Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13.
“Hei kau! Berikan daging panggang itu pada Perla!” Jordan berdiri dihadapan Brielle dengan sikap angkuh.
“Enyahlah!” balas Brielle tanpa menoleh sedikitpun. Dia terus saja menyantap daging kelinci panggang.
“Brielle, kau tidak bisa begitu! Jordan adalah saudara laki-laki kita, kau harus bersikap sopan dan hormat padanya.” protes Perla.
“Kau juga enyahlah dari hadapanku!” balas Brielle tak peduli.
“Brielle! Kau keterlaluan. Kami peduli padamu, kami datang kesini untuk memperbaiki hubungan kita. Kenapa kau memperlakukan kami buruk?” ujar Perla mengigit bibir bawahnya sambil menelan ludah. Dia berusaha menahan perutnya yang sudah keroncongan.
“Semua tim acara sudah pergi meninggalkan kita disini. Tanpa bantuan kami, bagaimana nanti kau bertahan di hutan belantara ini sendirian?” ujar Perla lagi.
“Huh! Aku tidak takut, aku punya cukup perlengkapan untuk bertahan hidup di hutan belantara. Aku bisa melakukan apapun yang ku mau. Kalian yang seharusnya berpikir cara bertahan hidup malam ini! Pergi sana jangan ganggu aku!” sahut Brielle.
Perla sangat marah dengan sikap acuh dan arogan Brielle. Jordan pun semakin marah dan berkata, “Brielle, kau semakin keterlaluan. Perla peduli padamu tapi kau tidak tahu diri! Kenapa kau kasar pada Perla? Kau harus berubah dan menjadi sebaik Perla. Meskipun kau tidak bisa sebaik Perla, kami tidak akan menyukaimu!”
“Aku tidak peduli! Aku tidak butuh perhatian dan cinta kasih palsu kalian!” sahut Brielle mencibir kearah dua orang yang tidak tahu malu itu.
Jordan menarik napas daalam-dalam dan mencoba menahan amarahnya. “Minta maaf pada Perla! Berjanjilah kau akan perlakukan Perla dengan baik kedepannya. Ketika kita keluar dari sini, aku akan memohon pada orangtua kita agar mereka menerimamu kembali di keluarga Galasti.”
Brielle menatap Jordan dengan meremehkan dan seolah sedang melihat orang bodoh dihadapannya. “Siapa yang mau kembali ke keluarga Galasti? Semua anggota keluarga Galasti bodoh dan punya IQ rendah. Aku khawatir kalau dekat dengan kalian maka aku juga jadi bodoh! Meskipun kalian memohon, aku tidak akan mau kembali ke keluarga Galasti!”
Jordan dan Perla semakin marah mendengar penghinaan Brielle. Mereka menatap tajam penuh kemarahan pada brielle. Perla berpikir bahwa syuting telah dihentikan dan tidak ada kamera yang merekam. Jadi dia tidak perlu berpura-pura lagi.
Dia menggertakkan giginya dan berkata, “Bang Jordan, jangan bicara lagi dengan jalang bodoh itu! Hajar dia!”
“Dia selalu menentangku dan dia bahkan menjual saham keluarga kita demi uang. Dia memukul dan menghina kita sejak tadi. Kita harus memberinya pelajaran! Jangan beri dia kesempatan untuk lari kali ini.” ujar Perla.
Brielle hanya tersenyum sinis, “Kau benar-benar tahu cara memutarbalikkan fakta ya? Merubah hitam jadi putih. Saham yang kujual adalah milikku, jika bukan milikku bagaimana bisa aku menjualnya? Sebelum kau menjebakku dan menghancurkan nama baikku, pakai otak bodohmu itu! Jangan bicara omong kosong.”
Perla tidak mempedulikan perkataan Brielle, dia menatap kearah tiga orang lainnya lalu berkata, “Brielle menghinaku dan menargetkanku. Jika kalian berada dipihaku, hajar di! Beri dia pelajaran yang tidak akan bisa dilupakannya. Jika kalian melakukan itu untukku, saat kita kembali nanti maka aku akan meminta pada abangku untuk menaikkan posisi kalian.”
“Abang tertuaku adalah orang terkenal dan memiliki kekuasaan didunia hiburan. Hanya dengan satu kata dariku, kalian akanmendapatkan banyak keuntungan. Aku akan memintanya untuk memberikan kontrak bernilai tinggi pada kalian.” ujar Perla menambahkan.
Ketiga orang itu langsung terdiam mendengar perkataan Perla. Saat ini persaingan didunia hiburan sangat tinggi. Bahkan Austin seorang aktor terbaik mulai mengalami kesulitan mendapatkan kontrak kerja yang bagus. Sangat sulit untuk mendapatkan endorsement dari perusahaan besar.
Tawaran Perla sungguh menarik minat mereka. Namun, mereka juga tidak bisa percaya begitu saja. Melihat karakter Perla yang semena-mena membuat mereka harus berpikir sebelum membuat keputusan. Quinsha lah yang pertama berbicara setelah terdiam selama beberapa saat.
“Kita beri saja dia pelajaran bersama-sama. Kalau orang lain mengetahui kita membulinya, bukankah akan berdampak buruk pada kita?” ucap Quinsha.
“Apa yang kau takutkan? Pimpinan acara dan para staff sudah pergi. Tidak akan ada orang lain yang tahu. Selama tidak ada seorangpun diantara kita yang mengatakannya, tidak ada yang tahu kan?” sahut Perla.
