NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Faaris memperhatikan Balqis yang sedang menata barang-barang nya di tempat yang seharusnya. Faaris tersenyum, balqy pandai dalam segala hal. Bekerja bisa, memasak, melayani nya juga merapikan tempat yang padahal sudah rapih menjadi lebih rapih lagi.

"Sayang.."

"Iya, kenapa? Mau makan?" Tanya Balqis, lagi-lagi Faaris tersenyum. balqy nya benar-benar perempuan peka, tak bisa di bandingkan dengan siapapun. Bahkan dengan Elma sekalipun. Jika Elma pandai dalam urusan pekerjaan alias karir saja, tapi mengabaikan kewajiban nya sebagai istri yang berbakti pada suami. Tetapi Balqis, dia seperti nya calon istri yang baik, dan mampu melakukan segala hal.

"Iya, aku lapar dan ingin memakan masakan mu lagi."

Jawab Faaris dengan senyum simpul nya, membuat balqy menghentikan sejenak kegiatan nya dan pergi ke dapur, tentu nya dengan Faaris yang mengintili kemana pun Balqis pergi, seperti ekor yang selalu mengikuti kemana pun tubuh nya pergi, itulah Faaris jika sudah bersama Balqis.

Balqis membuka kulkas, dia mengambil beberapa butir telur dan juga sayuran, bakso dan sosis juga sebagai pelengkap.

"Mau masak apa, sayang?" tanya Faaris.

"Nasi goreng aja biar cepet."

"Kebetulan aku memang lagi pengen nasi goreng, kamu bisa membaca pikiran orang lain ya Yang?" Tanya Faaris lagi, tentunya dengan senyum yang nampak sangat manis.

"Tidak, aku hanya tidak ingin masak yang merepotkan."

"Huhh aku kira kamu semacam cenayang, yang bisa membaca pikiran orang lain sayang." Goda Faaris, dia memeluk Balqis dari belakang, menyandarkan dagu nya di pundak perempuan cantik itu.

"Minggirlah sebentar, katanya lapar."

"Perutku lapar, tapi aku lebih lapar akan kepuasan sayang. Aku ingin merindukan sarangku yang sempit menggigit." Jawab Faaris, sedikit berbisik membuat Balqis merinding.

"Nanti aku berikan setelah aku bersih dan mandi wajib. Sekarang menyingkirlah, aku ingin memasak, bukan cuma kamu yang lapar aku juga sama."

Jawab Balqis membuat Faaris mencebik lalu perlahan melepaskan tautan tangan nya di pinggang perempuan itu, dia berlari setelah mencuri kecupan mesra di pipi balqis. Melihat ini Balqis hanya menggelengkan kepala nya heran, bagaimana bisa pria yang terkenal dingin itu berubah 180 derajat jika bersamanya?

"Pria itu semakin lama semakin menggemaskan, tingkah nya kadang membuat aku kesal tapi aneh nya aku merasa menyukai ini. Balqis bodoh!" Balqis menepuk kepala nya, senyaman apapun dia bersama Faaris, tapi dia juga harus tau bahwa pria itu suami dari wanita lain.

Balqis memotong bahan-bahan dan segera memasak nya, beruntung nya tadi sebelum dia menata pakaian di lemari, dia sudah memasak nasi dan sekarang dia bisa masak nasi goreng sekarang. Aroma lezat menguar, membuat perut Faaris yang sedari tadi kosong tak terisi apapun itu semakin meronta.

"Ayo makan, sudah siap." Teriak Balqis dari dapur, membuat Faaris beringsut dari duduk nya, segera berjalan mendekati meja makan yang sudah tersedia dua piring nasi goreng dengan telur ceplok setengah matang di atas nya. Faaris menelan ludah nya, hidangan itu terlihat sangat menggugah selera.

"Kenapa diam saja, ayo cepat makan. Katanya lapar tadi," Ucap balqy, Faaris tersenyum dan duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Balqis.

faaris memulai makan siang spesial nya, tentu nya spesial karena ini masakan Balqis, perempuan yang sedang dia perjuangkan. Tanpa memperdulikan apapun, termasuk mengabaikan kalau dia adalah pria beristri.

"Ahhss.." Faaris mengipas-ngipasi mulut nya, ceroboh sekali memang. Sudah tau nasi goreng itu baru saja matang ya pasti masih panas.

