Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Elvano menghela nafas panjang saat ia mengetuk pintu kamar Devan.
Tok
Tok
Tok
"Sapa?" tanya Devan yang berada di dalam kamar.
"Ini aku, Elvano" balas Elvano
"Hmm, Masuk," ucap Devan Elvano membuka pintu kamar Devan perlahan-lahan.
Ceklek
Ia masuk kedalam kamar Devan, dan melihat Kakaknya tengah duduk di kursi, memandang keluar jendela dengan tatapan kosong.
"Ada apa?" tanya Devan yang masih melihat jendela luar.
"Kak, ada yang ingin aku bicarakan?" ucap Elvano
Devan mengalihkan pandangannya, dan beralih menatap Elvano. "Tentang apa?" tanya Devan
Elvano menelan ludah, tiba-tiba merasa ragu untuk mengungkapkan maksud kedatangannya. Namun, dia tahu bahwa, dia harus mencari tahu siapa dalang di balik orang yang telah meneror keluarga mereka.
"Apa kamu sudah tahu siapa orang yang menyerang kita saat latihan menembak kemarin?" tanya Elvano
Sebentar Devan menatap mata Elvano. "Belum, El. Kita masih harus mencari tahu siapa pelakunya." ucapnya yang beranjak berdiri dari tempat duduknya.
"Kak, aku merasa ini sangat aneh. Mengapa mereka ingin menyerang kita?" tanya Elvano kebingungan.
"Atau, bisa jadi mereka orang yang sama, yang mengirimkan surat ancaman kepada ayah," lanjutnya yang semakin penasaran tentang siapa orang yang berani-berani menyerang mereka
"Aku juga merasa heran, El. Kita harus waspada, dan mencari tahu siapa pelakunya sebelum hal-hal buruk terjadi lagi." ucap Devan yang berjalan menuju ke arah jendela kamarnya.
"Apa kakak curiga dengan seseorang?" tanya Elvano penasaran.
Sebentar Devan menghela nafas dalam-dalam, dan berbalik berjalan menghampiri Elvano.
"Kamu tenang saja, biar ini menjadi urusan kakak," ucap Devan tersenyum sambil menepuk pelan pipi Elvano.
"Kakak ada rapat hari ini, nanti kita bicara lagi," lanjutnya dan meninggalkan Elvano yang masih bingung memikirkan siapa pelaku penyerangan mereka.
Elvano berbalik, dan melihat punggung kakaknya yang mulai menjauh.
Apa yang sebenarnya Kak Devan sembunyikan dari aku, batin Elvano yang menaruh curiga dengan kakaknya
**********************
Arlo dan Faiz sedang mempersiapkan rapat kerja sama untuk proyek baru mereka.
Proyek tersebut adalah, pembangunan sebuah pusat perbelanjaan megah di tengah kota, yang akan menjadi salah satu yang terbesar di wilayah itu.
Ruang rapat mereka dipenuhi dengan dokumen-dokumen proyek, gambar-gambar konsep, dan rencana anggaran. Mereka dikelilingi oleh tim mereka yang terdiri dari arsitek, insinyur, dan pakar keuangan.
"Selamat pagi semua, hari ini kita akan membahas proyek pembangunan pusat perbelanjaan megah kita,” ucap Arlo memulai rapat siang hari ini.
Seketika para anggota tim proyek yang hadir dalam rapat tersebut mengangguk, dan mulai menyimpan ponsel masing-masing. Mereka tampak antusias, dan siap untuk mendengarkan presentasi dari Arlo, mengenai proyek yang sedang mereka garap bersama.
“Sebelum kita mulai, saya ingin memperkenalkan Mr. Lee kepada kalian. Beliau adalah seorang investor potensial yang tertarik dengan proyek ini,” ucap Arlo sambil menunjuk seseorang yang duduk di sebelah Faiz.
Mr. Lee tersenyum ramah, sambil mengangguk kepada semua anggota tim yang hadir.
“Terima kasih karena sudah mengundang saya, dan suatu kehormatan bagi saya bisa menjadi bagian proyek ini,” ucap Mr. Lee dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan.
"Selamat pagi, Mr. Lee. Terima kasih telah hadir. Kami berharap proyek ini, dapat menarik minat Anda untuk berinvestasi bersama kami." balas Faiz tersenyum ramah.
Para anggota tim proyek langsung menyambut kedatangan Mr. Lee dengan hangat, mereka percaya bahwa kehadiran investor potensial tersebut akan membantu proyek mereka menjadi lebih sukses, dan berkembang.
