Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Seperti saran Noel, sepulang dari bertemu psikolog ... Axel pun meminta seseorang untuk menyelidiki tentang wanita yang sudah menganggu ketenangannya beberapa hari belakangan ini.
"Kalau bener aku jatuh hati sama dia, gimana cara aku deketinnya?" gumam Axel sambil duduk di atas ranjang king size miliknya. "Pikir besok lah ... makin tambah pusing aku jadinya." sambungnya lagi.
Bilangnya pikirin besok, tapi nyatanya pria itu hanya dia dengan pikiran yang berkelana kemana-mana. Mungkin untuk orang seperti Axel, memenangkan sebuah proyek besar dengan nilai triliunan akan lebih mudah di bandingkan dengan cara mendekati wanita sekelas Sofia.
Saat asik dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi sehingga membuyarkan semua yang ada di dalam angan-angannya.
"Ya Bun." kata Axel pertama kali saat sambungan telpon terhubung.
" . . . "
"Lagi di rumah Bun." jawab Axel saat sang bunda menanyakan dia berada di mana.
" . . . "
"Iya, besok Axel kesana." sahut Axel karena sang bunda memintanya datang ke rumah utama besok malam untuk makan malam bersama.
Karena memang setiap satu bulan sakali akan ada makan malam bersama di kediaman utama Anderson yang akan di hadiri oleh anak-anak Dave. Kalau untuk pertemuan keluarga besar mereka agendakan tiga bulan sekali, mengingat semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Biasanya akan bergilir, kalau sekarang di rumah Dave maka tiga bulan berikutnya di rumah Daniel dan tiga bulan lagi di rumah Dena, begitu terus dan memang hanya di rumah para orangtua saja.
Mereka melakukan acara seperti ini supaya hubungan kekeluargaan mereka tetap terjalin erat meskipun kedua orangtua mereka sudah tiada dan jarang bertemu.
❤️
Seperti perintah Axel semalam, pagi-pagi orang suruhannya sudah memberikan laporan tentang informasi mengenai Sofia.
"Sofia Adara ... hem nama yang cantik, secantik orangnya." gumam Axel kala baca email yang di kirimkan padanya. "Umur 24 tahun, status single, ibu telah meninggal dan ayah yang menikah lagi." lanjut Axel membaca setiap informasi yang ada tanpa tertinggal satu pun. "Menarik, Sofia Adara ... akan aku pastikan kamu menjadi milikku." kata Axel dengan senyum smirk yang tercetak jelas di bibirnya.
Melihat status Sofia yang single dengan track record yang belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun seperti dirinya membuat Axel semakin bertekat untuk memilikinya.
"Cerah bener." sindir Noel kala melihat wajah Axel tak semuram hari-hari kemarin.
"Eh Noel kebetulan, aku butuh bantuan kamu." kata Axel yang langsung mengajak Noel untuk masuk kedalam ruangannya.
Ada rasa bingung, tapi Noel tetap mengikuti kemauan sang atasan.
"Aku mau kamu cari informasi tentang perusahaan Praha." kata Axel begitu telah duduk di kursi kebesarannya.
"Praha? Kayanya bukan perusahaan besar ... namanya gak terlalu familiar." ujar Noel sambil mengingat-ingat nama perusahaan tersebut. "Memangnya kenapa? Ada apa dengan perusahaan itu sehingga kamu begitu tertarik untuk menggali informasi." tanya Noel yang sudah merasa penasaran.
Biasanya dia mencari data perusahaan jika perusahaan tersebut mengajukan kerjasama dengan perusahaan Ander, atau salah satu petingginya ada yang menyinggung Axel dan anggota keluarga Ander yang lain.
"Sudah kamu cari tau aja dulu, nanti kamu juga tau." jawab Axel tanpa berniat untuk menjelaskan pada Noel.
"Baiklah, akan segera ku cari tau." sahut Noel dan ijin untuk kembali lagi ke ruangannya.
Sebenarnya selain Noel, Axel juga ada Luna yang bekerja menjabat sebagai sekretarisnya. Dia yang selalu standby dan menghandle perusahaan jika Axel dan Noel ada urusan di luar perusahaan.
❤️
"Nih." kata Noel menyerahkan berkas yang ada di tangannya pada Axel. Berkas yang berisi tentang data-data perusahaan Praha seperti yang Axel mau.
