Mencari Kasih Sayang

Jleb...

Bagai tertusuk duri menancap ke ulu hati.Hari yang patah hati atas keputusan gadis remaja itu.tapi dia,malah ikut ikutan sakit, akan kata kata yang di ucapkan pria itu. Ngena banget di hati gitu. Dia sangat tahu,bagaimana dirinya yang merasa tak di anggap keberadaannya.makin deras lah tangisnya tak bisa lagi dibendung.dia ngerasa tertekan dengan keadaannya saat ini.

di satu sisi ia ingin segera lari dari ketidak berdaya an nya,tapi ko semakin rumit cobaannya.apa kata orang,lalu bagai mana reaksi ibunya yang  sudah mengatur pernikahan dia yang akan di susul oleh wati yang sama sama ingin segera di nikahkan juga.dan bagaimana dengan perasaan pria itu.dia ngerasa  banyak pihak yang terluka bila ia mengakhiri hubungannya.

Ya elah Resa. Resa kamu ko,naif banget.pikirin kebahagiaan kamu dulu baru orang lain dah..kamu boleh perasa.apa apa di masukin ke hati. Tapi ya nggak seb*g* itu juga kali.itu cuma siasatnya agar kamu prihatin dan kasian sama dia aja.Masa harus mengesampingkan ego kamu demi kebahagiaan orang lain.tolong ya di buka lebar lebar mata kamu.di luaran sana masih banyak pemuda yang mau sama kamu.

Lah gadis itu,malah terisak makin kencang dah. Lemah banget ..baru gitu aja, udah luluh dia. Sama kata kata mautnya Hari.hadeeeuuh....ini parah , parah bettt..

pemandangan itu tak lekat dari mata sang ibu yang mengusik ketenangannya juga.

Mungkin pikirannya gini ya

"Tuh anak kenapa ia,dari tadi siang banyak ngelamun  sambil nangis nangis gak jelas. Di ajak bicara. Bilangnya gak papa. Aneh banget. Gak mungkin kan kalau gak ada apa-apa mewek melulu"

Kalau dia masih punya ibu kandung lah pasti udah lari dia nangis kejer di pelukan ibunya.mengeluarkan semua unek-unek yang menumpuk. Yang terasa sesak banget di dada. Tapi ya dikarenakan di situ cuman ada ibu sambungnya yang sikapnya datar datar aja. Di tambah ayahnya yang jarang ada dirumah, karena sibuk mencari nafkah untuk keluarga.ya jadi dia gak ada tempat untuk pelarian.tak ada pundak ayahnya untuk dia bersandar.

Jadilah dia luluh lagi sama kata kata si duda yang udah mencurahkan banyak perhatian dan kasih sayang yang selama ini ingin dia rasakan.si hari ke enakan banget ya menang banyak dia.sadar si Resa itu ya emang masih polos banget.baru di rayu sama kata kata mutiara aja dia udah luluh hatinya...

Seulas senyum menyapa pagi.sehangat mentari menyinari bumi.perjuangan yang tak mudah, untuk menjadikan semuanya indah,ada banyak resah yang harus di ubah menjadi tabah,ada banyak lelah yang tak boleh kalah dengan kata menyerah.tetap melangkah dan janga menyerah.lelahmu menjadi ibadah jika di niatkan lillah.semoga allah istiqomah kan keteguhan ikhtiar dalam menjemput ridho-Nya.

Di kamar yang sama dengan situasi yang beda,dalam rumah sederhana milik keluarga nurdin dengan nuansa biru pink.Dua insan sedang bergelut dengan kegiatannya di pagi hari.sang kakak sudah rapi dengan pakaian gamis berwarna biru yang dikenakan dengan hijab yang senada.dia berdiri di depan jendela yang masih terbuka.

Menghirup udara segar dan semilir angin yang menerpa di pagi hari.saat membuka mata,pandangannya teralihkan pada sang adik yang masih sibuk di depan cermin sambil menimang nimang baju yang pas untuk dikenakan.merasa tak cocok ia lempar ke atas kasur dan mengambil beberapa baju lain

dari dalam lemarinya.

