Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana konser amal
.
.
.
Anak anak jalanan yang si kembar tolong kini sudah mulai bersekolah. walaupun bukan sekolah elit tapi mereka sangat bersyukur. Dengan penuh semangat mereka bertekad tidak akan menyia nyiakan bantuan yang mereka terima. tentang uang saku, semua diurus dan dipercayakan kepada bik Isah.
Begitu juga dengan si kembar, mereka begitu bersemangat karena Minggu depan akan mengadakan konser amal, tiket masuk telah terjual dengan sangat banyak. sungguh diluar ekspektasi mereka. Darmendra sudah berbincang dengan kepala sekolah dan juga para guru, mereka sangat mendukung usulan dari si kembar. harga tiket seratus ribu rupiah saja. sekarang telah terjual seribu lebih tiket.
Para guru yakin persembahan kali ini akan membuat si kembar semakin terkenal. Tapi sangat disayangkan si kembar tidak mau ketenaran itu. Niatnya hanya ingin membantu orang yang tidak mampu, benar benar berhati mulia. Tapi jangan coba coba untuk mengusik mereka, maka sifat iblis nya akan keluar.
"Oma dengar kalian mau mengadakan konser amal, apa benar?" Vera.
"Benar Oma, kita mau membantu orang orang yang tidak mampu," Roy.
"Bagus lah kalau begitu, nanti Opa juga mau menonton persembahan kalian." Jordan.
"Kita berangkat dulu Oma, Opa." si kembar mencium tangan kedua kakek dan neneknya.
"Dah,, hati hati ya!" Vera.
Si kembar pun berangkat ke sekolah diantar Mommy dan Daddy-nya.
"Berangkat dulu Ma, Pa." Diva melakukan hal yang sama dengan si kembar, begitu juga Darmendra.
Kemudian mereka pun berangkat dengan satu mobil saja. sudah seperti keluarga kecil yang bahagia. Kini mereka sudah sampai ke sekolah si kembar. si kembar keluar dari mobil, dan tidak lupa mereka mencium tangan kedua orang tuanya.
"Yang rajin belajar ya," pesan Diva pada si kembar, mereka pun mengangguk serentak. baru kemudian mereka masuk ke sekolah mereka. Darmendra mengantar Diva terlebih dahulu, baru kemudian ia berangkat ke kantornya.
Di sekolah, si kembar menjadi perbincangan para murid murid, mereka begitu heboh dengan si kembar yang akan mengadakan konser amal. Si kembar yang berwajah tampan dan juga imut, tentu saja menjadi idola mereka. di tambah bulu mata lentik dan alis tebal menjadikan si kembar terlihat semakin tampan.
"Mengapa si kembar begitu sangat tampan ya," Kata anak perempuan yang satu kelas dengan mereka, usianya jauh diatas si kembar.
"Kau lihat saja, orang tuanya sangat tampan dan cantik jadi wajarlah si kembar seperti itu." ucap anak perempuan yang lain.
"Aku jadi tidak sabar ingin menonton pertunjukan mereka dikonser amal nantinya."
"Iya aku juga, tapi harga tiketnya seratus ribu pertiket."
"Itu untuk orang dewasa, untuk anak anak seperti kita tidak dipungut bayaran."
"Benar, karena nanti hasil dari penjualan tiket itu akan disumbangkan."
"Baik banget sih si kembar."
Begitulah pembicaraan mereka didalam kelas, tapi si kembar cuek cuek saja apapun yang mereka katakan si kembar tidak peduli. tak berapa lama bel sekolah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran akan segera di mulai.
"Satu jam kemudian pelajaran pertama pun berakhir, para murid pun beristirahat. murid murid berhamburan keluar dari kelas menuju kantin sekolah. hanya si kembar yang terlihat tenang, mereka hanya berdiam didalam kelas. mereka sudah dibekali makanan jadi mereka tidak perlu kekantin. Uang jajan mereka pun terkadang hanya disimpan, tapi kalau bertemu pengemis atau anak gelandangan si kembar memberikan uang jajan mereka untuk orang tersebut.
si kembar makan bekal mereka didalam kelas, tiba tiba saja masuk beberapa anak lelaki berumur sekitar 12 tahun.
