NovelToon NovelToon
Pesona Janda Kembang

Pesona Janda Kembang

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:429.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: nona manis

Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.

Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.

-------

Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.

Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.

Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.

Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.

Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tabrakan

Sisil benar-benar tertidur pulas, obat yang Nadia berikan bekerja dengan baik. Nadia sengaja meracik obat itu jika ada pasien yang membutuhkan. Obat yang ia racik hanya akan bekerja ketika pasien benar-benar dalam kondisi kurang tidur dan juga sedang menagalami tekanan secara psikis.

Bahkan saat Nadia terbangun, ketika jam menunjukkan pukul lima sore, Sisil masih belum bangun. Nadia masuk ke dalam kamar yang Sisil tempati membawa peralatan periksanya. Ia memeriksa kondisi Sisil. Memastikan secara fisik apakah Sisil baik-baik saja.

Setelah selesai memeriksa Sisil, ia pun keluar dari kamar itu dan mulai bersiap untuk kembali ke rumah sakit. Hari ini Nadia masih tugas jaga di malam hari. Meskipun ia tidak tega meninggalkan Sisil sendirian, namun ia tak bisa meninggalkan tugasnya karena tinggal sebentar lagi ia akan mendapat gelar dokter itu.

Pukul sembilan malam Sisil mengerjapkan matanya. Ia melihat ke sekelilingnya dan ternyata sudah gelap. "aku kenapa bisa tidur begitu lama ya..." gumam Sisil beranjak bangun dan berjalan ke arah jendela, melihat pemandangan kota yang telah lama ia tinggalkan.

Sisil pun keluar dari kamarnya, apartemen tampak sepi. Ia berjalan ke dapur mengambil air minum untuknya. Di meja makan ia melihat dua buah kotak makanan dan sepucuk surat.

Sil...kamu makanlah dulu...dan sudah aku siapkan vitamin untukmu, wajib kamu minum kalau enggak, aku nggak mau kenal kamu lagi

"iya...iya Nad, pasti aku makan dan aku minum vitaminnya" ucap Sisil seolah-olah Nadia berada di sana

Sisil pun membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, dari semalam ia belum membersihkan dirinya, tadi pagi saat sampai di apartemen milik Nadia, setelah minum vitamin dari Nadia ia langsung tertidur.

Dua hari setelah Sisil meminum obat yang Nadia berikan, Sisil sudah lebih baik. Badannya lebih segar, dan tak mudah lelah lagi. Sisil mulai membayar biaya sewanya pada Nadia. Pagi-pagi ia bangun memasak untuk Nadia.

"kamu sudah bangun Sil?" ucap Nadia berjalan masuk ke dapur sambil mengucek matanya karena ia baru bangun

"sudah Nad..." Sisil meletakkan hasil masakannya di meja makan

"sepertinya kamu sudah lebih segar" Sisil menuang air minum ke dalam gelas

"iya...sepertinya vitaminmu bener-bener manjur" Sisil terkekeh

"siapa dulu dong peraciknya....Nadia..." ucap Nadia sambil menebah dadanya.

"iya...iya...calon dokter jeniusku ini memang jago meracik obat.."

"hari ini kita jalan-jalan yuk...mumpung aku libur..kebetulan ada mall baru yang baru buka minggu ini" ucap Nadia

"boleh...eh...Nad...kapan kamu diambil sumpah dokternya?"

"dua minggu lagi...memangnya kenapa?"

"rencana kamu praktek dimana?" ucap Sisil sambil menuangkan nasi ke dalam piring

"aku sudah dikontrak bekerja di RS Mitra Husada Sil.."

"oh...syukurlah...berarti tinggal aku yang harus mulai mencari pekerjaan" ucap Sisil tertunduk, seketika ia teringat Hotel Anggrek. Ia belum sempat menulis surat pengunduran dirinya.

"semangat Sil...kamu pasti mendapatkan pekerjaan sesuai cita-citamu" Nadia memberi semangat.

Setelah mereka menyelesaikan sarapan, mereka pun bersiap untuk pergi ke pusat perbelanjaan yang baru saja buka di ibukota, yang digadang-gadang pusat perbelanjaan terbesar di ibukota.

Menempuh perjalanan sekitar empat puluh menit, mereka berdua telah sampai di pusat perbelanjaan yang baru itu.

"Wahh....Nad...benar-benar besar dan mewah....mall milik orang tuamu kalah besar" ucap Sisil sambil memperhatikan sekelilingnya

"iyalah Sil...mall milik papaku kan cuma di pinggiran kota" ucap Nadia lesu

"eh..." Sisil menyadari perubahan raut wajah Nadia "maaf Nad... bukannya bermaksud menjelekkan maaf ya Nad..."

"santai aja Sil...memang begitu kenyataannya" ucap Nadia kemudian ia merangkul sahabatnya itu.

Mereka pun berjalan, berkeliling pusat perbelanjaan dan mata Sisil tiba-tiba tertuji pada sebuah lembarn yang tertempel di sebuah cafe yang terlihat mewah. Sisil mendekat, dan membaca selebaran itu.

