NovelToon NovelToon
Kalbara

Kalbara

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Kalista Aldara,gadis cuek yang senang bela diri sejak kecil.Tapi sejak ia ditolak oleh cinta pertamanya,ia berubah menjadi gadis dingin.Hingga suatu ketika, takdir mempertemukannya dengan laki-laki berandalan bernama Albara. "Gue akan lepasin Lo, asalkan Lo mau jadi pacar pura-pura gue."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga puluh lima

" Sampai juga lagi Kal, love you."

Aldara hanya mendesis dan memasang raut jijik pada Zulfa yang melakukan kiss bye dengan lambaian tangan super heboh. Aldara  tidak pernah terbiasa dengan sifat nyelenehnya,apalagi semakin dewasa sifat anehnya malah semakin jadi.

"Dadah."

Aldara merasa lega begitu mobil Zulfa akhirnya pergi. Ia pun memasuki pekarangan rumahnya. Wajahnya sedikit menunduk lesu. Selain karena tubuhnya cukup lelah,juga kerana pikirannya.

Aldara melepas topinya,ia juga menarik ikat rambutnya hingga rambutnya tergerai mengembang seperti singa. Aldara merasa kulit kepalanya yang lengket karena keringat. Entah sekecut apa kini baunya.

"Manusia-manusia sialan,kenapa si mereka harus buat gue kayak gini."

Aldara memejamkan matanya, ia memijat pelipisnya. Perdebatan dalam kepalanya membuat ia ingin memukul kepalanya sendiri.

"Nah itu, Aldara udah datang."

Aldara yang berada diambang pintu itu seketika mendongak. Matanya melebar begitu melihat ternyata ada Albara yang sedang berkumpul dengan keluarganya. Di tengah meja juga ada sekotak pizza yang terbuka.

Ngapain dia di sini?

Aldara mengirim pesan lewat tatapan pada mamahnya. Seakan mengerti mamahnya mengacungkan jempol nya sebagai tanda bahwa semuanya aman terkendali. Awas aja jika mereka berbicara macam-macam yang bisa merugikan identitasnya.

"Mama kaget waktu Albara datang, kirain kamu jalan sama dia."

"Kan aku udah bilang kalau aku pergi sama temen."

Aldera memang butuh empati dari albara untuk lepas, tapi bukan sampai di jenguk seperti ini juga. Tindakan Al Bara ini justru hanya akan membuat keluarganya yang punya jalan pikiran sesat semakin kesenangan.

Aldara berdecak kecil ." Aku mandi dulu."

"Jangan lama-lama, kasian Albara nunggu  dari tadi."

....

Aldara keluar dengan rambut masih setengah basah. Ia hanya memakai skincare dan membiarkan memarnya terlihat.

Sebelumnya berpenampilan apa adanya di depan orang lain adalah sesuatu yang paling ia hindari, setidaknya harus ada bedak yang menempel di wajahnya agar perawatannya selama ini tidak terlihat sia-sia. Hanya saja yang datang sekarang adalah Albara, dimana mengharuskannya berpenampilan menyedihkan. Ia pun menentang ego-nya. Apalagi setelah kepergok keluar dari rumah. Untuk ukuran perempuan lemah yang mendapatkan serangan dari preman akan membuat ia ragu-ragu untuk keluar rumah dan trauma.

Kenapa begitu banyak kesalahan yang Aldara lakukan hari ini?

"Loh, yang lain kemana?" Tanya Aldara melihat yang duduk di ruang tamu hanya Albara seorang.

" Baru aja keluar, katanya mau nengok tetangga yang baru aja balik dari kampung."

Aldara menghela napasnya, tak ada alasan lain kah yang lebih keren daripada menengok tetangga yang baru pulang dari kampung?

Aldara pun duduk di samping laki-laki itu. Semua sudah mereka rencanakan, termasuk dengan menyimpan makanan-makanan yang Albara diatas sofa sehingga  yang tersisa untuk duduk hanya di samping laki-laki itu.

"Masih memar ya?"

"Iya, tapi udah nggak begitu parah kok."

"Emm, boleh gue liat?"

Aldara menghadapkan tubuhnya ke arah laki-laki itu. Albara memperhatikan dengan baik wajah Aldara. Tangannya terulur untuk menepikan rambut Aldara yang menghalangi.

" Gue udah tanya-tanya ke apotek obat buat ilangin memar, tapi kebetulan obatnya lagi kosong. Mungkin besok gue cari ke tempat lain."

"Nggak usah, gak papa kok, nanti juga sembuh sendiri. Sementara waktu gue masih bisa pakai fondation."

Albara menatap perempuan itu. Bagi manusia seperti Aldara,sudah ini bukan hal sepele. Meski sedikit tomboy, tapi gadis itu pasti sangat merawat kulit wajahnya. Terlihat dari kulit wajahnya yang terlihat bersih dan cantik. Apalagi di lihat secara dekat seperti ini, membuatnya yakin seberapa usaha perempuan itu dalam merawat kulit wajahnya. Untuk kesekian kalinya ia merasa bersalah.

