Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKP.
" Alisha !" teriak bu vanya sambil bangun dari mimpinya yang sebenarnya adalah masa lalu.
Wajah bu vanya seketika gelisah mengingat mimpi yang baru saja terjadi. Rasa bersalah melupakan bayinya kala itu, membuatnya semakin meremang.
" Mamah kenapa? " tanya suaminya yang ikut terbangun mendengar suara teriakan istrinya.
" Mimpiin alisha lagi pah" sahut wanita paruh baya itu dengan wajah cemas bercampur rasa bersalah.
Pak wisnu yang duduk disampingnya pun dibuat kaget. Ia meraih gelas yang berisi air putih dimeja nakas samping ranjangnya dan memberikannya pada sang istri.
" Minum dulu mah" titah pria paruh baya itu.
Bu vanya meneguknya sedikit, lalu mengembalikan gelas itu pada sang suami.
" Sudah mah, itu cuma mimpi kita tidur lagi" ajak pak wisnu.
Namun bu vanya menggelengkan kepalanya, tanda penolakan. Ia menghapus air matanya lalu memeluk lututnya dan menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.
" Mah" panggil pak wisnu sambil mengusap lembut punggung sang istri.
" Papah tidur saja" sahut bu vanya, namun fikirannya tiba-tiba mengingat sesuatu.
" Pah, mamah yakin naura itu alisha. Kata ibu pemilik panti itu, naura anaknya Dr. sarita pah" ucap bu vanya menggebu-gebu dengan melihat kearah suaminya.
" Dokter sarita kan sudah meninggal mah, mana mungkin punya anak. Beliau juga belum menikah" ujar pak wisnu mengerutkan alisnya mendengar cerita sang istri.
" Itu dia maksud mamah, bisa saja kan pah kalo isha ditolong olehnya" ucap bu vanya mengutarakan maksud ucapannya.
" Kita tidur lagi yah, nanti kita bicarakan lagi" ucap pak wisnu menyudahi percakapan mereka.
" Papah ih selalu begitu" geram bu vanya memalingkan wajahnya kesal.
" Bukan gitu mah, kita fokus pada ana dulu baru kita fikirkan soal isha" ujar pak wisnu sambil mencolek pinggang sang istri.
" Tahu ah" ujar bu vanya sambil bergerak akibat gelitikan suaminya.
" Ayo! Masih malam ini" ajaknya yang akhirnya dituruti oleh istrinya.
Setelah bu vanya tidur, diam-diam pak wisnu terbangun. Kini ia sendiri yang suntuk, karena memikirkan cerita sang istri.
Tanpa fikir panjang ia meraih ponselnya dimeja nakas dekat gelas, lalu mencari sesuatu dan mengetikkan sesuatu. Setelahnya ia menaruh kembali benda pipih itu dan kembali tidur sambil memeluk sang istri.
...****************...
Keesokan harinya, naura bangun dengan mata yang sembab. Ia menghela nafas panjang, menatap wajahnya yang tampak berantakan dalam pantulan cermin.
"Aku harus baik-baik saja " gumamnya.
Beruntung hari ini hari libur, jadi ia bisa rebahan dikostannya selama seharian. Namun baru saja ia merebahkan tubuhnya, suara ketukan mengurungkan niatnya.
Naura beranjak dari ranjangnya, lalu berjalan dan membuka pintu. Terlihat reva sudah rapi diambang pintu kamarnya.
" Kamu mau apa pagi-pagi kemari?" tanya naura mengerutkan alisnya.
" Kayanya elo belom mandi deh, pergi mandi sana janda muda udah kaya emak-emak aja lo" ujar reva yang langsung duduk diranjang sambil memainkan ponselnya.
" Males re, aku mau rebahan seharian ini mumpung libur" ucap naura yang duduk disamping reva hendak merebahkan tubuhnya lagi.
" Elah ... Gue mau ngajak lo ketemuan sama rijal, ngintil-ngintilin dia atau kita ngintilin si ulet bulu itu" ujar reva memasukan ponselnya.
Reva membangunkan naura, membuka mata wanita itu dan menghalanginya untuk merebahkan tubuhnya. Tubuh temanya ia dorong, segalanya ia lakukan agar wanita itu tidak tidur lagi.
" Buruan mandi!" titah wanita itu.
" Males sumpah ... Semalam elviana datang dan bikin onar disini" ujar naur hendak duduk kembali ke atas ranjang.
" What ! Buat apa dia kemari ?" tanya reva melebarkan mata menatap ke arah naura.
" Bikin onar lah, aku dibilang pelakor ma dia sampai bu kost ngusir aku kalo dia datang lagi" papar naura dengan wajah kesal.
" Bagus dong!" ujar reva mengalihkan pandangannya ke arah depan.
