Kemalangan adalah hal biasa Riki dapatkan. Namun, kali itu berbeda.
Hanya dalam satu hari, dunianya telah berubah.
Dia baru saja mengetahui jika dia dijebak dan dipermalukan oleh seseorang. Lalu saat dia pulang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa harus meninggal karena bunuh diri.
Saat dia tahu apa yang terjadi, dia melaporkan semuanya pada pihak berwenang tapi lagi-lagi dia hanya pecundang.
Hanya kematian saja yang tersisa baginya, lebih baik mati daripada hidup penuh dengan kesengsaraan.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
Saat dia bangun, kehidupan baru telah menunggunya.
Saatnya pembalasan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Bisnis pertama Riki
“Apa kamu serius dengan semua ucapan mu barusan, nak? Bagaimana kami bisa memercayai mu?“ Tanya pria yang berusia sekitar empat puluh tahunan tersebut.
Leonard Anandra, pemilik tempat makan sederhana tersebut.
Riki tetap tersenyum dengan tenang.
”Saya serius dengan semua ucapan saya, tuan Leonard, karena sayang sekali jika tempat makan yang memiliki peluang besar ini dihancurkan oleh orang yang iri dengki. Jika anda setuju, rencananya saya akan membeli suatu tempat di sekitar apartemen saya. Tidak terlalu jauh dari sini dan tempatnya sangat strategis. Kalian bisa menempati tempat itu dengan biaya sewa yang tidak besar. Saya juga akan memberi modal agar kalian bisa meningkatkan kualitas tempat makan ini. Saya akan memberikan berapapun yang kalian minta.“ ucap Riki, dia agak gugup, karena itu adalah kali pertama dia berbisnis seperti itu. Tentu saja Riki atau Ricky tidak punya pengalaman di bidang itu, sama sekali.
Tapi, jika Satria, Leonard dan putrinya yang melihat, Riki tampak seperti anak orang kaya yang sudah biasa berbisnis.
Kuncinya hanyalah rasa percaya diri.
”Tapi, apakah anda memercayai kami? Dengan kebaikan anda, kami bisa saja menipu anda.“ tanya putri pemilik tempat makan itu, dia belum memperkenalkan dirinya, jadi Riki tidak tahu siapa namanya.
”Ku rasa kita bisa saling memercayai satu sama lain, kalian membutuhkanku dan aku membutuhkan kalian. Tapi kalian harus tahu, jika tidak ada baiknya menipu orang yang jauh lebih berkuasa dari kalian, aku juga bukan orang yang sangat baik hati sampai melepaskan siapapun yang mengkhianati ku.“
Tiba-tiba saja, Riki yang terlihat baik itu menjadi Riki yang terlihat tegas dan cukup menakutkan. Tapi melihat sisi Riki yang seperti itu, membuat Leonard makin yakin dengan keputusannya.
”Kalau begitu, saya akan memercayai tuan muda Riki, saya mohon bantuannya mulai hari ini.“ ucap Leonard.
Putrinya juga terlihat senang dengan keputusan ayahnya tersebut.
Merekapun menandatangani perjanjian dengan Satria sebagai saksinya.
”Saya akan mengirimkan 500 juta sebagai biaya awal, saya pikir pindah dari sini juga butuh banyak biaya, bukan?“
Leonard tidak percaya bahwa Riki benar-benar bisa mengirim uang sebanyak itu, dia makin tidak percaya saat uang itu sungguhan masuk rekeningnya.
Bagaimana bisa tiba-tiba ada anak orang kaya yang mau membantunya? Apakah ini adalah buah dari kebaikan yang selalu dia perbuat?
Ataukah karena dia sering ditipu di masa lalu, jadi sekarang dia mendapatkan kebaikan seperti ini?
”Anda sangat baik, tuan Riki, kami akan memercayai anda dan tidak akan mengkhianati anda.“ ucap putri dari pemilik tempat makan sederhana tersebut.
Riki mengangguk pelan, meski dia tidak sedang tersenyum, Satria bisa melihat jika Riki sedang senang sekarang. Suasana hati Riki terlihat bagus.
”Aku akan menghubungi ayahku nanti, ku harap rencana ku akan berhasil.“ ucap Riki, saat itu dia dan Satria sudah pergi dari tempat makan.
Mereka berdua berjalan bersama di trotoar, rencananya akan pulang dengan naik bus Transjakarta agar mudah dan murah. Memang bisa naik taxi saja, tapi Riki belum pernah mencoba naik bus selama ini. Satria yang berpikir Riki belum pernah naik bus karena dia adalah anak orang kaya pun, akhirnya setuju untuk naik bus.
Padahal Riki tidak pernah naik bus karena dia dulu miskin, jadi sejauh apapun, lebih baik jalan kaki atau naik angkot, atau naik sepeda bututnya.
Ngomong-ngomong, sepeda itu sudah rusak dihancurkan teman-temannya Anton, sebelum Riki meninggal.
Ternyata naik bus tidak buruk juga, tapi juga tidak sebagus itu. Mungkin karena saat itu banyak orang yang baru pulang dari kantor, maka bus menjadi penuh.