"Nad...aku mau mencoba melamar di sini besok" ucap Sisil masih sambil membaca selebaran

"hah...Sil..kamu nggak salah....? Ini yang dibutuhkan pelayan Sil..." Nadia membaca dengan seksama

"ini cafe bukan sembarang cafe Nad...kamu lihat yang masuk...mereka sepertinya kamu elit"

"tapi Sil...sayang kan nilaimu bagus tapi kerja cuma jadi pelayan?" Nadia terlihat tidak menyetujui keputusan Sisil

"ini cuma sementara Nad...jika ada lowongan yang lebih baik lagi, aku akan pindah..." ucap Sisil terlihat bersemangat

"terserah kamu saja Sil..." ucap Nadia lesu

Mereka berdua pun kembali melanjutkan berkeliling pusat perbelanjaan itu keluar masuk dari satu tenan ke tenan lainnya. Berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan itu membuat Sisil sedikit melupakan kesedihannya. Sejak Sisil memutuskan pergi ke ibukota ia telah memantapkan hati untuk membuka lembaran baru. Ia pun sudah mengganti nomor ponselnya. Ia tak mau diganggu oleh orang-orang dari masa lalunya.

"Sil...Sil...coba lihat ada pria bule...wuih..cakep Sil..." ucap Nadia dengan mata berbinar

"mana Nad...?" Sisil mengedarkan pandangannya

"itu dua orang yang sedang ngobrol sambil berjalan ke arah kita" ucap Nadia matanya sampai tak berkedip

"oh..itu.." ucap Sisil santai

"eh Nad...ke toilet yuk...aku kebelet nih..." ucap Sisil

Sisil pun berjalan cepat ke arah toilet, Nadia pun juga mengikuti Sisil. Ia tak mau meninggalkan Sisil. Meski Sisil terlihat baik-baik saja namun, ia tahu Sisil hanya berpura-pura senang.

Mereka berdua keluar dari toilet sambil bercanda tak memperhatikan jalan. Dan tiba-tiba

brukk....

"awsh...." Sisil terjatuh, sedangkan Nadia malah bergeming, menatap siapa yanh baru saja menabrak Sisil

"Nad...tolongin sih..." gerutu Sisil

"Nona...anda tidak apa-apa?" ucap seseorang membuat Sisil mendongak menatap siapa yang ada di hadapannya. Seorang pria bule berbadan tinggi besar sedang menatapnya dengan tatapan seolah-olah ingin menenerkamnya

"Nona..." ucap pria yang berada di sebelahnya

"iya...aku baik-baik saja" Sisil beranjak berdiri "maaf tuan...saya kurang hati-hati" ucap Sisil sopan menatap orang yang sedang menatapnya tajam.

Kemudian orang itu berjalan kembali meninggalka Sisil yang merasa tidak enak karena sudah menabrak orang tadi. Sedangkan Nadia masih terpana melihat dua orang pria yang ketampanannya di atas rata-rata.

"bukannya nolongin malah melamun" gerutu Sisil

"ya ampun Sil...benar-benar tampan dana seksi, dhuh...bagimana ya rasanya kalau bercinta dengan orang seseksi itu.." Nadia memutar badannya mengikuti arah kemana orang itu pergi

"awh...sakit Sil" ucap Nadia ketika mendapat jitakan di kepalanya oleh Sisil

"sejak kapan kamu berpikiran mesum begitu? Dua tahun berpisah kenapa otakmu jadi geser? Apa jangan-jangan gara-gara kamu dekat dengan Febi" ucap Sisil dengan wajah kesal, Nadia yang ia kenal dulu sangatlah polos, pikiran mereka berdua hampir sama yang penting cepat lulus kuliah

"hehehehe" Nadia tersenyum memperlihatkan deretaj gigi-giginya "kamu tahu aja...nggak ada kamu, Febi makin menjadi, setiap kali bertemu ia selalu mencuci otakku dengan hal-hal begituan Sil"

Sisil hanya memutar bola matanya. Sisil sudah tahu jika Febi itu punya fantasi lebih terhadap seorang pria, namun sejak dekat dengan Sisil Febi tak pernah membahas hal-hal yang berbau mesum lagi.

.

.

.

B e r s a m b u n g

Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie...

Terima kasih sudah membaca

1
gian 305
sisil itu munafik N lebay.... alasan trauma tp ena ena mau
Sri Ratmini
Luar biasa
Dea Dea
Buruk
pebri hastuti
Luar biasa
Ita rahmawati
ternyta blm sempet nikah
Ita rahmawati
baru baca tp kyknya bagus jd lanjuuuuttt
yusri sukiyatman
Luar biasa
Patrisia Seli
sisil ceroboh bikin tensi naik
Patrisia Seli
sisil yg bodoh
Ayudah
Ceritanya bagus Kak... marathon baca ini
Siti Nur M. Yahya
bagus 👍
Tika Panda
good
Kalsum
lanjut
Kalsum
dag dig dug
Kalsum
kasihan dery kenapa nadia gk mau kasi kesempat ke dua
Kalsum
sisil hamil
Kalsum
huuu seru dan tengang
Kalsum
jgn pisah nadia
Kalsum
waoooo dag dig dug
Kalsum
😃😃😃😃😃cemburu sm org udh g ada
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!