NovelToon NovelToon
Harapan Dan Cinta

Harapan Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Pernikahan Kilat / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ray firmansyah

Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.

pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya

yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 19

"Sudah Sayang! jangan mulai muter-muter,maaf Bun! kalau aku lancang,apa bener! kalau Naira sudah ada yang menginginkannya sebelum Arfi datang..."

"Bener Wi! jadi begini ceritanya...

FLASHBACK ON

"Assalamualaikum Nai! Bunda ada di Rumah?" ucap Rian.

"Waalaikumsalam ada Mas,silahkan masuk." sahut Naira.

Naira pun mengajak teman lamanya untuk masuk dan mempersilahkan duduk,Naira pun duduk di sebelah Bunda Dina.

"Mas Rian tau Rumahku darimana?" tanya Naira.

"Oh itu! dari teman Sekolah kita dulu." jawab Rian.

"Jadi maksud Nak Rian! datang kesini untuk apa yah?" tanya Bunda Dina.

"Jadi begini Bun! jika di perkenankan,aku ingin melamar Naira Putri nya Bunda." jawab Rian.

"Oh begitu! kalau Bunda sih terserah Naira,gimana Nai?" ucap Bunda Dina seraya bertanya.

"Huft..maaf Mas,aku butuh waktu untuk menjawabnya." jawab Naira seraya menghembuskan nafas pelan.

"Baiklah Nai! aku akan memberikan kamu waktu." ucap Rian.

FLASHBACK OFF

"Jadi begitu ceritanya." pungkas Naira.

"Kamu kan belum mengiyakan itu! Ck.tapi kenapa Arfi harus mundur begitu." ucap Zahra sambil kesal.

"Sayang! ya iya lah Arfi mundur dan sekarang Arfi pasti merasa bersalah,karena meminang seseorang di atas Pinangannya Saudara sesama Muslim,kecuali Naira menolaknya,itu berbeda lagi ceritanya." sahut Afwi.

"Bener apa yang di ucapkan sama Nak Afwi,ya di sini Bunda lah yang bersalah,karena nggak menceritakan tentang hal ini ke Arfi,saat dia sering berada di sini." ucap Bunda Dina seraya menunduk.

"Sudah Bun! menurut Afwi ini hanya kesalahpahaman saja dan sekarang semua keputusannya ada di Naira." sahut Afwi.

"Bener tuh Bun,Nai! kamu harus bisa tegas memutuskan dalam hal ini,kamu kan juga tau,kalau selama aku belum bener-bener menerima Mas Afwi,ada beberapa Cowok yang datang padaku." ucap Zahra membuat Afwi menatap tajam ke Zahra Istrinya.

"Hehe maaf yah Mas! Ara baru cerita sekarang." lanjut Zahra sambil tertawa,Afwi hanya tersenyum smirk.

"Ck.Mas tersenyum begitu,aduh bahaya nih! kalau sudah sampai di Rumah huft.." batin Zahra.

Mendengar ucapan Zahra Sahabatnya, membuat Naira terdiam dan memikirkan apa yang lebih baik untuk memutuskan semuanya.

"Sudah Nai! kamu jangan terlalu berpikir yang berlebihan,karena kamu baru sembuh,yuk kira pulang saja." ucap Bunda Dina seraya mengajak.

"Bun! biar kami yang antar yah pulangnya." pinta Afwi,Zahra mengangguk.

"Nggak usah Nak! Bunda kan bawa mobil sendiri." tolak Bunda Dina.

Keempat nya pun keluar dari ruangan tersebut,sesampainya di Parkiran mereka pun masuk kedua mobil yang berbeda,kedua mobil tersebut pun berpencar untuk pulang ke Rumah masing-masing.

***

Di Tempat lain

Di perjalanan Arfi melihat seorang Ibu sedang meniduri Anak kecil yang berusia lima tahun di pinggir Masjid,Arfi pun menghampirinya.

"Maaf! Bu Guru kan,sedang apa malam-malam begini berada di sini?" tanya Arfi.

"Kok Mas tahu,kalau aku seorang Guru?" tanya balik seseorang tersebut.

"Aku kan Kakak dari Murid Ibu yang dulu,jadi Ibu sedang apa berada di sini,bawa-bawa tas besar lagi?" jawab Arfi seraya bertanya.

"Oh begitu! aku sedang mencari Kontrakan yang murah Mas." jawab seorang Guru tersebut.