Meski weekend, ada saja perusahaan yang tetap meminta karyawannya masuk. Jaman sekarang, memangnya ada perusahaan yang memberikan liburan di saat weekend?
Bahkan tetangga Riki dulu, yang menjadi karyawan di toko serba ada, hanya boleh libur dua hari selama satu bulan. Jika dia berani libur lebih dari itu, maka gaji yang tidak seberapa itu akan dipotong.
Satria hanya geleng-geleng kepala melihat Riki yang terlihat kagum dengan bus yang mereka naiki.
”Ternyata banyak hal yang tidak bisa anak orang kaya lakukan, ya? Kamu pasti juga belum pernah pergi ke sawah.“ tuduh Satria.
Riki pun terkekeh pelan, ”haha, sebenarnya pernah, bang.“
”Kau pernah ke sawah tapi belum pernah naik bus? Itu aneh sekali.“
Riki tersenyum kecil, ”yah, aku punya nenek di pinggiran kota, dia punya sawah dan kebun. Tiap beberapa bulan, sekeluarga pergi ke rumah nenek.“
Itu bukan pengalaman Riki, tapi Ricky.
Nenek, atau ibu dari Edward dan Edwin, sangat menyayangi Ricky.
Karena Ricky itu sangat lucu saat kecil, Ricky juga penurut dan sangat senang membantu neneknya di kebun atau sawah.
Tidak mungkin Riki bisa melupakan ingatan Ricky yang itu, karena ingatan itu adalah salah satu ingatan paling membahagiakan bagi Ricky.
Sebenarnya, Ricky ingin sekali tinggal bersama neneknya saja. Karena di rumah nenek, dia disayang dengan benar, tidak pernah dipukuli, tidak juga dituntut banyak hal.
Dan yang paling penting, tidak ada keluarga Edward.
Namun, jika itu Riki, dia punya banyak pengalaman membantu di sawah atau kebun, demi mencari uang.
Jadwal berkunjung ke rumah nenek itu sebentar lagi, saat liburan sekolah.
Edward selalu pergi kesana, karena dia mengincar semua tanah yang dimiliki ibunya. Itulah kenapa dia selalu menyempatkan diri pergi ke rumah nenek. Dan dia pasti membawa Ricky, jika tidak, nenek akan marah.
Sayangnya, nenek tidak terlalu menyukai Anton dan Andre.
Istri Edward, Sandra, juga tidak menyukai ibu mertuanya.
***
”AWAS!!!“
Riki yang tidak bisa mendengar suara disekitarnya karena sedang mendengarkan lagu lewat airpods pro yang baru saja dia beli dengan harga empat jutaan karena airpods milik Ricky sebelumnya sudah rusak, tidak tahu ada seseorang yang hampir menabraknya.
Baru saja rusak kemarin, di hari Jum'at, sebelum Riki melakukan pertandingan di Boxxing champ. Salah satu teman Anton, Alvin, sengaja menginjaknya karena iseng.
Riki sudah menghajarnya, dan dia mendapatkan hukuman membersihkan toilet.
Riki pikir, Alvin melakukan itu disuruh oleh Anton, tapi ternyata Anton tidak tahu. Saat Anton tahu Riki dihukum, dia menjadi orang yang paling bahagia di dunia.
Karena kejadian menyebalkan itu, Riki senang dia bisa menghajar Andre di pertandingan, meski dia tidak puas sama sekali.
Dan Riki harus membeli airpods pro, dia tidak menyangka harga benda kecil itu mencapai empat juta rupiah.
Itu gila.
BRUK!
Riki melepas salah satu benda yang menyumpal telinganya tersebut, dan dia melihat seorang siswi terjatuh di dekat kakinya.
Riki buru-buru menolong gadis itu.
”Hei, kau baik-baik saja?“ tanya Riki.
Gadis itu mengaduh kesakitan sambil memegangi bokongnya, lalu dia akhirnya mendongak, menatap Riki yang mengulurkan tangannya untuk menolong.
”Eh, kamu?“
Riki yang menyadari siapa yang terjatuh itu pun membelalakkan matanya, ”kamu kan anaknya tuan Leonard? Jadi kamu sekolah disini?“
Gadis itu pun melupakan jika dia baru saja jatuh, dia segera bangkit dan menjabat tangan Riki.
”Benar aku sekolah disini, apa aku sudah mengatakan siapa nama ku? Aku Elizabeth Anandra, panggil aja Liz.“
”LIZ!!“
Wajah cantik Liz segera muram mendengar suara yang bahkan Riki juga mengenalnya dengan baik.
Terlihat badan besar Gidion mendekat, lalu menarik Liz ke belakangnya.
”Kau sekarang berani menggoda gadis yang aku sukai?“
Riki mengernyitkan dahinya, apa dia sedang berada dalam situasi yang orang sebut sebagai 'drama percintaan'?
”Aku bahkan baru kenal gadis ini, dan baru tahu juga kamu suka dia.“
Gidion meraih kerah seragam Riki, ”bacot bangsat! Kau kira aku bodoh? Aku bahkan melihatmu mendekati Hanni kemarin sebelum pertandingan.“
Sepertinya, Gidion punya imajinasi yang tinggi.