Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.
Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.
Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.
Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan tak terkendali
Wen Hua yang sejak tadi menjaga Ho Chen dan lainnya, tiba-tiba diserang dari berbagai arah. Musuh yang menyerang sangatlah banyak, namun tetap bukanlah tandingan Wen Hua dan 4 jagoan lainnya.
“Anak itu ada di dalam! Ayo segera bunuh anak itu!" seru salah seorang dari mereka.
Wen Hua dan ke empat jagoan lainnya menghadang mereka, "Jangan kalian pikir bisa membunuhnya selama ada kami disini," Wen Hua segera maju menyerang, Wen Hua adalah jagoan Tingkat Alam Puncak 2.
Ketika mereka menyerang, terlihat 2 jagoan musuh Tingkat Alam puncak 1 mendekat. Mereka segera disibukkan oleh 2 jagoan tersebut.
Mereka semakin sengit dalam pertarungan, 1 jagoan aliran hitam melawan 3 jagoan aliran putih, sedang satu lagi melawan Wen Hua yang di bantu rekannya yang berada di Tingkat Alam puncak 1. Area pertempuran jadi hancur akibat pertempuran Meraka.
“Gawat..! Mereka mulai menerobos masuk," Seru salah satu jagoan ketika melihat musuh berhasil masuk. Karena perhatiannya terpecah, jagoan tersebut lengah dan terkena tebasan dibagian dadanya.
Sraaaaakk!!!
"Arghh..!" Satu tebasan berhasil mengenai dadanya. Terlihat darah keluar cukup deras dari dadanya. Musuh berniat menebas sekali lagi, namun jagoan lain segera menangkis pedang tersebut.
Trannnk!!
Suara pedang berbenturan. Jagoan musuh segera mundur tiga langkah.
“Apa kamu baik-baik saja saudaraku?" salah seorang terlihat khawatir melihat kondisi temannya yang terluka, "Aku baik baik saja!" Jawab jagoan yang terluka.
Temannya segera bangkit dan membantu teman satunya yang masih bertarung. Jagoan yang terluka kembali melihat ke arah orang orang yang mendekati anak-anak tersebut.
"Selama Aku belum mati, jadi jangan harap kalian bisa mencapai tujuan kalian," dengan energi yang tersisa jagoan itu bangkit dan segera bergerak menuju ke arah Ho Chen berada.
“Lepaskan panah..!" seru salah satu orang, dan seketika ratusan anak panah melesat menuju Ho Chen. Ho Chen dari tadi sudah siap dengan serangan yang akan datang. dia melihat ratusan panah terbang ke arahnya.
Namun tiba-tiba seseorang muncul di hadapannya, dengan darah mengalir dari jubahnya, dengan sisa tenaganya, dia melepas energi untuk menangkis ratusan panah yang datang.
“Tehnik Logam - Dinding Baja," seketika energi di tangannya berubah hitam dan mengeras, dalam satu tarikan nafas benda hitam itu melebar membentuk dinding yang lebar.
Trinnk! Trinnk!Trinnk!
Terdengar benturan panah menabrak dinding tersebut. Ratusan panah tergeletak semuanya, tidak satupun yang terluka. Namun dinding tersebut menghilang karena sang pengguna kehabisan energi.
Jagoan tersebut roboh karena terlalu banyak mengeluarkan darah dan energinya juga habis.
“Senior-senior! Bertahanlah!" seru Ho Chen dan mengeluarkan sebutir pil untuk menghentikan pendarahannya. Muka jagoan tersebut yang pucat kini berangsur-angsur pulih, pendarahannya berhenti, namun energi belum pulih.
Ho Chen tidak menyadari seseorang sudah melepaskan anak panah kearahnya. “Bahaya awas...!" Wen Hua berteriak ketika menyadari satu panah melesat denga cepat. Ho Chen kaget saat melihat panah tersebut, namun tidak sempat menghindar.
“Awas Adik Chen...!" ketika anak panah hampir sampai didahi Ho Chen. Jie Rui segera medorong Ho Chen.
“Arghh!" Bahu Jie Rui tertembus anak panah dan tergeletak. Jie Rui mengerang kesakitan. Karena energinya hanya sedikit, Jie Rui tidak mampu menahan sakitnya dan tidak sadarkan diri.
“Senior Rui...!" Liu Wei berteriak histeris
“Kakak Rui....!" Ho Chen segera merangkul kepala Jie Rui yang tidak sadarkan diri.
