Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar mu
"Maaf, ini semua gara gara aku, semuanya jadi kacau begini." Sesal Sri yang sangat merasa bersalah karena permasalahan tempo hari perihal kasus yang melibatkan dirinya, kini toko harus berhenti beroperasi untuk sementara karena penyelidikan pihak kepolisian dan berbagai kecaman dari orang banyak.
Karena kebodohan dan keteledoran Sri, puluhan karyawan kini terkena imbasnya, mereka harus di rumahkan sementara waktu namun entah sampai kapan, karena proses penyelidikan entah mengapa terkesan bertele tele dan gelombang unjuk rasa dari pihak yang mengaku sebagai perwakilan konsumen terus terjadi bahkan setelah toko di tutup.
"Sudahlah, aku tau ini bukan salah mu, kita semua sedang berusaha mencari kebenaran di balik semua masalah yang terjadi ini." Regan mengusap ujung kepala Sri yang terus menunduk malam itu.
Regan bukannya tidak berusaha, dirinya sudah mempunyai beberapa petunjuk, dan semua itu mengarah pada Esther, hanya saja sejak kejadian hari itu, wanita yang menjabat sebagai manager toko di toserba miliknya itu tiba tiba hilang bak di telan bumi, tidak tau di mana keberadaannya, sehingga untuk membuktikan jika baik Sri maupun tokonya tidak bersalah sedikit terkendala dan bahkan seperti menemui jalan buntu karena Regan tidak bisa membuktikan asumsi dan kecurigaannya.
"Ini, aku rasa mas lebih membutuhkannya sekarang ini, Mas juga tidak usah memberi ku uang lagi, aku mengerti keadaan Mas sekarang susah, dan itu gara gara aku." Sri menyodorkan dua buah kartu yang pernah Regan berikan padanya.
Namun Regan malah tergelak, dia merasa kekasihnya itu terlalu polos dan baik, sepertinya Sri mengira dengan tutupnya toserba maka keuangan Regan akan tersendat dan mengalami kesulitan, sehingga dia dia mengembalikan kartu yang pernah di berikan Regan padanya.
"Aku belum bangkrut, aku bahkan baru saja membeli mobil baru untuk mu, mulai besok kamu belajar mengemudi, biar mobil baru datang kamu sudah bisa memakainya." Regan mencubit gemas hidung bangir Sri yang kini malah melongo bingung.
Toserba pemberian ibunya itu memang memberikan hasil yang lumayan untuk dirinya, hanya saja di bandingkan dengan hasil dari bisnis yang saat ini sedang Regan jalani tentu saja tidak ada apa apanya, Regan tetap menjalankan dan mempertahankan toserbanya itu karena nilai historis Toserba yang di bangun ibunya itu tidak bisa di bandingkan dengan uang.
"Mas, jangan ngawur, kamu lagi kesusahan begini malah buang buang uang beli mobil segala," cebik Sri.
"Sayang, kekasih mu ini kaya raya, kamu saja yang tidak pernah mau tau, coba jika itu wanita lain, sudah pasti akan meminta macam macam, kamu terlalu polos. Tapi itu yang membuat ku jatuh cinta pada mu." Regan mendaratkan sebuah ciuman sekilas di bibir gadis yang dimatanya semakin hari semakin cantik itu.
Pipi Sri merona, bahkan kini terasa panas karena tiba tiba Regan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya, kotak kecil yang setelah di buka ternyata berisi cincin bertahtakan berlian.
"Apa ini?" tanya Sri bingung.
"Aku sedang melamar mu, aku pikir aku bisa menahannya, namun ternyata aku tidak bisa, aku menginginkan mu." tatapan Regan terlihat lebih dalam dari biasanya, raut wajahnya bahkan terlihat sangat serius saat berbicara dengan Sri.
"Tapi bagaimana dengan,,,," Sri tampak bahagia, namun juga sedikit ragu dengan lamaran Regan, dia sadar jika sejak awal berhubungan dengan pria beristri, dan sebetulnya tidak ada nita dirinya untuk menjalani hubungan yang lebih serius dari hanya sekedar simpanan pria tampan itu untuk beberapa waktu saja, atau sampai pria itu bosan, sehingga sebisa mungkin dia membatasi diri untuk tidak terlalu jatuh cinta agar suatu saat dirinya sudah tidak di inginkan maka dia akan siap dengan perpisahan mereka.
Namun nyatanya semakin hari gadis itu semakin tenggelam dalam perasaannya, apalagi sejak Regan pindah ke apartemen dan tinggal bersamanya, dia terhanyut dalam peran 'istri' yang harus di mainkannya, meski statusnya hanya wanita idaman lain, Sri mulai berharap banyak, dia ingin menjadi nyonya Regan, hanya saja status Regan juga masih terikat pernikahan dengan Karina.
