NovelToon NovelToon
Possessive Leader

Possessive Leader

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Perjodohan / Cintamanis / Kehidupan di Kantor
Popularitas:20.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Net Profit

📢📢📢WELCOME DI AREA BENGEK NGAKAK GULING-GULING 😂😂😂

Jesi yang sudah terbiasa dengan kehidupan bagai sultan, harus kehilangan semua fasilitas itu karena ayahnya yang ingin membuatnya menjadi mandiri. Dalam sekejap ia menjadi seorang mahasiswi magang, dan dihadapkan dengan team leader yang ganteng tapi sayangnya galak.


"kalo aja lo itu bukan pembimbing magang gue, ogah banget dah gue nurut gini. Ini namanya eksploitasi tenaga karyawan."

"Aku tau, aku itu cantik dan menarik. nggak usah segitunya ngeliatinnya. Ntar Bapak naksir." Jesika Mulia Rahayu.

"Cantik dan menarik emang iya, tapi otaknya nothing. Naksir sama bocah seperti kamu itu impossible." Ramadhan Darmawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku belum siap nikah

"Aku kan udah bilang Jes, liat segala sesuatunya dari berbagai sudut pandang, jangan cuma pake emosi. Percaya deh semua yang terjadi hari ini adalah yang terbaik buat kamu, Jes. Meskipun sekarang kamu nangis, sakit hati, kecewa... Ikhlasin aja. Kadang apa yang kita sesali hari ini akan menjadi rasa syukur di kemudian hari." Alya sampai ikut terbawa suasana, dia jadi ikut menangis.

Melihat teman yang baru dekat semingguan ikut menangis membuat Jesi heran, pasalnya selama ini tak ada satupun temannya yang ikut nangis seperti Alya.

"Kok lo ikut nangis sih, Al? Gue yang diselingkuhin, di khianati sahabat sendiri. Kenapa lo ikutan mewek." Gantian kini Jesi yang menepuk bahu Alya.

"Aku nggak tega, Jes. Liat orang kayak kamu diginiin. Yang sabar yah, yang ikhlas juga. Nanti Tuhan pasti ngasih yang lebih dari kak Zidan."

"Tapi ntar kalo gue nggak dapat yang lebih dari si Zidan Zidun lo harus tanggung jawab yah!"

"Ya nggak bisa gitu, Jes. Aku aja jomblo gimana mau ngejamin jodoh orang. Jodoh sendiri aja kagak tau." Balas Alya.

"Udah sekarang kita balik ke kelas yuk. Udah telat kita nih." Alya sedikit menaikan lengan bajunya guna melihat jam di tangannya. Benar, mereka terlalu lama menangis. Sudah lewat dua puluh menit dari jadwal. Kembali ke kelas pun percuma pasti tak di izinkan mengikuti perkuliahan.

"Kenapa Al?" Tanya Jesi.

"Udah telat kita." Ujar Alya lesu.

"Ya udah pulang aja deh. Gue juga males ke kelas. Pasti anak-anak sekarang lagi ngomongin gue. Males ah gue kalo harus kena mental lagi. Mending pulang, tidur."

"Anterin gue pulang yah, Al. Gue nggak mau sendirian, ati gue masih sakit banget ini sumpah." Jesi memegang dadanya. Rasa marah, kecewa, benci kembali membuncah dan membuatnya kembali menangis.

Alya menghela nafas panjang mendapati Jesi yang lagi-lagi berderai air mata. Sesakit itu ka patah hati? Alya benar-benar bersyukur kakaknya selalu membatasi pergaulannya, apalagi pacaran sama sekali tak ada di daftar hidupnya saat ini. Mungkin ini alasan kakak selalu melarangnya untuk deket sama sembarangan cowok, takut aku jadi kayak Jesi kali yah, pikirnya.

"Cup...cup... Udah atuh lah Jes, jangan nangis terus. Aku jadi bingung ini mesti gimana?" Dilihatnya Jesi yang kini duduk di jalan dengan menekuk kakinya, tangannya bertumpu di atas dengkul dengan kepala yang menunduk.

"Malu juga ih diliatin orang-orang." Alya ikut duduk di samping Jesi dan mengusap-usap kepala temannya.

"Iya udah deh ayo pulang aja. Aku anterin." Alya menarik tangan Jesi supaya beranjak dari duduknya.

Karena kondisi Jesi yang terus menangis, dia tak mungkin naik angkot dengan kondisi itu. Begitu taksi online yang dipesannya tiba, Alya membantu Jesi naik ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan Jesi masih saja menangis meskipun suaranya kian lemah dan nyaris tak terdengar.

"Stop disini pak." Ucap Jesi begitu tiba di depan rumahnya.

"Ini rumah kamu?" Tanya Alya yang hanya dijawab dengan anggukan lemah.

"Ayo masuk!" Ujarnya seraya menarik tangan Alya hingga gadis itu mengikutinya.

"Walaikumsalam!" Ucap lirih Jesi seperti biasa.

"Assalamualaikum, Jes." Ralat Alya.

" Udah kebiasaan, Al." Jawab Jesi.

"Tumben anak ibu salamnya bener." Sari muncul dari sebelah ruang tamu, tangan kanannya memegang remote televisi.

"Jesi sayang kamu kenapa?" Melihat penampilan putrinya membuat Sari segera menghampiri Jesi,

"Wajah kamu kenapa bengkak gini? Mata kamu juga sembab. Kami abis nangis? Bilang sama ibu siapa yang bikin kamu jadi kayak gini?" Sari mengusap dengan lembut wajah putrinya, merapikan rambut panjang Jesi yang berantakan.

