"Hanya aku yang boleh menyiksa dan membuatmu menderita. Hanya aku yang boleh mencintai dan memilikimu."_Sean Aznand.
Sonia Elliezza, rumah tangga yang dia idam-idamkan selama ini menjadi mimpi buruk untuknya, walaupun Sonia menikah dengan pria yang sangat dia cintai dan juga mencintainya.
Hanya karena kesalahan di masa lalu, membuat rumah tangga Sonia bersama dengan Sean Aznand menjadi sangat dingin dan menegangkan serta penuh dendam dan amarah yang tak terbantahkan.
Sean memberikan pilihan pahit pada Sonia di awal pernikahan mereka yaitu pergi atau bertahan. Pilihan apakah yang Sonia ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Dekat
Kenzo membawa Kiara kembali ke hotel yang sudah mereka tempati sebelumnya. Kiara ragu melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam kamarnya, dia masih takut jika nanti Kenzo kembali melecehkannya.
"Masuklah, aku tidak akan mengganggumu, besok aku akan mengantarkanmu ke bandara dan setelah itu aku berjanji bahwa kau tidak akan pernah melihat wajahku lagi." Kata Kenzo yang ingin membuat Kiara tenang.
"Kenapa bapak bicara begitu?" Tanya Kiara.
"Kenzo, panggil Kenzo saja jangkqpl]an pakai bapak." Titah pria tampan itu.
"Iya Kenzo, kenapa bicara begitu?"
"Kau takut padaku dan kesalahanku tadi sangat fatal, jadi sebagai permintaan maaf, aku akan memberikan apapun yang kau mau lalu aku tidak akan memperlihatkan wajahku padamu lagi." Jawab Kenzo, mereka masih ngobrol di depan kamar yang mana Kenzo tidak akan memasuki kamar Kiara.
"Kalau begitu saya masuk dulu." Kenzo mengangguk dan melihat Kiara masuk serta mengunci pintu kamarnya. Kenzo kembali terngiang perkataan Sonia tadi mengenai Kiara.
"Bajingan sekali aku merusak wanita baik-baik." Gumam Kenzo sambil berjalan menuju kamarnya.
...***...
Malampun menyapa, Kiara sedari tadi sama sekali tidak keluar kamar. Dia sibuk mencari pekerjaan yang cocok dengannya di Indonesia, sebenarnya posisi dia di perusahaan Kenzo cukup bagus namun karena dilecehkan oleh Kenzo tadi, dia memilih untuk mengundurkan diri.
Pintu kamarnya diketuk oleh seseorang, Kiara berjalan ke arah pintu dan mengintip melalui lubang kecil yang ada di pintu tersebut, Kiara melihat Kenzo berdiri di depan kamarnya.
Jantung Kiara berdebar seketika, dia masih takut dengan Kenzo walaupun pria itu sudah baik dan minta maaf padanya, Kenzo kembali mengetuk pintu kamar Kiara dan dengan berat hati Kiara membukakannya.
"Sudah makan?" Tanya Kenzo ketika melihat Kiara berdiri di hadapannya, Kiara mengenakan piyama tidur berwarna merah muda dengan celana panjang dan baju lengan pendek, serta wajah polos tanpa make up karena memang Kiara habis mandi dan belum memoles wajahnya dengan apapun.
"Sudah pak." Jawab Kiara dengan nada suara yang sedikit bergetar.
"Kenzo, apa susahnya memanggil namaku."
"I..Iya, saya sudah makan Kenzo."
"Kamu makan saya?" Gurau Kenzo tapi ekspresi wajahnya masih datar.
"Eh bukan, ma..mak..maksud saya, saya itu sudah makan." Jawab Kiara dengan gugup.
"Kamu bohong, ayo keluar, kita cari makan." Ajak Kenzo.
"Hm tapi saya belum siap-siap." Kenzo menatap Kiara dengan seksama.
"Belum siap bagaimana? Bajumu sudah rapi, rambutmu juga dan kamu sudah cantik. Mau bersiap bagaimana lagi? Kamu sudah siap untuk keluar, ayo!" Kiara ragu untuk menerima ajakan Kenzo, tapi Kenzo meraih tangan Kiara dan membawanya keluar.
"Tunggu, tunggu, aku kunci kamar dulu." Kata Kiara yang sudah ditarik oleh Kenzo, dia kembali dan mengunci kamarnya lalu menyusul Kenzo.
Kenzo membawa Kiara mencari makanan pengisi perut mereka, selama di dalam mobil mereka sama sekali tidak bicara satu sama lain, suasana sangat canggung.
Kiara mengambil ikat rambut dari saku baju piyama yang dia kenakan dan ingin mengucir rambut panjangnya itu namun Kenzo menahan lengan Kiara.