"Aku benci makanan panas!" Ucap nya lalu meminum air yang di ulurkan oleh Balqis.

"Gak boleh bicara gitu di depan makanan, kamu nya sendiri yang ceroboh. Sudah tau ini masih panas, kenapa gak di tiup dulu?" Faaris hanya cengengesan, ini bukan sepenuhnya salah nasi goreng yang masih panas.

"Pelan-pelan aja makan nya, lagian gak ada yang minta kok."

"Kamu jadi sering bicara non formal padaku, sayang. Aku suka mendengar nya, terdengar seperti kamu sudah menerima keberadaan ku."

"Sudahlah, ayo makan. Setelah ini pulanglah, Nyonya Elma pasti menunggu anda di rumah."

"Kamu mengusirku, sayang? Bukankah ini apartemen milikku? Aku bisa disini kapanpun aku mau!" Tegas Faaris, dia merasa tak terima saat Balqis menyuruh nya pulang.

"Iya, ini memang milik anda, semuanya adalah milik anda, tapi anda tak bisa mengabaikan istri anda juga hanya karena aku."

"Kamu penting bagiku, Balqis. Jadi cukup, jangan memerintahku, aku akan pulang jika aku mau." Jawab Faaris keras kepala.

"Baiklah, terserahh anda saja."

Pasrah Balqis. Dia kembali melanjutkan makan nya dengan lahap, begitu juga Faaris. Makanan ini terasa semakin lezat sambil menatap gadis pujaan, apalagi makanan nya dia juga yang memasak.

"Kenyang.." Faaris mengusap perut nya yang terasa kembung karena terisi penuh nasi goreng masakan Balqis.

"Ohh iya sayang, kapan kamu akan kembali bekerja di kantor?" Tanya Faaris.

"Masa cuti ku masih ada satu hari lagi kan? Jadi besok aku masih ingin di rumah saja, tak apa kan?"

"Berarti lusa kamu mulai bekerja lagi?" Tanya Faaris lagi, Balqis menjawab nya dengan anggukan kepalanya.

"Baiklah sayang, besok aku bekerja sendirian lagi."

"Aku tetap bekerja dari rumah saja." Jawab Balqis, lalu membawa piring kotor bekas makan nya itu ke wastafel dan langsung mencuci nya.

Hari itu Balqis dan Faaris hanya berdiam diri di rumah, tapi Balqis tetap mengerjakan beberapa pekerjaan yang tadi belum selesai. Sedangkan Faaris hanya memainkan ponsel nya, mungkin mengerjakan beberapa pekerjaan dari ponsel nya.

Malam harinya, Balqis kembali memasak untuk makan malam dan lagi-lagi Faaris memuji masakan Balqis yang selalu enak dengan bumbu yang pas dan jangan lupakan extra bumbu cinta yang Balqis tambahkan secara khusus.

"Yang, aku ngantuk. Kita tidur sekarang?" Ucap Faaris, setelah makan dia malah mengantuk padahal Balqis masih asik ngemil buah melon sambil menonton televisi.

"Tidur saja duluan, ini belum habis."

"Kan bisa di simpan buat besok sayangku, ayolah." Bujuk Faaris membuat Balqis mendelik, menyebalkan sekali pria di depan nya ini, padahal image nya adalah pria terdatar dan terdingin di kantor, tapi ini kok? Ya mau tak mau, akhirnya Balqis mengalah dan menuruti keinginan Faaris, dia menyimpan melon itu di kulkas dan pergi ke kamar, tentunya dengan Faaris yang mengekor di belakang nya.

Balqis pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya sebelum tidur, Faaris juga mengikuti kegiatan Balqis, terus saja mengikuti perempuan itu hingga dia berbaring di ranjang.

Faaris melingkarkan tangan nya di perut rata Balqis, menggerakan tangan nya naik turun mengusap nya dengan lembut.

"Aku berharap ada kehidupan lagi disini, saat itu kita tak menyadari kehadiran nya, tapi nanti kita akan sangat memperhatikan nya." Ujar Faaris, pria itu menarik Balqis agar berbaring menyamping ke arahnya, Balqis menurut dan pria itu langsung menduselkan wajah nya di dada Balqis, sedangkan perempuan itu kini mengusap lembut juga rambut belakang Faaris.

