Terpaksa menikah karena persoalan resleting yang tersangkut pada rambut seorang gadis bernama Laras ketika Polisi Intel itu sedang melaksanakan tugas mengejar pengedar narkoba. Polisi Intel itu menyembunyikan identitasnya dari sang Istri, ia mengaku sebagai seorang Ojol. Karena gagal menyelesaikan tugasnya. Aliando Putra Perdana hendak dipindah tugaskan ke Papua.
Tanpa Ali sadari, ia sengaja dikirim ke sana oleh sang Ayah demi menghindari fitnah kejam dari oknum polisi yang menyalahgunakan kekuasan. Ada mafia dalam institusi kepolisian. Ternyata, kasus narkoba berhubungan erat dengan perdagangan manusia yang dilakukan oleh oknum polisi di tempat Aliando bertugas.
Ingat! Bukan cerita komedi, bukan pula dark romance. Selamat menikmati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pilips, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tim Khusus
Pagi-pagi sekali Aliando harus segera berangkat ke kantor polisi kota J. Pak Chandra menelfonnya dan mengatakan jika tim khusus akan dibentuk. Tim ini sangat rahasia jadi tidak boleh seorang pun yang tahu, bahkan, harus dirahasiakan dari putranya sendiri yaitu Prasetyo.
Orang tua Laras baru saja tiba dan mereka kaget ketika melihat pasutri itu sudah ada di rumah.
“Loh, bukannya perginya lama ke Papua?” tanya Pak Kaget pada putrinya.
Laras beradu pandang dengan Aliando. Mereka sudah sepakat untuk membuat cerita palsu terkait dengan identitas Ali dan kejadian di Papua.
“Ah, Laras balik sama Mas Al, soalnya perusahaan grab meminta Mas Al untuk balik lagi kerja di kota J."
“Kayak penting banget kamu, Al,” ucap Pak Kaget. “Eh, kamu mau ke mana pagi-pagi begini, rapih bener pakai kemeja. Emang, perusahaan grab kamu naikin jabatan kamu?”
“Bukan, Pak. Saya diminta bos saya untuk ganti menjadi grab mobil, bukan motor lagi.”
“Woo, jadi sekarang kamu bawa mobil?”
“Iya, Pak.” Aliando segera pamit dan naik ke atas motor supranya. Dalam perjalanan menuju kota J, ia menyempatkan ke rumah orang tua angkatnya. Ia mengambil kunci mobil dan kembali berkendara dengan nyaman dan gagah menuju Polres.
Sebentar lagi, tetangga Laras akan keluar biji matanya ketika melihat Aliando datang membawa mobil bmw seri termahal. Ali tidak perduli jika orang kampung sana menggosip.
Mana ada supir grab bisa bawa mobil bmw dan bla bla bla. Aliando akan menutup kuping hingga omongan mereka tidak terdengar lagi.
Aliando akan berusaha menarik semua perhatian Laras hanya untuknya. Baskara tidak ada apa- apanya, begitu pikiran Ali.
“Kali ini, aku harus menyelesaikan tugas dengan benar. Gagal menangkap pelaku narkoba. Sekarang, aku akan menangkap para mafia yang menggunakan kekuasaan mereka sebagai anggota polisi. Mereka semua menyalahgunakan hak dan kewajibannya. Mereka semua merusak citra polisi! Tidak bisa dibiarkan!”
Aliando menyetir lebih cepat dan melaju dengan penuh percaya diri. Benaknya terus mencari tahu siapa sebenarnya para mafia yang bersembunyi dibalik seragam pelindung masyarakat?
Baskara tidak masuk dalam daftar yang ia curigai. Baskara terlalu lembek dan tidak cocok melakukan hal semacam itu.
***
Rapat tersembunyi berlangsung. Kini, Pak Chandra mondar mandir menjelaskan rencana mereka. Aliando merasa takjub dengan kecerdasan Komjenpol itu. Tapi, ada satu hal yang tidak ia mengerti, kenapa putranya tidak diikutkan dalam tim?
Ali bersama beberapa anggota yang lain mulai membagi tugas. Penangkapan mafia dalam institusi kepolisian kota J akan dimulai dengan mencari tahu siapa yang meracuni Desta.
Sementara itu, di tempat lain, polisi berjam tangan royalex tersebut meremas kaleng minuman keras ditangannya. Sekarang, ia tahu, dimana kartu memori itu tersimpan.
Setelah menyiksa Lolly, perempuan itu mengaku bahwa salah satu temannya pernah melihat memori itu. Sangat memungkinkan jika teman Lolly juga penasaran dengan isi dari kartu memori itu.
“Jadi namanya Laras, ya?” polisi itu menyeringai ganas. Kalungnya dia mainkan. Polisi gila itu siap melancarkan aksinya kali ini, meski yang kemarin gagal saat di Papua.
“Aku sendiri yang akan turun tangan.”
Ketika ia berdiri, satu orang polisi berambut cepak datang menghadang langkahnya. “Jangan gegabah, tim khusus sudah terbentuk.
Polisi bermuka serigala itu kembali memainkan kalungnya. “Haruskah aku melenyapkan pusatnya yang menghalangi?”
Polisi berambut cepak menggeleng. “Jika itu terjadi, semua polisi se Indonesia akan gempar. Bisnis kita akan mudah diselidiki. Kau mau menjadi miskin dan mati membusuk dalam penjara sendiri?”
“Lantas aku harus bagaimana?” ia menggeram, “perempuan bernama Laras itu berhasil kabur bersama suaminya dan dia masih menyimpan video itu!”
“Tenanglah …, seandainya Aliando sudah melihat video itu, markas besar sudah pasti akan diringkus.”
“Jadi ….” Polisi gila tersebut memperbaiki posisi jam tangan royalexnya. “Kita culik Laras terlebih dahulu untuk memancing suaminya.”
“Ide yang cemerlang.”