"Jangan dikucir, biarkan saja rambutmu terurai begitu, sangat cantik." Puji Kenzo, Kiara bukannya melayang atau senang dengan pujian itu, dia malah makin takut pada Kenzo.
"Ini mengganggu Ken, aku nggak nyaman." Balas Kiara.
Kenzo menghentikan mobilnya karena lampu merah, dia mengambil ikat rambut Kiara dan meminta Kiara membelakanginya.
Kenzo mengepang rambut Kiara dengan cantik, rasa takut Kiara pada Kenzo sedikit-sedikit mulai berkurang, saat membelakangi Kenzo begini gadis manis ini tersenyum.
"Kalau begini kan cantik." Puji Kenzo yang melihat hasil kepangannya di rambut Kiara, Kiara tersenyum manis melihat rambutnya sudah terkepang rapi.
"Anda ternyata bisa menghias rambut wanita ya Ken."
"Bukan hal sulit." Kenzo melajukan mobil menuju sebuah resto mewah yang dijamin kehalalannya.
"Apa kita nggak berlebihan makan di sini? Kita bisa makan di tempat yang sederhana saja." Kata Kiara yang tidak enak dibawa oleh Kenzo ke resto mahal begini.
"Di sini nggak ada tukang bakso Mang Jaja, pecel ayam Mbok Yem, siomay gerobakan, kalau di sini ada, aku sudah membawamu makan ke sana." Jawab Kenzo santai yang membuat Kiara tersenyum, senyuman Kiara seakan menyihir Kenzo, dia terpukau ketika melihat Kiara tersenyum seperti itu.
"Oke ayo makan, aku sudah lapar." Ajak Kiara.
"Katanya di hotel tadi sudah makan, apa jangan-jangan wanita sepertimu dan Sonia memang hobi makan ya. Anugerah sekali kalian punya tubuh yang ideal." Celetuk Kenzo sambil memilih di meja mana mereka akan duduk.
"Oh ya, memangnya Sonia hobi makan juga? Perasaan dulu waktu kuliah dia paling sulit untuk makan." Ujar Kiara, mereka sekarang sudah duduk dan memesan makanan.
"Sulit gimana? Selama menikah dengan Sean dia malah lebih banyak meminta makanan ketimbang barang-barang branded. Setiap kali suaminya keluar atau dia keluar, pasti beli martabak. Entah apa itu istimewanya sebuah martabak buat dia."
"Iyalah Kenzo, secara martabak itu kan kesukaan ibunya Sonia dan untuk mengurangi rasa rindu pada ibunya, Sonia selalu makan martabak." Kenzo terdiam mendengar hal itu, apa Sonia se begitu sayang pada Nila? Terlintas pertanyaan begitu saja di otak Kenzo.
"Memangnya Sonia di kampus bagaimana?" Tanya Kenzo.
"Dia anak yang pintar, baik, ramah tapi sangat tertutup, dia dulu itu kemana-mana sama Angel, dia sangat menutup diri dari yang lain. Banyak laki-laki yang menyukai dia tapi dia selalu menghindar, introvert lah jatuhnya." Jelas Kiara.
Kenzo hanya mengangguk karena dia tahu apa yang dialami oleh Sonia dan wajar jika Sonia begitu.
"Kalau kamu gimana?" Tanya Kenzo.
"Aku?"
"Ya kamu."
"Aku nggak gimana-gimana." Kenzo hanya tersenyum dan menyantap makanannya yang sudah tersaji.
Mereka makan dalam diam tanpa bicara sedikitpun, Kenzo sesekali mencuri pandang pada Kiara.
"Kiara, kita ketemu lagi." Sapa Sonia yang baru datang dengan Sean.
Sean menghela nafasnya, dia kesal karena waktu berduaan dengan istrinya akan kembali terganggu. Kenzo sangat hafal dengan gelagat Sean, dia menyuruh Sean untuk duduk di sampingnya dulu seraya kedua wanita itu berbicara.
"Kenapa kau harus membawanya ke sini?" Tanya Sean dengan kesal.
"Mana aku tau kalau kau akan datang ke sini juga, sedari tadi dia belum makan makanya aku bawa ke sini." Jawab Kenzo sambil mengunyah makanannya.
"Kita gabung di sini ajalah sayang, nggak papa kan Ken?" Tanya Sonia pada Kenzo, Kenzo melirik Sean dan Sean pun melirik Kenzo.
"Dari pada nanti kau tidak di beri energi oleh istrimu, ada baiknya jika kau menurutinya kali ini." Bisik Kenzo.
"Aku mau keluar dulu" Sean pamit dan langsung keluar dari resto, dia sudah membawa sebatang rokok Kenzo dan merokok di luar.
