cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Keesokan harinya ibu Ningrum melakukan slametan atas dibelinya kendaraan Arya.Dia sangat senang atas kemajuan anaknya ini.
Namun banyak orang membicarakan Arya.
"Kamu lihat sekarang Arya begitu kaya."
"Baru saja dia menyewa sawah, malah sekarang membeli kendaraan. "
"Jangan-jangan..... "
"Dia melakukan pesugihan. "
"Bisa juga sih. "
"Tapi lihat sekarang Aulia memakai kerudung begitu dan aku sering mendengar lantunan doa yang merdu dirumah ini. "
"Aulia kan dulu seorang yang mempunyai kedudukan ditempat kerjanya.Mungkin saja dia punya simpanan uang gitu. "
"iya, kalian jangan asal menuduh. "
"Di desa ini ada yng kehilangan uang lho. "
"Kalau itu sih pasti orang lama."
Kasak kusuk tetangga terdengar oleh Aulia. Namun dia hanya diam saja.
"Biarkan saja orang berbicara semaunya asal aku tidak melakukan sesuatu yang dilarang agama." Batin Aulia.
Helaan napas Aulia.
"Aulia, kamu kenapa kok gitu. "
"Mas, tahu tidak mereka membicarakan kita. "
Arya tersenyum dan berkata pada Aulia"Kamu tahu jika mereka membicarakan kita, jika tidak benar itu akan timbul fitnah.Jika benar maka akan mengurangi dosa kita. Bukan kah kita tidak rugi. "
Arya yang berbicara pada istrinya dekat telinga membuat Aulia tersipu wajahnya.
Mereka seperti orang yang jatuh cinta.
"Mas kita jadi ke pasar, kamu sudah lihat apa yang diperlukan untuk ibu?. "
Arya Mengangguk.
"Mas, aku bersiap dulu ya. Nanti sekalian kita berangkat. "
Arya bersiap-siap untuk masuk kerja, kebetulan hari ini dia gajian.
"Bu, Arya berangkat dulu dan nanti jangan kemana-mana. Ibu dirumah saja y?. "
"Memangnya kenapa Arya. "
Arya tidak menjawabnya, dia malah menatap istrinya dengan senyum.
"Bu, Aulia dan masa Arya pergi dulu. Nanti bilang bapak untuk lihat sawah kita, mulai besok bantu maa Arya merawat padinya."
Arya dan Aulia pergi dengan kendaraan barunya. Mereka pergi ke pasar dan memesan kebutuhan ibunya.
Setelah selesai dia menaikkan belanjaannya ke bentor yang sudah dipesannya.Arya sebelumnya sudah memesan bentor pak Desta tetangga sebelah nya.
"Pak, sudah selesai. Nanti antar ketempat bapak dan ibu ya. "Ucap Aulia sambil menyodorkan uang seratus ribu padanya.
" Nak, ini belum ada kembaliannya masih pagi. "
"Itu buat bapak saja kembaliannya. " Ucap Aulia.
Mereka pergi kerumah ibunya Hanum.Aulia tahu kalau pak Desta membutuhkan uang itu untuk berobat anaknya.
"Hore, bibi datang lagi. " Ucap Arga yang tahu bibinya Aulia datang. Di hari ketiga Aulia sudah terbiasa dengan ketiga keponakannya.
"Bibi, nenek hari masak enak.Sejak bibi datang, aku bisa makan enak. bibi jangan pergi ya. "
Aulia hanya tersenyum.
"Arga, ibu kamu sudah pergi?. "Tanya Aulia pada Arga.
Ada notifikasi dari bank lama Aulia tertera uang masuk sejumlah empat juta.
" Dari mana uang ini, kenapa ada begitu saja. Selalu tiap hari ada uang masuk. "Batin Aulia.
"Apa yang dikatakan orang itu benar, kalau aku melakukan kejahatan. " Pikir Aulia.
Aulia sekarang berani masuk ke ruang tamu. Semua jendela rumah dan pintu dibuka lebar-lebar. Semenjak Aulia memberitahukan tentang keadaan dirinya pada ibu Hanum.Dia berbeda sikapnya pada Aulia.
Aulia bermain sebentar dengan Arga, dua merasakan kantuk yang luar biasa. Tiba-tiba saja Aulia tertidur didalam rumah.
Dalam mimpinya dia melihat bagaimana kejadian saat dia masih kecil.
Aulia duduk seorang diri di dekat tiang listrik.Dia duduk disana sambil menangis.