" Seneng kamu lihat aku menderita" ujar naura mendelik.
" Ya ... Kalo lo diusir tinggal pindah aja ke apart gue, apa susahnya. Lo gak usah bayar kost lagi biar bisa nabung buat pendidikan gala" ujar reva memberikan solusi yang dianggap terbaik.
" Susah ngomong sama anak sultan" ujar naura melempar bantal ke arah temannya, dan langsung melengos masuk kekamar mandi.
Reva meraih bantal itu dan merebahkan diri diranjang naura sambil kembali mengambil dan memainkan ponselnya.
Baru juga ia membuka aplikasi game, sudah ada pesan yang muncul dari pria yang dijodohkan dengannya itu.
"Ini dia, baru juga mau gue intai sudah ngirim chat" ujar wanita itu.
" Reva, sorry aku ada ketemuan sama klien. Nanti aja kita ketemuannya ya" tulisan dalam aplikasi chating itu, tertera nama Rijal baskoro disana.
Reva berdecih sebal, sudah ia kira pria itu pasti akan membatalkan pertemuannya lagi.
" Ok! Kita lihat saja gue akan cari bukti kalo lo udah punya pacar, agar perjodohan ini batal sampai keakar-akarnya" ujar wanita itu sambil berseringai.
Suara pintu kamar mandi terbuka membuyarkan lamunannya. Naura keluar dari kamar lembab itu sengan pakaian yang sudah rapi.
" Cepet amat mandinya, neng" tanya reva mengerutkan alisnya.
" Cuma mandi, keramas enggak" sahut naura yang berjalan dan berdiri didepan cermin gantung.
Naura mulai mengaplikasikan beberapa bahan cair dan padat ke area wajahnya, sembari bercermin. Sementara reva, wanita itu asyik bermain game Ular yang doyan makan buat membesarkan tubuhnya.
Setelah selesai, mereka pun pergi ketempat yang sudah reva rencanakan. Dua wanita itu anteng dengan nyanyian yang keluar dari radio mobil, sembari bibir mereka ikut bernyanyi dan menunggu jalanan yang cukup macet karena hari libur.
Resto Orion, kesanalah reva membawa naura mengintil pria bernama rijal itu. Naura hanya menganga, mengingat tempat itu yang menjadi awal pengincarannya saat ia mengetahui perselingkuhan arfan.
" Ayo masuk! Kenapa malah mangap-mangap?" ajak reva melihat reaksi temannya melihat tempat yang menurutnya adalah TKP (Tempat kejadian perselingkuhan).
" Kamu gak salah bawa aku kesini?" tanya naura dengan wajah bingung.
" Semalam orang suruhan gue bilang ' dia makan sama cewek disini' " ujar reva memberitahu.
" Ayo!" ajak reva lagi sambil menarik tangan naura.
Mereka melirik kesana kemari mencari tempat duduk yang masih kosong dan tersembunyi. Setelah mendapatkannya, dua wanita itu duduk dan memesan jus buah.
" Lo yakin calon suami lo bakalan kesini" tanya naura menatap reva yang masih melirik sana-sini.
" Yakin lah, kita tunggu disini sambil healing" sahut reva yang menatap ke arah naura.
Cukup lama mereka menunggu, akhirnya pria yang dimaksud reva muncul juga. Memang benar dia datang bersama seorang wanita cantik.
"Nah itu dia" ucap reva sambil mencondongkan tubuhnya ke depan naura dengan suara berbisik.
Naura mengikuti arah pandang reva dan terlihat dari jarak sekitar 5 meter, seorang lelaki yang tampak tak asing baginya.
Naura menyipitkan matanya ke arah sana, benar saja dia mengenal lelaki itu.
" Benar itu rijal, rekan tim basketnya jendral" ucap naura dengan yakin.
" Bentar gue ambil gambar dulu" ucap reva sambil meraih ponselnya dan mengambil gambar rijal dan seorang wanita cantik.
" Jadi dia selingkuh juga" tanya naura, setelah melihat reva selesai mengambil potret lelaki itu dengan wanita disampingnya.
" Iya, gue gak mau goblok kaya elo" ujar reva menyindir naura yang langsung menatap reva dengan mata melotot.
Namun, tak berselang lama jendral muncul dengan seorang pria dan duduk tepat dihadapan rijal.
" Sepertinya cuma pertemuan dengan teman lama, re " ucap naura pada temannya.
Awalnya semua baik-baik saja. Namun setelah beberapa menit, terdengar suara ribut diantara dua pria itu. Naura dan reva saling tatap heran, lalu melihat kembali ke arah meja rijal dan jendral.
Bahkan jendral sampai menggebrak meja, membuat dua pria itu menjadi pusat perhatian orang-orang disana.
Apa yang terjadi ?