Sisi Egois Sri mulai menguasai dirinya, dia ingin menjadi satu satunya istri Regan, tidak mau berbagi dengan Karina atau siapapun, apalagi setelah mendengar cerita bagaimana Karina memperlakukan Regan, dia merasa jika dirinya lebih layak dan pantas untuk mendampingi Regan.
"Ya, aku tau apa yang kamu pikirkan saat ini, percayalah, aku juga sedang berusaha untuk bisa bercerai secara sah dengan Karina dan menjadi kan mu istri sah ku sebagai gantinya." Regan meyakinkan Sri, pria itu memang tidak sedang berbohong, dia berusaha sangat keras untuk menggugat cerai Karina namun sampai saat ini Karina tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap bertahan menjadi istrinya.
Hati Sri luluh juga, dia mengulurkan tangannya dan membiarkan Regan memasangkan cincin di jari manisnya tanda dia menerima lamaran Regan.
Senyuman bahagia tergambar di wajah dua sejoli yang tengah di mabuk cinta itu, dan untuk pertama kalinya, setelah sekian lama Regan menahan hasratnya untuk tidak berhubungan badan dengan Sri, kini imannya runtuh juga, meski mereka tidur satu kamar di ranjang yang sama, Regan tidak pernah melewati batas itu, namun kini hasratnya sudah di ubun ubun dan tidak bisa di tahannya lagi.
*
Matahari sudah tampak tinggi, namun sepasang kekasih yang baru menghabiskan malam panjangnya dengan pergumulan hebat itu masih terlelap sambil berpelukan, terlihat beberapa bercak merah sisa percintaan mereka di dada Sri yang saat itu hanya menutupi separuh tubuhnya dengan selimut.
Suara dering ponsel akhirnya mengusik Sri, gadis desa yang mulai kini sudah tidak gadis lagi itu.
"Mas ponsel mu berbunyi terus sejak tadi." Sri menggoyang goyangkan bahu Regan yang terlihat enggan untuk membuka matanya karena ngantuk dan kelelahan setelah pertempurannya semalam.
Andai saja yang menelponnya bukan dari rumah sakit tempat ibunya di rawat, Regan pasti akan mengabaikannya dan memilih untuk tetap berada di atas tempat tidurnya melanjutkan tidur bersama Sri atau bahkan melanjutkan pergumulan semalam, namun melihat nama rumah sakit yang tertera di layar ponselnya, dia akhirnya mengalah, dan setelah beberapa menit berbicara dengan orang di ujung telepon, Regan bergegas bangkit dari ranjangnya.
"Ada apa?" tanya Sri khawatir.
"Ibu tiba tiba meminta bertemu dengan ku saat ini juga." jawab Regan yang beberapa hari ini karena kesibukannya menjadi jarang menemui sang ibu di rumah sakit, namun dia selalu memantau perkembangan ibunya yang mulai membaik itu melalui dokter Shinta, sehingga dia tetap mengetahui kondisi ibunya.
Meski dengan berat hati dan masih ingin menghabiskan waktu bersama pria yang baru saja merenggut mahkota paling berharganya itu, namun Sri harus mengalah, lagi pula jika menyangkut masalah ibunya, tidak akan ada tawar menawar dengan Regan. Bagi Regan, Sari nomor satu di atas segalanya.
*
"Ibu,,, ada apa, apa ibu baik baik sa--" kalimat Regan menggantung begitu saja saat dia masuk ke ruang rawat ibunya mendapati sang ibu tengah asik berbincang dengan Karina.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, regan terlihat tegang karena takut terjadi hal hal yang tidak di inginkan dengan ibunya yang tiba tiba ingin bertemu dengannya saat itu juga, sehingga membuat Sri yang saat itu ikut menemaninya ke rumah sakit bersamanya harus beberapa kali menenangkannya.
Regan sengaja mengajak Sri ke sana karena dia ingin memperkenalkan wanita yang di cintainya itu pada sang ibu sekaligus menceritakan perihal rencana perceraiannya dengan Karina, Regan yakin ibunya kan mengerti dan mendukung keputusannya untuk berpisah dengan Karina secara selama ini ibunya tahu jika rumah tangganya tidak harmonis sejak Julian mendepak Regan dari perusahaan, namun Sari hanya mengira ketidak harmonisan rumah tangga Regan dan Karina hanya karena masalah ekonomi, sehingga Sari memutuskan memberikan toserba miliknya untuk putranya itu agar putranya bisa tetap ada pemasukan, Sari tidak pernah tau tentang masalah perselingkuhan Karina dan Julian, Regan sengaja menutupi hal itu karena tidak ingin menjadi beban pikiran sang ibu.
"Regan,,, ibu senang sekali akhirnya ibu akan mempunyai cucu, kenapa kamu merahasiakannya dari ibu? Anak nakal!" ujar Sari dengan senyum lebar dan wajah sumringahnya menyambut kedatangan Regan yang langkahnya terhenti di ambang pintu ruangan dimana dirinya dirawat.