"Aulia, kamu kenapa menangis?. "
"Dirumah, tidak ada orang. Rumahnya gelap. Aku takut, ayah dan ibu tidak ada dirumah.
"Aulia, kakek mencari mu?. "Ucap kakeknya.
"Ayo, tidur ditempat kakek ya. "
Aulia berlari ke tempat kakeknya. Dia digandeng ke tempat kakeknya.
"Aulia, ayah dan ibu kamu pergi kerumah sakit. Kakak kamu Mulia sakit.Dia sekarang sedang opname dirumah sakitt karena penyakit tipes. "
"iya kek. "
Malam harinya Aulia tertidur dan dia terbangun di tengah malam. Ada suara orang menyapu jalan di dekat rumah kakek.
"kakek bangun, ada orang yang menyapu halaman depan. "
"Sudah Aulia tidur saja, besok akan ada yang meninggal dari tenang jauh. "
Aulia tiba-tiba terbangun, dia memandangi foto kakeknya yang pernah dia lihat di dalam mimpi.
"Kamu, masih ingat kesini?. Dulu kamu mengusir aku dari rumah kamu.Kamu sebaiknya pergi dari rumah ini. " Ucapan kak Rindu mengusir Aulia.
"Rindu?, apa-apaan kamu. Datang-datang malah mau mengajak ribut."
"Kamu pergi pagi dan pulang malam, apa kamu tidak pikir kalau ibumu ini dimarahi dan dicaci oleh orang banyak."
".... "
Tiba-tiba saja ada suara kendaraan terdekat, kak Rindu buru-buru masuk ke kamar.
"Bu, angsurannya. "Ucap penagih itu.
"Maaf, belum ada uang. "
"Bu sudah lama ini kosong, kami cuma buruh bu. "
"Gaji kami akan dipotong lagi, minggu ini kalau ibu tidak membayarnya. " Ucap orang itu.
"Berapa hutangnya. "Tanya Aulia.
"Masih kurang seratus tiga puluh bu.",Jawab orang itu.
Aulia memberikan uang pada penagih itu.
"Bu sebenarnya, apa yang terjadi setelah aku sakit."
"..... "
"Sebenarnya, kakak kamu itu berhutang pada bank kredit seperti ini."
".... "
"Dia tidak kerja?. "Tanya Aulia.
"Aulia, apa kamu ini lupa kalau kakak kamu Rindu sudah lama tidak bekerja, semenjak anaknya Resta lahir."
"Aulia lupa bu, kalau kakak Rindu sudah tidak kerja. "
"Suruh bantu ibu jualan saja. "
"Tempat ini kan dekat jalan raya. "
"Iya, dekat jalan raya.Namun kalau tidak punya modal mau belinya pakai apa. "
Ada beberapa sms pemberitahuan dari bank tentang ada kiriman uang masuk.
"Lagi-lagi ada kiriman uang masuk, apa ada sesuatu yang belum aku ketahui." Batin Aulia.
Aulia berpikir untuk membeli sebuah handphone baru untuk berjualan online.
Dia tidak mungkin terus-menerus hanya duduk saja dirumah ibu.Sampai saat ini aku masih belum mengetahui kebenarannya.
"Kalau kau terus menerus melakukan sesuatu hanya berdasarkan mimpi dan percaya. Takutnya mimpi itu dibayangi oleh godaan yang meminta aku menjauhi sang pencipta. "Batin Aulia.
Dirumah ibu Hanum, Aulia selalu berdzikir, bayangan tentang mimpinya masih terngiang.
"Bibi, Arga mau sekolah lagi."
"Arga, mau sekolah lagi?. Mau sekolah dimana?. " Tanya Aulia pada keponakannya.
"Mau sekolah setiap hari, " Ucapnya semangat.
"Arga, sudah bisa baca dan menulis. "
"Bisa."
"Coba tunjukan pada bibi, ini ada cerita bergambar kamu baca ini dulu. "
Arga, lancar membaca cerita itu. Terbenam pikiran Aulia untuk menyekolahkan Arga di kelas satu.
"Arga, bibi mau tanya. Ibu kamu sembunyi dimana?."
"Kalau Arga beri tahu bibi, nanti aku akan ke menyekolahkan Arga lagi. "
"Benarkah bi?. "
"Benar.
Arga menoleh kesana kemari dan mengajak Aulia ke suatu tempat. Disana dia melihat kakaknya Rindu yang nampak lebih tua dari usianya.