Kening Albara berkerut begitu matanya menangkap bekas luka di pelipis Aldara. Anda mengapa ia merasa tidak asing dengan luka itu. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, tapi entah apa. Tanpa sadar, tangannya bergerak untuk menyentuh bekas luka itu. Namun dengan cepat aldara menepis tangannya.

"Jangan disentuh, gue baru aja pakai skincare!"

"Eh,sorry. Itu kening lo terluka karena apa? Kok sebelumnya gue nggak pernah lihat ya?"

" Luka lama ini, lagian kayak Lo suka merhatiin wajah gue dengan detail aja."

"Emang." Jawab Albara.

"Hah?" Raut wajah Aldara terlihat tidak menyangka.

Detik berikutnya Albara pun terbelalak." Nggak,maksudnya-"

Aldara menutup mulut laki-laki itu." Iya, gak usah diterusin. gue anggap lu nggak suka merhatiin muka gue dengan detail."

Aldara kemudian beralih pada kotak di meja dan mengambil sepotong pizza dari sana. Iya menggigitnya dalam mengangguk-angguk begitu mengecap rasanya.

" Meski kakak gue selalu bilang ke aku itu orang yang paling insecure di dunia, bukan berarti gue nggak sadar sama kecantikan diri sendiri." Aldara menoleh pada laki-laki itu.

"Jangan naksir gue ya?"

Albara berdeham." Pede banget. Lagian lu juga bukan tipe gue," jelas Albara tanpa berani menatap gadis itu.

"Oh ya?" Adara menarik senyuman. Matanya mengerling jahil.

" Iya,Lo bukan tipe gue," sahut Albara dengan suara yang dibuat dengan tegas.

Saudara mengangguk-ngangguk. Iya pun mendekatkan wajahnya pada laki-laki itu."Terus tipe Lo tuh yang kayak gimana?"

"Cewek yang gak bikin gue khawatir. Dan itu bukan lo, lihat Lo bahkan cuma makan segigit pizza."

Albara mendorong kening gadis itu dengan telunjuknya, agar wajah gadis itu menjauh.

Aldara berdecak." Dibilangin jangan disentuh!" Aldara menggerutu kesal sementara laki-laki itu hanya mengedipkan bahu tak peduli.

"Tapi bener ya gue bukan tipe lo, awas aja kalau udah naksir," ucap Aldara.

"Kepedean banget."

"Bukan kepedean tapi gue tahu mana yang tertarik sama gue atau enggak."

"Oh ya? Terus gimana pas lo lihat Aldo? Dia tertarik sama lo?"

Aldara mendelik,seketika membuat Albara tertawa melihat ekspresi gadis itu.

"Kasihan banget yang bertepuk sebelah tangan."

Aldara menatap laki-laki itu dengan mata tajam,ia tidak menyukai Aldo tapi di depan Albara ia harus pura-pura menyukai temannya itu. Ia bersikap layaknya orang kesal, pipinya ia kembungkan selayaknya orang senang menahan kesal.

Albara minat wajah Aldara yang terlihat lucu dimatanya. Ia tak bisa menahan tangannya untuk tidak mengacak rambut gadis itu.

"Bara! Rambut jangan diacak!"

"Lucu banget si,anak orang yang satu ini." Ucap Albara yang dengan sengaja menangkup telapak tangan di kedua pipi gadis itu.

"Bara! Skincare gue!"

Albara semakin tertawa kencang sampai memegangi perutnya,sementara Aldara hanya menatap kesal.

"Nyebelin banget si Lo!"

Ponsel Albara berbunyi, posisinya yang terletak di atas meja membuat Aldara bisa lihat pop up chat-nya.

Bar,ini rekaman CCTV di basement yang Lo minta udah gue dapet.

Aldara tertegun sejenak.Jangan bilang basement yang dimaksud adalah basement mall yang kemarin ia dan Albara kunjungi. Gila kenapa Albara bergerak sejauh ini? Kenapa dia bertindak sejauh ini untuknya?

Lokasi penyerangan CCTV-nya lagi rusak. Jadi ini cuma ada pas cewek nggak diseret sama orang-orang yang kabur itu.

Albara mengambil ponselnya, lihat serius membuka isi chat itu.

"Gue kayaknya balik  sekarang deh. Tapi keluarga lo belum pulang ya." Baca Albara kemudian terlihat gamang.

"Apaan sih, gak usah segitunya kali, ini kan rumah gue sendiri."

"Yaudah,sana pergi kalau Lo mau pulang."

"Iya-iya."

Albara bangkit berdiri, Iya memakai jaketnya lalu mengeluarkan kunci motornya. Namun, bukannya beranjak. Laki-laki itu malah terdiam dan menatap Aldara.

"Apa?", seru Aldara dengan galak.

"Makan yang bener."

"Bawel."

"Ngeyel banget si jadi cewek." Ucap Albara seraya meraup wajah Aldara dengan telapak tangannya.

"Bara!"

Albara segera berlari dengan gelak tawanya. Ia kabur dari Aldara yang sudah seperti petasan yang siap meledak.

1
Alex
lanjut Thor seru bgtsss ceritanya
Muanisah Jariyah
ceritanya seru,sayang typonya kebanyakan
choco eskrim
Ceritanya cukup menari, tapi ada beberapa kata yang typo.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!