Pertanyaan sang ibu membuat Jesi kembali terisak. Sari jadi semakin kalut melihat putri semata wayangnya menangis seperti ini.

"Bilang sama ibu kamu kenapa? Hm?" Diusapnya pipi basah Jesi.

"Dia jahat sama Jesi, bu. Jahat banget...."

"Dia siapa sayang?" Tanya Sari. Kini tatapannya beralih pada Alya yang sedari tadi hanya diam.

"Gara-gara kamu putri saya jadi seperti ini?" Tanyanya.

"Nggak, bukan saya tante." Jawab Alya.

"Bukan dia, bu. Dia Alya temen baru aku. Hanya dia satu-satunya yang mau nerima aku yang cuma remahan kerupuk ini, bu...." Tutur Jesi.

"Alya, tan." Alya mengulurkan tangannya untuk menyalami ibu Jesi dengan sopan.

"Sari. Maaf yah tante udah salah paham tadi." Balas Sari.

"Nggak apa-apa tan. Aku bisa maklumin kok." Timpal Alya.

"Tumben rame, ada tamu yah?" Sapa Burhan yang baru pulang dari kantor.

"Loh ini Jesi kenapa nangis gini?" Lanjutnya mendapati putrinya yang masih sesegukkan karena terlalu lama menangis.

"Nggak tau nih, yah. Ibu juga lagi nanya tapi malah nangisnya nggak berhenti juga." Ujar Sari.

"Ini?" Burhan menunjuk Alya.

"Alya, Om. Temennya Jesi." Burhan mengangguk kemudian menarik Jesi untuk mengikutinya ke sofa.

"Kamu juga silahkan duduk." Ucapnya pada Alya.

Alya duduk di hadapan Jesi yang kini sedang duduk diapit oleh ayah dan ibunya. Mereka begitu kentara sangat menyayangi Jesi, terlihat dari raut wajah khawatir itu. Melihat kedua orang tua temannya begitu perhatian membuat Alya sedikit terenyuh, dirinya tak bisa seperti Jesi. Dia hanya punya kakak dan ibu sekarang.

"Kalo kamu diem terus ayah nggak bisa bantu, Jes. Sebenernya kamu itu kenapa?"

"Apa uang jajannya kurang? Katanya kemaren udah seneng naik angkot kenapa sekarang jadi nangis-nangis gini?" Tanya Burhan dengan penuh pengertian.

"Iya sayang bilang sama ayah... Siapa yang udah bikin kamu kayak gini?" Bujuk Sari, tapi tak juga membuat Jesi buka mulut. Gadis itu hanya menggeleng pelan.

Alya yang mengira Jesi sudah terlalu lelah untuk berbicara pun menjelaskan apa yang terjadi pada Burhan dan Sari.

"Gitu ceritanya Om, tante..." Ucap Alya setelah menceritakan semuanya.

" Sudah ayah duga akan seperti itu jadinya." Ucap Burhan.

"Kamu kira ayah tidak tau kamu pacaran di luar sana? Kamu kira untuk apa ayah mencabut semua fasilitas yang kamu punya? Supaya kamu sadar, Jes."

"Sekarang karena kamu udah langgar kesepakatan kita kamu harus nurut sama ayah. Toh pacar yang kamu sembunyikan dari ayah pun nyatanya cuma baji ngan."

"Sekarang udah jangan nangis lagi, laki-laki seperti dia tidak layak untuk ditangisi. Calon suamimu seribu bahkan sejuta kali lebih baik dari dia." Tutur Burhan panjang lebar.

"Calon suami?" Akhirnya gadis yang sedari tadi hanya menangis ikut angkat bicara.

"Iya calon suami kamu. Ayah sudah bilang dari dulu sekali kamu langgar kesepakatan kita berarti kamu udah siap untuk menuruti semua pilihan ayah."

"Tapi aku belum siap nikah ayah!" Tolak Jesi.

1
Markonah Salim
aku jd ilfeel klo gni ah. gk jd terharu krn kasus nikah. ini hl sakral kok jd mainan. tau sekolah jas jus
destiana
Luar biasa
Khairul Azam
itu nanti si rama di rumah gak makan 🤣🤣🤣
Khairul Azam
didunia nyata mumet, baca novel ini jd menghibur ketawa aja 🤭🤭
Khairul Azam
itu bapaknya jas jus yg mau ditemuin 🤣🤣🤣
irma hidayat
zydan nya juga nyuruh aborsi biarkan dulu nginap diprodeo
irma hidayat
good ayah burhan
irma hidayat
makanya hidup tuh jangan jahat Dina,raya yg dituai psti sesuai perbuatan
Khairul Azam
aku lagi maskeran, baca ini langsungvretak maskerku 🤣🤣🤣
irma hidayat
hamil kayanya jasjus
Khairul Azam
itu emang disengaja jes sama ayah km, 😅😅😅
irma hidayat
ayo Jes upload aja buku nikahnya biar mereka shok
Khairul Azam
udah bener bapaknya membatasi uang jajan anaknya, anaknya dimanfaatin
endang nastusil
Luar biasa
Reni Reni
Kecewa
Reni Reni
Buruk
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
irma hidayat
Shok jasjus saat tau calon suaminya
irma hidayat
bikin hati jadi nano nano puny asisten kaya jasjus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!