Alea yang belum ikutan karena takut terhimpit oleh tubuh tinggi besar mereka.

" Kalian semua sudah besar ya, pantas saja sekarang kalian sudah sibuk dengan urusan cinta" Dimas terkekeh saat mereka sudah mengurai pelukan di antara mereka.

" Kalian minggir! Aku juga ingin berpelukan dengan om Dimas!" Alea langsung menerobos di antara tiga pria yang selalu bersama nya dan menghambur masuk ke dalam pelukan Dimas.

" Ini siapa, ada gadis cantik yang mau memelukku ternyata" Dimas mengulum senyum nya seraya membalas pelukan Alea.

" Ish, apa om melupakan ku?" Alea memberengut kesal setelah dia melepaskan pelukan nya.

"Memang kamu siapa ha, seingatku tidak ada gadis secantik mu di antara mereka. Yang ku ingat hanya gadis kecil yang suka bertengkar dengan Rifki dan menangis setelah Rifki berhasil membalas nya" Dimas masih mengulum senyum nya.

" Cih, om ini bisa saja" Alea terkikik geli diikuti tawa semua nya.

Dimas pun mengobrol bersama dengan Aydan dan yang lain nya membahas banyak hal sementara para tetua sedang sibuk dengan urusan masing - masing, sampai mereka mendengar suara salam dari seseorang yang menghampiri mereka. Dan mereka tahu persis suara siapa itu. Semua nya tampak menatap tak percaya pada apa yang mereka sekarang sedang lihat terutama Aydan.

Siapa ya?

Jangan lupa like, vote dan komen. Jangan lupa juga klik tanda hati untuk menambahkan ke favorit kalian dan berikan hadiah yang buanyak untuk karya ini. Terima kasih 🙏🙏