Ho Chen diam tidak bersuara, dia memandang dua orang yang tergeletak tidak sadarkan diri. Ho Chen meletakkan kepala Jiu Rui dan memegang anak panah yang menancap di pundaknya.
Kedua jagoan musuh tersenyum sinis melihat kejadian itu. Sedangkan Wen Hua dan 3 jagoan lainnya merasa bersalah karena tidak mampu melindungi mereka.
“Ini salahku! Semuanya terjadi karena diriku," Ho Chen duduk bersimpuh, tangannya menggenggam anak panah yang masih menancap dipundak Jiu Rui.
“Andai aku tidak kesini! Andai aku lebih kuat! Semua ini tidak akan terjadi," Ho Chen berandai andai, dengan Darah Jie Rui yang ada di tangan.
Ho Chen kembali mengingat akan kematian kedua orang tuanya. Perasaan yang sudah lama dia lupakan kini kembali mengisi ingatannya. Perasaan sakit di hati kembali tergores. Perlahan-lahan air mata kembali jatuh.
Tanpa Ho Chen sadari, kesedihan dan rasa bersalahnya telah kembali membangkitkan energi yang tersimpan di dalam alam sadarnya. Tubuh Ho Chen sedikit demi sedikit mengeluarkan cahaya, mukanya tertunduk dan matanya terpejam.
Para anggota sekte aliran hitam segera memanah kembali ke arah Ho Chen. Begitu ratusan panah sudah dilepas terdengar suara Shilin yang menggema.
“Semua sakte Aliansi segera mundur!"
Kedua jagoan mereka mundur beberapa langkah, sedangkan Wen Hua juga mundur. Mereka segera menuju ke Ho Chen, karena melihat ratusan panah yang mengarah padanya.
Kedua jagoan musuh pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, mereka juga segera menuju ke belakang anak panah yang masih melesat dan mendorong dengan energinya agar Wen Hua tidak sampai ke tempat Ho Chen tepat waktu.
“Sialan kau!" Wen Hua mengutuk keras atas kelakuan jagoan musuhnya tersebut. Ketika Wen Hua Dan yang lainya bergerak mereka langsung menghentikan langkah, mereka berkeringat dingin ketika merasakan energi yang mencekam keluar dari tubuh Ho Chen.
Langit tiba-tiba berubah jadi gelap, petir menyambar keberbagai arah, Ho Chen mulai bangkit ketika auranya semakin membesar tiba tiba bumi ikut bergetar.
“AAaaaargh...!!!
Ho Chen masih terpejam ketika anak panah yang mengarah kepadanya melesat dengan sangat cepat. Ho Chen mendongak ke atas dan berteriak. Seketika itu juga anak panah yang melesat terhenti.
Ho Chen membuka matanya yang sudah bercahaya putih dan sangat terang. Ho Chen melihat ke arah anggota aliran hitam yang mematung. Dengan satu telapak tangan di arahkan ke depan. Tiba-tiba keluar energi angin besar membentuk pusaran melesat dengan kecepatan tinggi. Seketika itu juga separuh dari bangunan itu hancur, tanah beterbangan mengikuti arah angin yang melaju ke depan.
Kedua jagoan sekte aliran hitam kaget melihat angin tersebut, mereka terlambat untuk menghindar maupun bertahan. Dalam sekejap pusaran angin tersebut menggulung mereka semua.
Hanya dalam satu tarikan nafas mereka semua tewas, kecuali ke 2 jagoan itu, mereka mengalami luka dalam yang sangat serius.
Ho Chen yang dikendalikan oleh kekuatannya sendiri tidak sadar akan apa yang ia lakukan. Semakin lama semakin membesar kekuatannya.
Qiao Ho, Kang Jian,dan yang lainnya tiba di tempat Ho Chen berada, mereka terkejut melihat kondisi bangunan yang separuh sudah hancur, tanahnya berlubang lurus seperti digali oleh 300 orang. Mereka melihat banyak Mayat yang tergeletak, dan ada dua jagoan yang masih hidup.
Mereka segera menoleh ke Ho Chen, begitu merasakan energinya, Qiao Ho segera menghampiri dan melindungi Qiao Lin, Liu Yin juga dengan cepat menarik Liu Wei.
“Apa yang terjadi dengannya sauadari Hua?" tanya Qiao Ho
“Saya juga tidak tau persis apa yang terjadi, namun ada kemungkinan ini ada hubungannya dengan mereka berdua," Wen Hua menunjuk Jiu Rui dan satu jagoan yang tidak sadarkan diri.