Arlo kemudian melanjutkan presentasinya, mengenai proyek pembangunan pusat perbelanjaan megah tersebut.
"Baiklah, mari kita mulai dengan presentasi dari tim arsitek. Bagaimana perkembangan desain pusat perbelanjaan kita?" tanya Arlo
"Kami telah mengkaji beberapa konsep desain yang berbeda, dan akhirnya kami memutuskan untuk mengusung gaya modern minimalis untuk pusat perbelanjaan ini. Kami ingin menciptakan suasana yang nyaman, dan elegan bagi para pengunjung." jawab Arsitek.
"Desainnya terlihat sangat menarik. Saya yakin pusat perbelanjaan ini akan menjadi daya tarik utama bagi warga kota maupun wisatawan." ucap Mr Lee memperhatikan gambar desain yang berada di depannya.
"Selain desain, kami juga perlu memastikan bahwa konstruksi bangunan ini sesuai dengan standar keamanan dan lingkungan. Bagaimana perkembangan dari tim insinyur?" tanya Faiz.
"Kami telah melakukan analisis detail terhadap struktur bangunan, dan menyusun rencana konstruksi yang memenuhi semua standar keamanan. Kami juga telah memperhitungkan faktor lingkungan, untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar." balas insinyur.
"Terima kasih atas kerja keras kalian. Selanjutnya, kita perlu membahas rencana anggaran untuk proyek ini. Bagaimana perkembangannya, tim keuangan?" tanya Arlo menatap manager keuangan.
"Kami telah melakukan perhitungan yang cermat, dan menyusun anggaran yang realistis untuk proyek ini. Kami yakin bahwa proyek ini akan memberikan hasil yang menguntungkan bagi para investor" jawab manager keuangan.
"Terima kasih atas kerja keras kalian semua. Saya yakin dengan kerja sama tim yang solid ini, kita dapat membuat proyek ini menjadi sukses besar" ucap Faiz
"Saya sangat terkesan dengan profesionalisme, dan dedikasi kalian. Saya tertarik untuk menjadi bagian dari proyek ini, dan berinvestasi dalam pembangunan pusat perbelanjaan megah ini." ujar Mr Lee yang merasa kagum
"Bisa saya dengar lebih lanjut tentang detailnya?" tanya Mr Lee.
"Tentu, kami sedang merencanakan untuk membangun pusat perbelanjaan modern, yang akan menjadi pusat gaya hidup di kota ini. Kami yakin proyek ini akan sukses dan menguntungkan" ujar Arlo
"Kami juga telah melakukan studi pasar yang mendalam, dan melihat potensi besar di bidang ini. Dengan bantuan investasi dari Anda, proyek ini pasti akan menjadi sukses" sahut Faiz
"Saya makin tertarik dengan proyek ini. Bagaimana kita bisa bekerja sama lebih lanjut?" tanya Mr Lee
"Kami telah menyiapkan proposal investasi yang sangat detail. Kami akan memberikan presentasi lebih lanjut mengenai proyek ini, dan bagaimana Anda bisa turut serta dalam mengembangkannya" balas Arlo
"Kami yakin bahwa dengan pengalaman dan sumber daya yang Anda miliki, proyek ini akan menjadi sukses besar. Kami sangat menghargai keterlibatan Anda dalam proyek ini." ucap Faiz.
"Proyek ini sangat menarik dan saya juga yakin bahwa proyek ini akan memberikan keuntungan besar di masa depan," kata Mr. Lee dengan suara tenang.
"Saya sangat menyukai konsep pembangunan pusat perbelanjaan megah ini, dan tertarik untuk menjadi bagian dari proyek ini" lanjutnya
Faiz dan Arlo merasa lega mendengar kata-kata itu. Mereka tahu betapa pentingnya mendapatkan dukungan dari investor untuk menghidupkan proyek ini. Mereka tersenyum melihat reaksi positif dari Mr. Lee.
Namun, tiba-tiba suasana rapat berubah menjadi tegang ketika Mr. Lee menambahkan, "Namun, ada satu syarat yang harus saya sampaikan sebelum saya memberikan investasi untuk proyek ini."
Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut, dan menegang mendengar kata-kata tersebut. Mereka penasaran dengan syarat apa yang akan disampaikan oleh Mr. Lee
"Apa syarat yang ingin anda ajukan?" tanya Arlo dengan hati-hati
"Syaratnya adalah, saya ingin menjadi partner utama dalam proyek ini. Saya tidak hanya akan memberikan investasi finansial, tetapi juga ikut serta dalam kepemilikan dan pengambilan keputusan," ungkap Mr. Lee dengan tegas, membuat Faiz dan Arlo terkejut
Dalam keadaan bingung, Faiz dan Arlo saling pandang. Mereka tahu bahwa keputusan yang mereka ambil kali ini akan mempengaruhi jalannya proyek mereka.
"Apakah Anda benar-benar ingin terlibat dalam pengambilan keputusan dan kepemilikan proyek ini, Mr. Lee?" tanya Faiz
Mr. Lee mengangguk mantap. "Ya saya ingin memiliki visi yang besar untuk proyek ini, dan ingin terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan strategis."
Dengan suasana yang tegang, Faiz dan Arlo pun mulai berdiskusi dengan timnya. Mereka membahas semua kemungkinan konsekuensi dari kesepakatan tersebut.
Di satu sisi, mereka takut bahwa kehadiran Mr. Lee sebagai partner utama akan mengganggu jalannya proyek.
Namun, di sisi lain, mereka menyadari bahwa investasi dan pengalaman Mr. Lee bisa menjadi nilai tambah yang besar bagi proyek mereka.
Setelah beberapa saat berdiskusi dengan timnya, Faiz akhirnya mengambil keputusan. Dia berdiri di depan Mr. Lee
"Kami menerima syarat Anda, Mr. Lee. Kami yakin kerja sama ini akan membawa proyek ini ke tingkat yang lebih baik" ucap Faiz sambil menjabat tangan Mr Lee
Mr. Lee tersenyum puas mendengar keputusan Faiz. Dia pun menjabat tangan Faiz sebagai tanda kesepakatan kerja sama mereka.
Kesepakatan tersebut kemudian dibagikan kepada tim lainnya di ruangan itu. Semua orang bersorak menyambut kabar baik tersebut. Mereka merasa senang, dan lega bahwa proyek mereka akan mendapat dukungan dan investasi yang lebih besar lagi.
**********************
Mobil Bayu berhenti di depan rumah kontrakan Clarisa. Segera setelah itu, Bayu turun dari mobil dan bergegas menuju pintu rumah Clarisa.
Namun Ia melihat Clarisa berada di teras dengan ekspresi cemas yang terpancar di wajahnya
"Ada apa, Cla? Kenapa lo terlihat sangat khawatir?" tanya Bayu seraya menghampiri Clarisa yang tampak gelisah.
Clarisa menatap Bayu dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Bunda dari tadi belum juga pulang, padahal sudah malam. Gue mulai khawatir, Bay. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada bunda?" ucap Clarisa lirih sambil menggenggam erat lengan Bayu.
Bayu mencoba menenangkan Clarisa. "Tenang, Cla. Mungkin saja bunda ada urusan yang memakan waktu. Kita tunggu saja sebentar lagi, mungkin saja dia akan segera pulang"
Namun, kegelisahan Clarisa semakin menjadi-jadi. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. "Bay, gue rasa ada yang salah. Biasanya bunda tidak pernah terlambat pulang. Gue merasa khawatir, bagaimana kalau bunda kenapa-kenapa?" ucapnya dengan gemetar.
"Udah percaya sama gue kalau-"
Namun, sebelum Bayu dapat melanjutkan ucapannya, suara langkah kaki seseorang terdengar berjalan memasuki rumah Clarisa.
"Bunda!" panggil Clarisa yang melihat Wulan baru saja pulang.
"Bunda dari mana saja?" tanya Clarisa dengan nada khawatir
"Maaf, tadi bunda ada urusan sebentar" ucap Wulan, dan bergegas masuk ke dalam rumah.
Clarisa terkejut melihat sikap bundanya yang tidak seperti biasanya. "Bunda kenapa Bay?" tanya Clarisa kebingungan.
"Udah, pasti bunda lagi capek aja Cla" ucap Bayu mencoba membuat Clarisa mengerti.
"Gue harap itu benar" ucap Clarisa.
Sementara Bayu mencoba terus menenangkan Clarisa, meski pikirannya sedikit terganggu.
Bunda Wulan kok gak kayak biasanya ya, terkesan dingin dan datar. Terus, kenapa di telapak tangan kiri Bunda, ada noda merah, itu cat atau darah, batin Bayu yang merasa kebingungan, ketika ia tidak sengaja melihat ada noda merah di tangan Wulan.
semangat nulis thoorrr...
gak bisa berkata kata banyak