“Kalau dia berani bicara sembarangan, kita bilang saja kalau dia yang mulai mencari masalah dengan kita. Apa menurut kalian, para netizen percaya pada omongannya? Omongan seorang aktris yang dikenal buruk reputasinya, atau percaya pada artis bereputasi baik sepertiku? Lihatlah penampilannya yang menjijikkan itu.” ucap Perla.
Mendengar perkataan Perla membuat ketiga orang itu pun tenang. Akhirnya mereka pun setuju, “Baiklah kalau begitu. Kami akan mendengarkan rencanamu. Apa yang kau ingin kami lakukan pada Brielle?”
Melihat sikap Perla sekarang, ketiga orang itu tidak terkejut. Sebelumnya mereka pernah mendengar rumor tentang Perla. Rumor mengatakan bahwa Perla tidak sebaik yang terlihat diluar. Semua sikapnya hanya berpura-pura saja di depan kamera, watak aslinya sangat buruk namun dia pandai memanipulasi.
Perla merasa puas dengan keputusan tiga orang itu. Dia menunjuk kearah Brielle dan berkata dengan kejam, “Pergi dan ambil daging panggang dari tangannya. Ambil juga tas ranselnya, aku melihat dia membawa tenda dan kasur angin. Kita bisa tidur didalam tenda malam ini! Biarkan dia mati kedinginan tidur diluar.”
Ketiga orang itupun langsung berjalan kearah Brielle dengan bersemangat. Yang tidak mereka ketahui adalah di seluruh hutan belantara itu sudah dipasangi kamera kecil. Kamera kecil itu memiliki ketajaman tinggi dan merekam suara dengan jelas. Jadi setiap gerakan dan pembicaraan mereka semuanya terekam jelas.
Kamera itu berukuran kecil dan tidak ada menampakkan sinar merah. Meskipun kamera itu berada dihadapan mereka, tidak akan ada yang menyadarinya ataupun menemukannya.
Ketika pimpinan acara dan staffnya meninggalkan tempat itu, kamera kecil sudah mulai merekam. Acara itu tersiar secara online di internet dan ditonton oleh jutaan orang.
Melihat acara yang masih berlangsung secara live, ruang siaran online pun kembali heboh. Semua orang tseolah tak percaya melihat dan mendengar percakapan yang terjadi didalam hutan.
“Hai, katakan apa yang sedang terjadi?”
“Apa benar pimpinan acara dan para staff keracunan buah?”
“Wah, aku tak menyangka! Perla biasanya bersikap arogan dibelakang kamera. Tak kusangka dia secara terang-terangan ingin menyerang Brielle. Pimpinan acara dan para staff baru pergi sekitar sepuluh menit yang lalu dan Perla tidak bisa menahan diri lagi. Dia tidak lagi berpura-pura baik, tak kusangka Perla sejahat itu!”
“Hah! Aku tidak kaget melihat Perla. Apakah orang-orang disekitarnya tidak tahu sifat asli Perla selama ini? Jangan-jangan mereka sengaja menutupinya!”
“Quinsha! Jackson! Austin! Ada apa dengan kalian? Perla menawarkan sedikit keuntungan dan kalian malah ikut menyerang Brielle! Orang-orang ini jahat sekali! Hanya demi uang mereka tidak peduli pada orang lain!”
“Ya ampun! Aku mencemaskan Brielle! Kasihan sekali dia!”
Komentar-komentar netizen ada yang pro dan kontra memenuhi ruangan live. Suasana semakin memanas dan tiba-tiba saja muncul wajah pimpinan acara disudut ruangan live. Dibelakangnya berdiri para staff yang sebelumnya dinyatakan mati keracunan buah.
“Ya ampun! Bukankah itu pimpinan acara? Bukankah kabarnya pimpinan acara dan beberapa staff meninggal keracunan buah? Mengapa dia masih hidup? Apakah itu hantu?”
“Ah…..lihatlah orang-orang yang berdiri dibelakang pimpinan acara. Apa kalian tidak mengenali mereka? Mereka adalah staff yang keracunan itu. Jadi mereka baik-baik saja?”
“Apa sebenarnya yang terjadi? Pimpinan acara katakan sesuatu! Ada apa ini?”
Saat semua netizen sibuk berkomenter, pimpinan acara pun berbicaa, “Para penonton siaran langsung acara bertahan hidup dihutan belantara. Saya ingin memberitahukan bahwa saya dan para staff baik-baik saja. Kami tidak keracunan buah dan tidak mati. Maaf karena telah membuat semua orang khawatir.”
“Ini adalah bagian dari syuting siaran langsung. Kami menggunakan kamera tersembunyi untuk merekam adegan dihutan. Tujuannya untuk memperlihatkan langsung karakter dari para peserta. Penonton diseluruh dunia bisa melihat langsung sifat asli idola mereka.” ujar pimpinan acara menjelaskan.
“Ya, kami memakan buah liar dan berpura-pura keracunan. Kami sengaja melakukannya agar kami bisa meninggalkan para peserta disana ketika mereka mengira kami mati keracunan. Sepeninggal kami, para peserta pasti berpikir bahwa tidak ada kamera yang merekam aksi mereka. Dengan begitu mereka pasti menunjukkan wajah aslinya.”
Komentar netizen kembali memenuhi ruangan live, “Wow, pimpinan acara hebat sekali! Dia bahkan punya ide melakukan itu.”