"Ya udah ikut ke Kontrakan,tempat aku tinggal saja Bu." saran Arfi.

"Jangan macam-macam yah Mas,ngapain aku mau di bawa ke Kontrakan Mas." curiga seorang Guru tersebut.

"Astagfirullah Bu! aku nggak ada maksud begitu,maksudku biar Ibu Guru istirahat di tempat Kontrakanku,karena di sana masih ada yang kosong kamarnya.'' ucap Arfi.

"Astagfirullah maaf yah Mas! karena aku sudah berpikiran yang tidak-tidak sama Mas,oh iya kita belum berkenalan,namaku Laras." sahut Laras seraya memperkenalkan.

"Tidak apa-apa! salam kenal Bu Laras,namaku Arfi." ucap Arfi.

"Jangan panggil Ibu dong,panggil saja aku Laras." pinta Bu Laras.

"Nggak enak Bu! hmm..gimana kalau Mbak Laras saja yah,ya dah yuk naik ke motorku ke Kontrakannya." saran Arfi.

Akhirnya Laras pun naik ke motor Arfi dengan menggendong Anaknya yang sudah tidur terlelap dari tadi,tak lama pun sampai di Kontrakan,Arfi pun mengajak Mbak Laras untuk menemui pemilik Kontrakan tersebut dan langsung menempati kamar yang kosong untuk Mbak Laras dan Putrinya istirahat.

***

Keesokan Pagi

Arfi yang sudah bersiap-siap untuk pergi ke Restoran,tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya,Arfi pun langsung membukanya.

Ceklek

"Fi! ini buat kamu,sebagai ucapan terimakasih,karena semalam sudah menolong Mbak." ucap Mbak Laras sambil menyodorkan rantang berisi makanan.

"Mbak! ngapain sih sampai repot-repot begini." sahut Arfi.

"Nggak repot kok,cuman bikin makanan begini mah." ucap Mbak Laras.

"Ya udah aku terima yah Mbak! oh iya Adek kecil yang Cantik,siapa nih namanya?" sahut Arfi seraya bertanya.

"Namaku Safila Om." jawab Safira.

"Safila." gumam Arfi.

"Maksudnya Safira Om." ucap Mbak Laras.

"Oh Safira! Adek yang Cantik,sudah makan apa belum nih?" tanya Arfi.

"Belum! katanya Mama nanti,setelah antelin makanan ini buat Om." jawab Safira.

"Ya udah! makan bareng sama Om,mau nggak nih Cantik." saran Arfi.

"Mau-mau." antusias Safira.

"Hush..Sayang.." ucap Mbak Laras terpotong.

"Udah Mbak! biarin saja yuk masuk,sekalian sarapan bersama,ayo Cantik ikut Om masuk." ajak Arfi.

Safira Anaknya Mbak Laras loncat-loncat kegirangan,sedangkan Mbak Laras tersenyum,melihat kedekatan Arfi dan Safira putri kecilnya itu.

Setelah selesai dengan sarapan bersama,ketiganya pun keluar dari kamar Arfi,baru juga di luar sudah ada yang menghampiri.

"Eh..Bu Laras! kok bisa ada di sini?" kaget Faqih seraya bertanya.

"Kamu kan Faqih! ya ampun,kok kita bisa bertemu di sini yah." jawab Mbak Laras.

"A Arfi ini kan Aa nya Faqih Bu." ucap Faqih.

"Hah! ya ampun..." shock Mbak Laras terpotong.

"Sudah Mbak! Dek ada apa nih?" potong Arfi seraya bertanya.

"Oh iya! boleh yah Ade kerja Part Time di Resto..." pinta Faqih terpotong.

"Ya udah! nanti Aa sampaikan ke Bos Aa,Mbak! kami berdua pamit yah,soalnya mau kerja Assalamualaikum." potong Arfi seraya berpamitan.

"Ya udah Waalaikumsalam." sahut Mbak Laras sambil melangkah pergi.

"Ck.selalu saja seperti ini,itu kan Restoran punya Aa sendiri." batin Faqih.

Arfi pun mengajak Faqih ke Restoran,setelah Mbak Laras pergi,tak lama pun sampai di Restoran.

Di Restoran

"Fi! aku mau cerita sama kamu,kalau di Restoran tempat kita bekerja dulu,ada dua Perempuan yang selalu nanyain kamu." ucap Nia.

"Hah! siapa...

Bersambung

~ *See You Next* ~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!