Sonia dan Kiara malah asik ngobrol hingga Kenzo pun tidak dipedulikan, Kenzo yang sudah selesai dengan makanannya juga pamit keluar menyusul Sean. Kenzo melihat Sean duduk sendiri sambil merokok, dia mendekati Sean dan membakar rokoknya juga.
"Biarkan saja mereka ngobrol, lagian istrimu juga bisa bosan kalau ngobrol denganmu terus." Cetus Kenzo.
"Iya sekarang aku sedang memikirkan Endro, gimana cara supaya aku bisa menggali informasi darinya tanpa melibatkan Sonia?"
"Aku tau gimana caranya, kau tenang saja."
...***...
Kenzo sudah sampai di bandara, dia mengantarkan Kiara untuk kembali ke Indonesia. Kenzo siap untuk memberikan apapun yang Kiara mau tapi gadis itu tidak menginginkan apapun dari Kenzo.
"Aku bisa carikan kerjaan yang baik untuk kamu di Indonesia, atau kamu bisa bekerja di perusahaan ku yang ada di Indonesia Kia." Tawar Kenzo pada Kiara.
"Nggak usah Ken, aku mau coba kerjaan yang baru saja." Tolak Kiara, sebenarnya dia masih takut untuk bekerja di perusahaan milik Kenzo.
"Penerbangannya masih lama, kamu nggak mau makan dulu?" Tanya Kenzo.
"Nggak deh, kamu kalo mau balik nggak papa kok, aku nggak masalah sendiri di sini." Jawab Kiara.
"Aku temenin kamu aja, ntar kenapa-napa lagi." Kiara tersenyum pada Kenzo.
"Emang bakalan kenapa aku kalo sendiri di sini? Nggak ada yang bakalan jahatin aku kok."
"Iya waspada aja, aku takut kalo nanti kamu dijahatin orang?"
"Siapa juga yang berani berbuat jahat sama cewek di bandara, kan di sini rame."
"Pokoknya aku mau nemenin kamu di sini sampe nanti pesawatnya siap berangkat."
"Oke oke makasih sebelumnya."
Kenzo yang teringat dengan perkataan Sonia waktu itu mengenai Kiara langsung menanyakan pada Kiara, ternyata benar, memang Kiara mendapat perlakuan tidak baik dari ayahnya sewaktu kecil.
Kiara menceritakan semuanya pada Kenzo dan hal itu membuat Kenzo geram apalagi saat tau kalau mamanya Kiara pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika anaknya mendapat perlakuan tak baik itu.
"Udah ya ceritanya, aku pergi dulu, kamu jaga diri baik-baik kalo sakit segera ke dokter dari pada nanti Ny. Jaquline meminta karyawanmu untuk menemui mu lagi." Pesan Kiara sambil menggerek kopernya pergi, Kenzo menahan Kiara.
"Jangan pergi Kia, di sini saja temani aku. Aku janji nggak akan berbuat hal buruk lagi sama kamu dan kamu boleh kerja lagi di New York." Kenzo dengan wajah sendu menahan Kiara, dia seperti ingin memberikan kebahagiaan untuk Kiara saat ini.
Tanpa Kenzo duga Kiara malah memeluknya dan menumpahkan tangis dalam pelukan Kenzo ya tentunya dengan senang hati Kenzo membalas pelukan Kiara.
"Maafin aku ya Kia, udah pernah berbuat kurang ajar sama kamu, aku awalnya berpikir kalau kamu itu mata-mata yang dikirim untuk menghancurkan ku dan Sean." Ucapan maaf dari Kenzo sangat tulus.
"Iya tapi aku harus kembali ke Indonesia, bukan menolak tawaranmu tapi aku tidak bisa tetap bekerja denganmu."
"Aku mohon Kia, pikirkan lagi ya. Setidaknya kamu di sini dulu lah jangan pulang ke Indonesia, Sonia pasti bakalan senang kalau kamu di sini, dia jadi punya teman." Kenzo sekarang membawa-bawa Sonia.
"Sonia yang senang atau kamu?"
"Dua-duanya lah."
...***...
Kiara kembali ke hotel bersama Kenzo, dia menerima kembali tawaran Kenzo untuk menetap di sana sementara dan kembali bekerja di perusahaan Kenzo di New York setelah beberapa kali dibujuk oleh Kenzo.
"Memang kamu sakit apa sih? Kok mamamu sampai nyuruh aku buat jagain kamu?" Tanya Kiara penasaran, mereka saat ini ngobrol di kamar Kenzo karena Kenzo meminta Kiara untuk mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda olehnya.
"Mama itu lebay, nggak usah didengerin."
"Bukan lebay berarti dia sayang sama kamu."
"Iya tapi dia itu berlebihan." Kiara hanya tertawa kecil mendengar jawaban Kenzo.