Keduanya pun tertidur dengan posisi seperti itu hingga pagi tiba. Balqis sudah bangun lebih dulu, dia sudah membersihkan tubuhnya, menyiapkan pakaian Faaris dan menggantung nya di lemari, juga memasak sarapan. Tinggal menunggu pria itu turun, sambil menunggu Balqis tak terbiasa hanya diam saja, jadi dia mengepel lantai dan membersihkan barang-barang dari debu, padahal apartemen itu masih baru jadi belum ada debu sedikitpun.

"Sayang.." Pekik Faaris dari atas, membuat Balqis langsung menghentikan aktivitas nya dan berlari menaiki tangga, dia mengira terjadi sesuatu dengan pria itu, nyatanya pria itu hanya ingin di bantu memakai dasi.

"Aku sudah berlari menaiki tangga, ternyata kamu memanggil ku hanya untuk memasang dasi?" Gerutu Balqis, dia mengikat dasi di leher Faaris cukup kencang hingga membuat Faaris protes karena merasa tercekik.

"Sayang, kau ingin membunuhku ya? Jahat sekali padahal aku sudah membantu mu." Balqis tak menjawab, dia hanya melonggarkan dasi Faaris dan mengikat nya dengan benar kali ini.

"Sudah, ayo makan."

"Apa menu sarapan kita pagi ini, sayang?" tanya Faaris.

"Lihat saja di meja." Ketus Balqis, dia berjalan mendahului Faaris saking kesal nya. Tapi Faaris yang notabene nya lebih tinggi dari Balqis, membuat nya tak kesulitan untuk menyusul langkah Balqis.

Faaris berdecak kagum saat melihat ada beberapa menu istimewa tersaji di meja makan, ada ikan, daging, seafood dan juga sayur.

"Kamu bangun jam berapa sayang?" Faaris juga mengedarkan pandangan nya, rapih seperti kemarin, tak ada yang berubah sedikitpun.

"Jam 4 pagi." jawab Balqis, dia tak terlalu suka ikan sebenarnya, dia lebih menyukai daging-dagingan.

"Hah, sepagi itu?"

"Saya sudah terbiasa, makanlah cepat. Anda akan terlambat jika tak segera menyelesaikan makan." Ucap Balqis, karena jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 lebih seperempat, sebentar lagi jam masuk kantor akan di mulai.

"Iya sayangku, kamu lebih cerewet akhir-akhir ini tapi aku suka." Ucap Faaris sambil tersenyum simpul, menunjukkan deretan gigi putih nya yang berbaris rapih.

faaris melanjutkan acara sarapan nya, setelah selesai dengan makan nya dia langsung bersiap untuk berangkat, dia merapikan setelan jas nya dan mengambil tas berisi laptop dan juga berkas yang penting.

"Aku pergi dulu sayang, jangan kelelahan sebaiknya beristirahat saja ya." Peringat Faaris, dia mengusap lembut puncak kepala Balqis dan mengecup singkat kening nya.

"Hati-hati di jalan ya.."

"Iya sayangku, tak usah meragukan kemampuan berkendara Pak Agus , dia mantan pembalap." Jawab Faaris membanggakan supir pribadi nya itu.

Faaris berjalan menjauh, bahkan dia sempat berbalik dan memberikan flying kiss ke arah Balqis, membuat perempuan itu mengulum senyumnya.

Setelah kepergian Faaris, Balqis kembali melanjutkan acara mengepel nya yang tadi terhenti karena ulah Faaris. Tapi baru saja sekali usapan, ponsel nya berbunyi dari nomor tak kenal, entah siapa yang menelpon nya sepagi ini.

"Hallo.."

"Hallo, selamat pagi. Apa ini dengan Nona Balqis?"

"Iya saya sendiri, ini siapa?"

tanya Balqis, dia menjepit ponsel itu dengan pundak nya sedangkan tangan nya sibuk mengepel lantai.

"Saya dokter Hendri, dokter pribadi Nyonya Elma." Balqis mematung, ada apa dokter pribadi istri dari pria yang baru saja pergi bekerja itu.

"Ohh iya, ada perlu apa dengan saya? Tuan Faaris baru saja pergi bekerja." Jelas Balqis, dia kira dokter itu akan menanyakan keberadaan Faaris, tapi sepertinya bukan. Karena dia menyebut dirinya sebagai dokter pribadi Rachel, berarti pria itu punya nomor Danish tentunya.

