NovelToon NovelToon
ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Non Mey

Amira kira setelah menikah hidupnya akan bahagia tapi ternyata semua itu tak sesuai harapan. Ibu mertuanya tidak menyukai Amira, bukan hanya itu setiap hari Amira hanya dijadikan pembantu oleh mertua serta adik iparnya. Bahkan saat hamil Amira di tuduh selingkuh oleh mertuanya sendiri tidak hanya itu setelah melahirkan anak Amira pun dijual oleh ibu mertuanya kepada seorang pria kaya raya yang tidak memiliki istri. Perjuangan Amira begitu besar demi merebut kembali anaknya. Akankah Amira berhasil mengambil kembali anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Non Mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bimbang

Pagi itu, Amira duduk di ruang tamu rumah Bu Sari dengan mata sembap. Malam sebelumnya ia menceritakan semuanya, dari awal hingga apa yang terjadi terakhir di rumah Ratna. Bu Sari mendengarkan dengan sabar tanpa memotong sedikit pun cerita Amira.

“Amira, kamu sudah melewati banyak hal berat di rumah mertuamu. Tapi soal Angga… aku merasa ada yang tidak beres. Sejujurnya, menurutku Angga seperti dijebak,” ujar Bu Sari sambil menatap Amira.

Amira mengangkat wajahnya, air mata masih menetes. “Tapi, Bu… bagaimana mungkin? Angga sendiri mengakui kalau dia melakukan itu. Aku tidak percaya lagi dengannya. Rasanya seperti dunia ini runtuh, Bu.”

Bu Sari menghela napas panjang. “Aku mengerti, Mira. Tapi jangan terlalu cepat mengambil keputusan. Kadang, dalam keadaan penuh emosi, kita bisa salah langkah. Kalau kamu memang merasa tidak sanggup tinggal di rumah itu lagi, sebaiknya cari tempat tinggal sementara dulu. Jangan langsung memutuskan sesuatu yang besar seperti perceraian.”

Amira terdiam. Kata-kata Bu Sari benar adanya, tetapi hatinya masih terlalu remuk untuk mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Angga.

“Kalau kamu mau saya punya kontrakan kecil yang kebetulan sedang kosong. Lokasinya tidak jauh dari sini. Anak bungsuku, Reza, bisa mengantarmu ke sana besok. Tinggallah saja di sana sementara waktu sampai kamu merasa lebih tenang.”

Amira mengangguk pelan. “Terima kasih, Bu. Mungkin itu memang yang terbaik untuk sekarang.”

Di rumah Ratna, suasana pagi itu penuh tampak tegang. Angga duduk di ruang tamu dengan wajah kusut, sementara Ratna dan Nia tampak berbicara berbisik di sudut ruangan.

“Kamu yakin ini rencana yang tepat, Nia? Jangan sampai Angga malah semakin menjauh darimu,” tanya Ratna dengan nada cemas.

Nia, yang masih terlihat puas dengan caranya memanipulasi situasi, menjawab, “Tante, aku tahu yang aku lakukan. Angga hanya perlu waktu untuk menyadari bahwa aku adalah pilihan terbaiknya. Amira? Dia bukan tandinganku.”

Namun, di dalam hatinya, Nia merasa tidak tenang. Amira yang kabur dari rumah adalah hal yang diinginkan, tetapi reaksi Angga yang lebih banyak diam dan tidak mendekat padanya membuatnya ragu.

Ratna pun merasa gelisah. Ia tidak ingin kehilangan kendali atas rumah tangga anaknya.

Siang itu, Reza datang untuk mengantarkan Amira ke kontrakan. Dengan motor yang sederhana, ia membawa Amira beserta barang-barangnya. Kontrakan itu kecil, hanya terdiri dari satu kamar, dapur kecil, dan kamar mandi. Meski begitu, suasananya terasa lebih damai dibandingkan rumah mertuanya.

“Kalau ada apa-apa, Mbak Amira tinggal bilang ke Ibu. Kami pasti bantu kok,” ujar Reza sebelum pamit.

Amira mengucapkan terima kasih dengan tulus. Ia merasa lebih lega berada di tempat baru ini, jauh dari Ratna dan drama rumah tangganya.

Malam itu, Amira duduk sendirian di kamar kontrakannya. Ia merenung panjang, memikirkan perjalanan hidupnya selama ini. Ada rasa sakit yang begitu mendalam setiap kali ia mengingat pengkhianatan Angga. Tetapi, di sisi lain, ia juga tidak ingin bertindak gegabah.

“Apakah aku benar-benar harus berpisah, atau ini hanya ujian untukku?” Amira berbicara pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Angga yang merasa bersalah terus mencari Amira. Ia mendatangi setiap tempat yang mungkin dikunjungi Amira, termasuk rumah nenek Amira yang telah tiada. Ketika ia mencoba bertanya kepada Bu Sari, wanita itu hanya berkata singkat, “Amira butuh waktu sendiri. Beri dia ruang. Sekarang Amira aman kamu tenang saja.”

Angga cukup tenang setelah tahu kalau Amira kini bersama orang yang tepat yaitu Bu Sari.

Namun, di dalam hatinya, Angga merasa sangat menyesal. Ia tahu malam di apartemen Nia adalah kesalahan besar, tetapi ia tidak tahu bagaimana memperbaikinya.

“Bu Sari benar,” pikir Angga. “Aku harus memberinya waktu. Tapi aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Amira kembali.”

Di rumah Ratna, Loli merasa geram dengan sikap ibunya. Ia tahu apa yang dilakukan Nia dan ibunya adalah manipulasi belaka.

“Ibu, sudah cukup. Lihat apa yang Ibu lakukan. Kak Angga berubah, Kak Amira pergi, dan sekarang rumah ini seperti neraka. Semua ini karena Ibu!” ujar Loli dengan suara tegas.

Nia hanya bisa terdiam tidak menyukai ucapan Loli barusan.

Ratna ikut terdiam, tetapi keegoisannya tidak membiarkannya mengakui kesalahan. Ia hanya mengalihkan pandangannya, tidak ingin membahas lebih jauh.

1
Aini Qu
Lumayan
Sri Wahyuni
bagus karya ini,.... ini realisasi kehidupan nyata
Non Mey: Makasih Kakak 🩷
total 1 replies
karya yang bagus, semoga kedepannya Amira punya keberanian untuk melawan mertuanya.gedek juga lihatnya
sangat keren
lanjutkan kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!