Mereka sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Kiara saat ini hanya menggunakan baju santai begitu juga dengan Kenzo. Ponsel Kenzo berdering yang mana orang kepercayaannya menghubungi dia, Kenzo segera mengangkat panggilan itu.
"Ada apa?" Tanya Kenzo.
"Kami sudah membawa Nila ke tempat yang tuan minta." Ya memang Kenzo meminta anak buahnya untuk membawa Nila ke Spanyol dan menempatkannya di sebuah rumah yang memang sengaja di beli oleh Sean dan Kenzo untuk tempat musyawarah mereka.
"Oke aku akan segera ke sana, kalian jaga dia baik-baik." Perintah Kenzo.
"Baik tuan."
Kenzo menghubungi Sean dan mereka janjian untuk bertemu di rumah yang sengaja mereka beli.
"Kamu nggak papa aku tinggal sebentar? Aku mau keluar." Kata Kenzo.
"Iya nggak apa-apa."
"Oh atau aku minta Sonia ke sini aja kali ya, dia juga sendiri mungkin di hotel." Ujar Kenzo.
"Boleh juga, kalo aku yang nyamperin Sonia nggak mungkin, kerjaan masih banyak ini." Jawab Kiara.
"Iya biar aku minta Sean anterin Sonia ke sini." Kenzo kembali menghubungi Sean.
"Aku sebentar lagi berangkat, sabar dulu." Jawab Sean saat mengangkat panggilan dari Kenzo.
"Bawa Sonia saja ke sini Sean, Kiara sendiri di sini, jadi Sonia ada temannya."
"Kiara? Bukannya dia sudah kau antar ke bandara?"
"Aku memintanya untuk stay di sini dulu dan dia juga kembali bekerja denganku, bawa Sonia ke sini biar ada temannya."
"Oke nanti aku akan bilang istriku dulu, dia sedang mandi."
"Habis apa kau?"
"Diam!" Sean memutuskan panggilan telfon dan bersiap untuk mengajak Sonia keluar sedangkan Kenzo hanya tertawa, dia begitu suka meledek Sean.
Kenzo yang sudah menghubungi Sean bukan malah siap-siap, dia melanjutkan pekerjaan bersama Kiara, mereka terlihat sama-sama sibuk tanpa bicara hal lain.
"Udah selesai ini Ken, mau ngerjain yang mana lagi nih?" Tanya Kiara sambil memberikan file pada Kenzo.
"Yang ini, lumayan banyak sih pekerjaan kali ini, udah lama dianggurin taunya jadi banyak begini." Kata Kenzo.
"Oke nggak papa, selama aku bisa, aku bakalan bantu." Saat Kiara sedang mengerjakan file lain, Kenzo memeriksa hasil file dari Kiara tadi dan hasilnya sangat memuaskan, Kiara memang bisa diandalkan.
"Kerjamu bagus juga ya."
"Makasih"
"Kenapa kamu nggak aku angkat jadi sekretarisku aja kemarin-kemarin."
"Kamu kan udah punya sekretaris yang terbaik."
"Iya sih, tapi kerja kamu bagus loh, aku bakalan naikin posisi kamu di perusahaan."
"Beneran?" Mata Kiara berbinar saat mendengar posisinya akan dinaikkan oleh Kenzo.
"Bener dong, aku nggak pernah becanda kalo masalah kerjaan." Jawab Kenzo.
Sambil mengerjakan pekerjaan mereka berdua, Kenzo dan Kiara sesekali bercanda dan tertawa bersama. Ini adalah hal baru bagi Kenzo, selama ini dia tidak pernah se terbuka dan seceria ini dengan seorang gadis manapun.
"Lapar nggak?" Tanya Kenzo.
"Lumayan sih, aku pesan makanan ya." Tawar Kiara.
"Nggak usah, sih biar aku saja." Kenzo memesan beberapa makanan untuk di antarkan ke kamarnya.
"Istirahat dulu lah, capek juga ternyata, sakit ini punggung." Keluh Kiara yang memang sedari tadi dia duduk lesehan di lantai.
"Lagian kenapa nggak duduk di sofa coba, ngapain harus lesehan di lantai."
"Adem aja kalo di lantai."
"Kan ruangan ini ada AC nya. Kalo di sini emang nyari tukang pijit dimana?" Tanya Kenzo, Kiara mengerinyitkan dahinya.
"Buat apa tukang pijit? Ya mana aku tau kan aku baru pertama kali ke sini." Jawab Kiara.
"Buat pijitin kamu, tapi punggungmu sakit."
"Haha nggak perlu Ken." Kiara tertawa saat tau kalau Kenzo akan mencarikannya tukang pijit.
Sorry aku langsung emo... geram perangai perempuan mcm nie.