Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Pelindungmu.
Mbak Niken sudah duduk di atas lantai dalam pelukan bang Ribas.
Sebenarnya Bang Rilo paham akan situasi serta hal apa saja yang harus di lakukan tapi pikiran dan perasaan Bang Rilo tidak bisa terfokus. Sebagai seorang yang 'paham', hatinya menjadi ketakutan.
"Kalau Abang tidak bisa fokus, lebih baik Abang minggir..!!! Biar saya yang tangani..!!!!" Kata Bang Riga.
"Biar Abang saja..!!!" Tolak Bang Rilo.
"Abang akan semakin memperlama waktu kalau tidak bisa konsentrasi..!!!!" Ucap tegas Bang Riga.
"Lira istri Abang. Abang pasti bisa." Jawab Bang Rilo.
Bang Riga tidak ingin banyak bicara, ia berjongkok kemudian menarik nafas melantunkan do'a. Mungkin bagi sebagian kalangan menganggap hal seperti ini adalah hal yang tidak masuk akal untuk di nalar tapi jelas bagi kita yang hidup di dunia, tidak mungkin tidak ada yang bisa terjadi.
Bisa di pahami, Bang Riga dan Bang Rilo yang merupakan jebolan 'perguruan' saat masa mudanya dulu sudah jelas mampu mengatasi hal demikian. Inilah sebabnya besar kecilnya ilmu akan selalu menjadi manfaat bagi hidup kita, tak terkecuali ilmu 'kepercayaan'.. hal tersebut adalah dasar dan tiang bagi kehidupan kita sehingga setelah mampu 'menguasai dan memahami' makna maka beberapa hal tersebut dapat di terapkan bagi diri maupun orang lain.
Beberapa saat kemudian terdengar seperti dentuman di atap rumah. Seketika itu juga dada Bang Rilo dan Bang Bayu seakan terhantam. Bang Riga pun ambruk menyangga tubuhnya, sudah ada lelehan darah dari sela bibirnya.
"Ooooomm..!!!!" Anriya berlari menghampiri Bang Riga.
Secepatnya Bang Riga menyambar lengan pakaian Anriya. Entah sadar atau tidak, Bang Riga membanting Anriya hingga terbaring di atas lantai tepat di bawah tubuhnya. Pria itu mengarahkan jari telunjuknya di depan bibir agar gadis itu diam sembari terus membaca do'a. Tidak ada tatap mata karena akan mengganggu konsentrasinya.
Anriya gemetar, ia juga memejamkan matanya sambil menggenggam kuat kedua saku pakaian Bang Riga.
"Allahu Akbar..!!......... Alhamdulillah..!!" Ucap lirih Bang Rilo saat semua usai.
Hanya Bang Riga yang berucap nyaris tak terdengar kemudian benar-benar tumbang di atas tubuh Anriya hingga gadis itu berteriak kencang. Tertindih Bang Riga rasanya sudah tertimpa bangunan bertingkat.
"Nggak usah teriak to, dek. Saya masih sadar." Ujar Bang Riga.
Refleks Anriya memeluk Bang Riga. Ia menumpahkan tangisnya. Tanpa sadar pria itu sudah melindungi dirinya.
"Anri mau menikah sama Om."
"Panggil saya, Bang Bimo..!!" Bisik Bang Riga.
...
Bang Ribas mengurut pangkal hidungnya. Kejadian malam ini sungguh membuatnya syok. Adik dan putrinya memang sudah sadar namun mereka terlibat perseteruan tersendiri.
"Berkas amelden sudah saya tanda tangani. Pergilah bawa istri kalian masing-masing..!! Setelah pekerjaan disini beres, saya akan menyusul kalian kesana. Tetaplah berhati-hati dan sebagai suami, jaga istri kalian..!!! Lebih cepat kalian selesaikan masalah dengan Priyadi, semakin baik..!!" Pesan Bang Ribas pada juniornya.
"Siap, Bang. Akan segera kami selesaikan..!!"
"Besok ada muatan pesawat angkut..!! Segera berangkat..!!" Perintah Bang Ribas.
"Siap..!!"
...
Malam ini Bang Riga ikut dengan Anriya ke kost gadis itu. Tidak ada rasa sekali di dalam hatinya. Jika pada umumnya laki-laki akan merasa gelisah saat berada dalam satu ruangan bersama lawan jenis, tapi sekarang semua seakan tidak berlaku.
Sebaliknya terjadi pada Anriya. Gadis itu tetap santai membereskan barangnya bagai tidak peduli ada 'makhluk lain' di dalam kamar kost nya.
"Sudah beres semua barangnya??? Setelah sampai disana, saya akan meminta orang untuk mengurus semua berkas kuliahmu..!!" Janji Bang Riga.
"Iya." Jawab Anriya singkat.
"Hmm.. Bang, benarkah Lira dan Shita terkena makhluk halus??" Tanya Anriya penasaran.
"Bisa jadi."
"Darimana Abang belajar ilmu seperti itu???" Tanya Anriya lagi.
"Bukankah sejak lahir kita sudah punya 'kepercayaan'. Ya tinggal di pelajari dan di pahami saja. Kita sudah di beri nafas oleh Tuhan, di berikan kesehatan.. ucap syukur untuk semuanya. Abang bukan manusia yang sempurna, tetap banyak berbuat dosa di setiap harinya tapi sesadarnya makhluk Allah.. jangan tinggalkan sholatmu sebagai tonggak tiang hidupmu. Kamu banyak meminta, banyak keinginan, kalau tidak merayu Tuhanmu, bagaimana kamu mendapatkan 'duniamu'????"
"Kalau Anri merayu Abang??? Dapat apa???" Tanya Anriya menatap mata Bang Riga.
Entah apa yang terjadi, seketika denyut nadi Bang Riga terasa berdesir. Sekujur tubuhnya memanas seakan tersengat aliran listrik bertegangan tinggi. Tubuhnya mendadak kaku.
Ia melangkah maju menghampiri Anriya lalu mengangkat dagu gadis itu. "Dapat Anri kecil." Bang Riga pun mendekatkan wajahnya hendak mengecup lembut gadis itu tapi ia tersadar masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Jika ia tidak bisa menguasai diri, maka yang akan terjadi tidak akan jauh berbeda seperti Abangnya.
Anriya merasa Bang Riga menolaknya, ia pun mundur dan berniat kembali menata barang tapi siapa sangka Bang Riga menarik Anriya ke dalam pelukannya. Kedua mata itu saling menatap.
"Kita butuh waktu untuk saling mengenal." Kata Anriya.
"Kita bisa saling mengenal dengan cara lain." Jawab Bang Riga. Sungguh dirinya berhati-hati meskipun di dalam hatinya terasa campur aduk tak karuan dalam keraguan.
.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️