"Jaman gini masih bawa bekal." ejek anak itu.
Si kembar tidak menggubris ejekan mereka. tetap saja mereka makan makanan yang mereka bawa. Anak yang mengejek si kembar pun merasa jengkel karena tidak di gubris.
"Heh, saya lagi ngomong, kalian tuli ya?" teriak anak itu, tetap saja si kembar tidak menggubrisnya. seolah olah mereka benar benar tuli. Si kembar bangkit dari duduknya hendak pergi dari tempat itu, tapi mereka dihadang oleh anak itu bersama teman-temannya.
"Bisa gak sih jangan ganggu kami?" Ram.
"Tidak bisa, kecuali kalian bisa mengalahkan kami." ucap anak itu dengan sombongnya.
"Hanya anak mami hendak melawan kami." Rakha.
"Apa maksudmu?" anak itu semakin tersulut emosi.
"Pikirkan perusahaan ayahmu kalau berani berurusan dengan kami." Roy.
"Huh, jangan mentang mentang kalian banyak fans, kalian jadi sombong." ucap anak yang lain, ya mereka iri dengan si kembar yang menjadi idola banyak orang. kemudian anak itu meninjau Ram, dengan gesit Ram menangkap tangan anak itu lalu memelintirnya.
"Akh, akh, aduh aduh sakit, sakit lepasin." anak itu merintih kesakitan. Ram melepaskan anak itu dengan sedikit mendorong, anak itu jatuh kelantai.
Si kembar sudah tidak mood lagi untuk melanjutkan pelajarannya, mereka pun mengambil tas ransel masing-masing dan berlalu dari tempat itu, anak anak tadi masih melongo melihat temannya kena plintir tangannya.
Si kembar tiba ditaman sekolah, taman yang cukup sepi karena murid murid sedang belajar.
"Sekarang aku mengerti, mengapa Mommy menyuruh kita belajar ilmu bela diri," ucap Ram.
"Dasar lemot, mengapa baru mengerti sekarang? dulu dulu kemana saja?" Ray.
Ram hanya nyengir kuda, bila sudah saudaranya yang tertua sudah berbicara yang lain pasti tidak bisa berkutik. entah mengapa mereka begitu segan dengan Ray, mungkin karena Ray orangnya pendiam.
"Terus kita mau kemana nih, aku sudah tidak ada mood untuk melanjutkan pelajaran." Ren.
"Sama gara gara cecunguk cecunguk itu buat aku jadi malas." Roy.
"Kenapa sih kita tidak masuk universitas saja, kita bisa langsung kuliah. pelajaran seperti sekolah SD sangat membosankan." Raffa.
"Itu maunya Mommy, kita harus belajar dari dasar dulu, baru nanti ada tingkatan nya. ibarat membangun rumah, tidak mungkin kan langsung memasang atap tanpa pondasi terlebih dahulu." Rasya.
"Tumben kamu pintar," Ray.
"Aku dari lahir sudah pintar." Rasya.
"Cih, narsis." Ray.
Mereka jadi berdebat yang tidak penting. begitulah mereka, tapi mereka saling sayang menyayangi antara satu sama lain.
"Apa yang akan kita lakukan pada bocah itu?" tanya Raffa.
"Tidak perlu diapa apain, mereka cuma iri dengan kita, karena kita anak anak jenius." Roy.
"Kata dokter teman Daddy itu, IQ kita 260. itu sudah termasuk IQ tertinggi, berarti kejeniusan kita melebihi orang dewasa." Ram.
"Kita harusnya bangga mempunyai Dady dan Mommy yang juga jenius." Rakha.
"Tapi mengapa Daddy sama Mommy tidak juga menikah?" Ram.
"Itu masalah orang dewasa, walaupun kita anak jenius, tapi kita tetap anak anak yang tidak boleh mencampuri urusan orang dewasa." Ren.
""Ah sudahlah, lebih baik kita pulang saja," Ram.
"Sebaiknya kita tunggu Daddy, katanya Daddy akan menjemput kita." Rasya.
.
.
.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇
wellcome😘😘
tapi gakpapa sih
aku se7 tunggu mereka dewasa barulah diberitahu