Jangan di tanya Noel bisa mendapatkannya dari mana, dia yang menjabat sebagai asisten pemimpin perusahaan sebesar Ander tentu saja memiliki koneksi yang banyak.
"Sebenarnya buat apa sih Ax?" tanya Noel yang rasa penasarannya belum terobati.
"Ini adalah perusahaan milik keluarga perempuan itu." jawab Axel.
"Perempuan itu? Maksud kamu perempuan yang kamu taksir itu? Yang membuat jantung kamu ... " tanya Noel.
"Shuut gak usah di teruskan." potong Axel yang merasa malu dengan kebodohannya karena tidak menyadari jika dirinya sedang jatuh cinta dan malah ke dokter juga psikolog.
"Oh oke ... oke. " sahut Noel. "Perusahaan itu milik tuan Pramana yang di bangun bersama mending istrinya nyonya Hani, dan saat ini perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan dana." papar Noel yang di dengarkan Axel dengan seksama.
"Cegah perusahaan yang mau mengucurkan dana untuk perusahaan tersebut, buat supaya hanya kita yang bisa memberikannya." kata Axel.
"Ax, sebenarnya rencana kamu apa sih? jangan buat yang aneh-aneh." peringat Noel namun Axel sama sekali tak menyahutinya.
Di otak pria itu sudah tersusun rencana untuk bisa mendapatkan sang pujaan hati dengan cara yang cepat dan tanpa banyak membuang waktu. Ada keraguan dalam diri Axel jika dirinya mendekati Sofia dengan cara yang alami, belum tentu dirinya akan mendapatkan wanita itu dan bisa menikah secepatnya seperti deadline yang telah di tetapkan sang bunda.
Sedangkan di perusahaan Praha sendiri terlihat tuan Pramana yang tampak kusut. Sudah beberapa bulan ini perusahaannya mengalami krisis dana. Salah tuan Pram juga sih yang menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi demi memenuhi permintaan istri dan putrinya.
Praha salah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi. Belakangan ini banyak perusahaan transportasi online yang bermunculan sehingga menyebabkan daya saing yang tinggi, penggunaannya berkurang dan entah kebetulan atau apa ... ada beberapa armadanya yang juga mengalami kecelakaan.
"Mau cari uang kemana lagi?" gumam tuan Pramana.
Dalam pikirannya yang bingung, akhirnya tuan Pram memilih untuk pulang kerumahnya. Siapa tau aja dirinya bisa bertukar pikiran dengan sang istri untuk memecahkan masalah yang saat ini dia hadapi.
Sesampainya di rumah, tuan Pram malah di bait naik pitam dengan kelakuan istri dan anaknya. Bagaimana tidak, dirinya sedang pusing memikirkan perusahaan yang nyaris bangkrut ... eh istri dan putrinya malah bersenang-senang dengan berbelanja berbagai barang yang tentunya dengan harga tak murah.
"Apa-apaan ini Bu?" tanya tuan Pram.
Ibu Yesi dengan senyum mengembang berjalan merah yakin Pram dengan membawa satu set perhiasan.
"Lihat yah, ini baguskan? mumpung lagi ada promo jadi ibu ambil." cerocos ibu Eli tanpa memperhatikan raut wajah suaminya yang sudah merah padam menahan amarah. "Bagaimana menurut ayah?" tanyanya.
Karena tuan Pram tak kunjung menjawab, ibu Eli pun kembali buka suara.
"Gimana yah, bagus enggak? Di tanya kok malah diam aja." kata ibu Eli dengan pandangan yang tak teralihkan dari kotak perhiasan di tangannya.
"Ibu itu punya pikiran gak? Ayah sudah bilang kalau perusahaan sedang ada masah keuangan, eh ibu malah belanja barang yang penting sama Elsa." sahut tuan Pram yang membuat ibu Eli langsung menoleh karena jawabnya yang keluar dari mulut sang suami tak sesuai ekspektasinya.
"Ayah kok ngomongnya kasar gitu sama ibu." kata ibu Eli dengan nada mulai tinggi karena merasa tak terima. "Ayah sudah gak cinta sama ibu, iya? Gak sayang sama Elsa?" tanya ibu Eli yang malah ngelantur kemana-mana.
Karena tak mau berdebat yang menimbulkan pertengkaran dengan sang istri, tuan Pram memilih untuk pergi dari sana ... menepi sejenak untuk menenangkan pikirannya yang sedang mumet.
next, semangatt thorr
cerita bagus ..