Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Paham
Wanita Pengganti Bagian 14
Oleh Sept
"Bagaimana, Din?" teriak bibi kencang. Wanita itu terlihat tidak sabaran. Bibi sudah cemas, jangan-jangan tuan besarnya kenapa-kenapa.
Sementara itu, mang Udin kemudian menoleh ke belakang sebentar.
"Gak kelihatan, Bik." Pria itu bicara setengah berteriak agar orang di bawahnya mendengar.
"Bagaimana sih kamu, Din!" omel bibi. Bibi sudah ketar-ketir. Ia sampai ingin naik sendiri. Namun, jelas dilarang oleh Aira yang berdiri di sebelahnya.
"Ketutup kain tirai, Bi!" sela Udin kemudian. Pria itu clingak-clinguk memeriksa kondisi di sekitar.
"Coba kamu buka, bisa tidak? Atau ketuk pintunya?" teriak bibi kencang.
"Iya ... Iya!" jawab mang Udin yang langsung melakukan titah si bibi.
Tok tok tok
Dengan pelan mang Udin mengetuk jendela kamar Farel. Dia takut kalau tuannya itu memang tidur betulan. Nanti kalau marah, bisa-bisa dia dipecat. Tahu sendiri, tuan Farel galaknya seperti macan.
Sementara itu, di dalam kamar, Farel yang tertidur pulas merasa terganggu karena suara berisik. Dari dalam terlihat bayangan seseorang yang ada di balkon kamarnya.
Pria itu mengusap wajahnya, melihat jam. Kemudian matanya kembali fokus pada sosok manusia yang berdiri mencurigakan di balkon.
"Pencuri?" batin Farel. Ia langsung siaga. Padahal pandangan matanya masih sedikit buram.
Farel kemudian melihat sekitar, ada stick golf di belakang pintu. Buru-buru dia bangkit dan mengambil satu. Dengan gerakan siaga, ia mengangkat stick golf itu di balik kepalanya.
Tap tap tap
Ia mengendap, kemudian berjalan mendekati jendela.
"MALING!" teriak Farel kencang.
Kaget, Farel langsung mundur. Dari luar, tidak kelihatan bayangan Farel, tapi mang Udin bisa mendengar teriakan tuan mudanya itu dengan jelas.
"T-tuan ... ini saya!" ucap mang Udin gugup ketika pembatas keduanya terbuka dan Farel mengacungkan stik ke arah tukang kebunnya itu.
"Kamu!" omel Farel kesal.
"Kenapa kamu di sini? Apa-apaan ini?" tanya Farel lagi dengan suara tinggi.
Mang Udin menoleh ke belakang, kemudian Farel ikut melangkah. Matanya melotot melihat semua karyawan ada di bawah sana.
"Kalian ini sedang apa?" omel Farel tanpa henti.
Semua langsung diam, mang Udin akan turun lewat tangga, tadi disentak oleh Farel.
"Lewat sini!" ujar Farel.
***
Di dapur.
Semua kena semprot oleh Farel. Bibi, mang Udin dan Aira.
"Ide siapa tadi?" tanya Farel dengan tatapan tajam.
"Emm ... itu, Tuan," bibi mau bicara tapi terbata, membuat Farel langsung melotot lagi.
"Saya kira Tuan kenapa-kenapa," sela Aira.
"Oh! Jadi kamu biang masalahnya! Sejak ada kamu di rumah ini, semuanya jadi kacau! Kamu tidak tahu apa itu privacy? Main masuk kamar orang? Ini ada lagi? Belum lagi kemarin apa yang kamu lakukan di kolam tenang?" cecar Farel dengan kesal.
Mang Udin serta bibi langsung menatap ke arah Aira. Tatapan mereka seolah penuh tanya, memang apa yang Aira lakukan di kolam renang sampai bos mereka tersinggung dan marah besar?
"Tuan salah paham, daya tidak mengintip!" jawab Aira yang mencoba membela diri.
"Halah! Alasan! Kamu pikir saya gak tahu is kepalamu?" cecar Farel.
'Mesummmm!' tambah Farel dalam hati.
Aira langsung melihat bibi.
"Saya gak pernah ngintip, sumpah!"
Aira merasa dipermalukan di depan orang-orang. Apalagi ia memang tidak mengintip.
'Tuan ini aneh, biasanya laki-laki ngintip perempuan, lah ini kok malah kembalikannya. Memamnya apa yang diintip Aira? Ada-ada saja!' batin bibi. Ingin tersenyum tapi tidak berani. Alhasil, wanita paruh baya tersebut hanya tersenyum dalam hati.
Sejak ada Aira, suasana memang beda. Kalau menurut Bibi, rumah yang seperti kuburan itu jadi lebih berwarna. Meskipun isinya adalah tuan mudanya itu yang hobby marah-marah. Ngomel-ngomel pasa Aira.
Tap tap tap
"Ada apa ini?"
Sudah malam, Nita baru pulang. Wajahnya masih full make up. Katanya habis datang di sebuah acara penting.
"Ada apa, Sayang? Kenapa semuanya pada ngumpul? Aku sepertinya ketinggalan berita?" ucap Nita.
Farel kemudian mendekati Nita. Dan wanita itu langsung melingkar lengannya di leher sang suami.
"Kangen gak sama aku?"
Tiba-tiba Farel mendorong dengan kasar.
"Mas!"
Farel melotot marah.
"Kau minum?" tanyanya dengan nada melengking tinggi.
Bersambung
Fb Sept September
IG Sept_September2020
Klik profile Sept, temukan dua puluh tiga cerita yang mungkin bisa menghibur hari-hari kalian, semangat ya ... jangan lupa senyum dan bahagia.
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