"Ish...mana sih,baju yang cocok untuk aku pakai hari ini! Masa iya,mau ngangkat ngangkat barang pake gamis,rempong bener dahhhh.. " Keluh Tina dengan raut muka tak bersahabat. Resa yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala Melihat tingkah sang adik.

"Baju kamu emang kebanyakannya gamis Tin. Terus kamu mau cari yang gimana lagi? " Tanya Resa saat adiknya masih memilih salah satu gamis yang ia tempelkan di badannya. Kemudian di Lemparkannya lagi ke atas kasur.

Tina bergeming. Seakan akan otak nya tiba tiba ngeblank gitu aja "Lah emang iya sih. Tapi hari ini tuh,mau datang barang teh. Agak rempong gitu.kalau aku pakai rok,gak bisa singset kerjanya" Jelas Tina yang masih berjongkok di depan lemari,tangannya masih sibuk memilih baju yang akan ia kenakan

"Terus.kamu mau pake apa? jeans gitu! "

"Ahaa.. Ide yang bagus.sippp dah.. Teh Resa emang the Beast.kayanya,aku punya deh,celana jeans yang di belikan teh rima itu loh. Belum pernah aku pakai" Ucap Tina  senang sambil mencari deretan baju yang tersusun hingga barisan terbawah. Dan Happ.. Dia menemukan barang yang dicarinya dengan mata berbinar

"Eh.. Eh... Man boleh! Kamu ingat kan.kata Wa Asep saat pengajian.gak boleh wanita menyerupai pakaian laki-laki, sebagaimana dalam hadist diriwayatkan.Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita, begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki.(HR. Ahmad no. 3151, 5: 243, sahih sesuai syarat Bukhari)."

"Akhhhh... " Kaget Tina dengan raut tercengang, menatap pada sang kakak

"Ceramah lagi! aku luruskan nih ya.aku tuh memakai nih celana jeans di padu padankan sama tunik yah. Jadi ralat kata katanya. Aku gak melanggar aturan berpakaian menyerupai laki-laki.jadi sah sah aja dong, kakaku yang paling cannnnntik,jika di liat dari lubang sedotan.hehehe.....vis..." Ucap Tina dengan senyum mengejek sambil mengacungkan dua jarinya

"Aish... Kamu ini yah. Bisa wae jawabnya" Kesal Resa sambil mengangkat tangannya untuk menyentil kening adiknya, namun tak berhasil karena tina berhasil menghindar

"Ups.. Gak kena. Wleek... " Ejek Tina yang berjoget kegirangan.namun di tengah kegiatan adu argumen mereka.terdengar kegaduhan di luar rumah.Resa dan tina saling pandang. Yang satu mengangkat alis dan yang satunya lagi mengangkat bahu.keduanya saling mendekat dan keluar dari dalam kamar.mencari asal suara tersebut.mereka mencuri dengar dari balik tembok saat sorot matanya menangkap pada tiga sosok yang sedang bersitegang di Halaman.

"masuk sana.Nyesel nenek,manjain kamu.kalau tingkahmu kaya gini.malu malin keluarga aja" Bentak Nenek Nur pada cucunya yang terlihat menunduk sambil menenteng sebuah tas di tangannya

"Udah mak.. Udah.jangan teriak teriak. Nanti kedengaran tetangga." Lerai Komala lalu meraih tangan anaknya dan berjalan menuju ke dalam rumah nenek nur berada.

"Bela aja terussss. Ya gitu jadinya anak kamu. Gak ada takut takutnya sama orang tua.dari sejak kapan dia jadi betah ke tempat bapaknya,Heran emak.dia bela belain lawan neneknya cuman gara gara mau nemuin tu anak laki palingan.di bilangin tahan dulu.jangan sering di samperin.tunggu di halalkan dulu baru dah,mau ikut pergi sama tu anak  ya ngikut sana,kalau udah resmi jadi suami"

Kesal Nenek Nur setelah masuk ke dalam rumahnya.