"Ada waktu luang, seseorang ingin bertemu dengan anda."

"Siapa? Apa hari ini juga kah?" tanya Balqis pelan.

"Kalau bisa hari ini, Nona. Saya kirim alamat nya melalui chat,"

"Baiklah, saya akan kesana nanti siang." Putus Balqis.

"Terimakasih Nona." Panggilan itu pun berakhir, Balqis menatap ponsel nya yang kembali mati setelah panggilan itu selesai. Dia merasa berdebar, apa mungkin Elma yang ingin bertemu dengan nya? Tapi untuk apa, atau dia sudah tau bagaimana hubungan nya dengan Faaris suaminya?

"Ayoo Balqis, jangan nethink. Bisa saja yang ingin bertemu dengan mu itu orang lain, lagi pun ini memang kesalahan mu, jadi apapun hadapi saja."

Gumam Balqis. Dia kembali melanjutkan acara mengepel nya, dari tadi pagi dia belum selesai mengepel juga, ada saja gangguan nya.

Selesai dengan mengepel lantai, Balqis membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi ke alamat yang sudah dokter Hendri kirimkan lewat chat. Meski hatinya sudah berdebar tak karuan, tapi mau bagaimana lagi, dia tak bisa menghindar. Lambat atau laun juga hubungan ini pasti akan terbongkar juga.

Balqis menaiki taksi dan menyebutkan alamat itu, dia memilin ujung blouse nya karena gugup. Meski diluar dia nampak biasa saja, tapi hatinya tak bisa berbohong kalau saat ini dia tengah di landa kegugupan yang luar biasa.

Singkat nya, Balqis sampai di rumah mewah bergaya Eropa dengan tiga lantai itu, terlihat megah bak istana. Mungkin ini lebih pantas disebut mansion daripada rumah.

"Permisi pak, saya Balqis. Sudah ada janji dengan dokter Hendri."

"Ohh iya, silahkan masuk Nona. Nona sudah ditunggu," ucap penjaga rumah itu dengan ramah. Tapi justru dia kembali di landa ketakutan, bagaimana reaksi istri Faaris saat mengetahui hubungan mereka yang sudah keluar batas?

"Permisi.." Dokter Hendri yang memang sedang menunggu kedatangan perempuan itu langsung menoleh saat suara lembut mendayu itu datang dari belakang tubuhnya, dia berbalik dan seketika itu juga dia mematung. Ternyata perempuan bernama Balqis itu begitu cantik nan mempesona, aura nya memancar meski penampilan nya terlihat sangat sederhana.

"Nona Balqis?" tanya nya setelah lamunan nya buyar.

"Iya, saya Balqis."

"Mari ikut saya." Ajaknya langsung, lalu mulai menaiki tangga dengan perlahan. Balqis mengedarkan pandangan nya ke sekeliling rumah, mata nya langsung melotot saat melihat satu bingkai besar poto pernikahan Elma dan Faaris yang terpajang rapi di ruang tengah. Seketika itu juga Balqis sadar, dia berada di rumah Faaris saat ini.

Dokter hendy membuka pintu salah satu kamar yang berjejer di lantai dua rumah itu. Aroma harum menyeruak memenuhi indra penciuman.

"Mari masuk, beliau sudah menunggu." Balqis mengangguk dan mengikuti dokter itu, betapa terkejutnya dia saat melihat siapa wanita yang tengah bersandar di kepala ranjang dengan menatap nya tanpa berkedip.

"Nyonya Elma.." gumam Balqis pelan, bahkan sangat pelan hingga dokter Hendri yang berdiri di samping nya pun tak mendengarnya.

"Dia Balqis, Elma."

"Terimakasih Hendri, kau bisa pergi." Usir Elma halus, dengan segaris senyuman yang nampak di paksakan.

"Kau yakin?"

"Iya, aku yakin tak perlu khawatir Hendri. Aku baik-baik saja." jawab Elma, dokter Hendri pun melirik Balqis yang masih mematung dengan hati yang tak karuan itu sekilas lalu keluar dari kamar itu. Entah apa yang akan terjadi, akankah ada adegan termehek-mehek nanti?

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!