Luke Bryan Smith adalah pria yang paling di takuti di SMA Alexander High school, ia merupakan cucu dari pemilik sekolah ternama itu. Dimana di sekolah hanya di isi oleh orang kalangan atas, ada beberapa siswa yang masuk lewat jalur beasiswa juga.
Ia punya pacar yang bernama Agatha Christie, mereka sudah pacaran selama 2 tahun sejak Agatha sekolah SMP, tapi sayangnya ketika mereka SMA Agatha harus pindah keluar Negeri karena berbagai alasan.
Walaupun begitu Hubungan mereka masih berjalan cukup baik hingga sekarang, tetapi semua itu berubah ketika ada seorang siswa baru jalur beasiswa masuk ke sekolah yang sama dengan Bryan.
Bryan justru malah lebih peduli pada wanita itu, masalah dalam hubungan Bryan dan Agatha semakin banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Minta Maaf
"Ada detail kecil yang gue ingat dan itu bikin gue tambah sakit hati," Ucap Agatha sambil menangis.
"Jadi apa?" Lucy penasaran.
"Dari sekian banyak cewek keren di sekolah, yah walaupun gak lebih keren daripada gue," Agatha mengibaskan rambutnya, "Bisa-bisanya, Bryan malah selingkuh sama Cewek kayak dia. Selera dia malu-maluin, Dari gue dia turun sama cewek kayak dia?" Agatha kembali menangis histeris.
"Kalau di pikirin malah kepikiran, iya juga yah," Lucy terdiam memikirkan hal itu juga.
"Udah jangan nangis, kan katanya tadi lapar mau makan," Michael menghapus air mata Agatha.
_________
Keesokan harinya, Agatha sudah kembali ke sekolah, hari ini ia ke sekolah bersama Michael.
Di depan gerbang masuk ia di hentikan oleh Bryan, tapi lagi-lagi Bryan malah bersama Anita.
"Wow bakalan ada pertunjukan hebat nih," Siswa lain bergumam melihat mereka.
"Ngapain kamu berdiri di hadapan aku?" Bentak Agatha.
"Aku mau minta maaf, aku janji gak bakalan deket-deket lagi sama dia," Bryan menunjuk Anita dengan tangannya tanpa menatap Anita.
"Kamu bilang gak mau deket-deket dia tapi justru sekarang kamu malah ke sini dengan dia, udahlah kalau emang itu mau kamu silahkan, aku gak peduli lagi," Agatha menarik tangan Michael lalu pergi dari hadapan Bryan.
Lucy dan Gio melambaikan tangannya pada Bryan, "Ternyata dia bisa gak berkutik juga di hadapan orang," Gumam Gio.
Yah semua orang memang takut pada Bryan karena power Bryan di sekolah sangat kuat sebagai cucu dari pemilik sekolah, tetapi itu tidak berlaku bagi Agatha, keluarga Agatha jauh lebih kaya daripada keluarga Bryan.
Bahkan jika mau, keluarga Agatha bisa membeli sekolah itu.
"Gue udah ingatin lu berkali-kali, jadi salah siapa masih tergoda sama cewek ular kek gitu," Sindir Lucy tertawa bahagia, melihat wajah bingung Bryan.
"Apaan lu semua? Bubar gak! Gak usah liat-liat," Bentak Bryan pada semua orang yang ada di sekitar sana.
"Aku minta maaf, semua terjadi karena salahku," Anita menangis di hadapan Bryan.
"Kalau lu tau lu salah, ngapain juga lu ikutin gue barusan? Mau apa sih sebenernya?" Bentak Bryan,kemudian Bryan pergi untuk mengejar Agatha.
Alvaro yang melihat itu menghampiri Anita, "Masih mau di lanjut?" Tanya Alvaro.
Anita menatap Alvaro, "Maksudnya?"
"Lu pikir gue gak tau apa yang ada di otak lu sekarang? Lu pasti deketin Bryan karena lu mau uangnya kan?"
"Terus? Apa urusannya sama kamu?"
"Sebenarnya gak ada urusannya sih, tapi lu bakalan berakhir sia-sia kalau lu terusin semua itu."
"Aku gak akan berhenti sampai di sini, aku juga ingin merasakan apa yang Agatha rasakan. Di cintai oleh pria kaya yang membelikan apapun untuk aku, aku juga ingin beli tas dan baju mahal seperti siswa lain di sini, apa aku salah melakukan ini?"
"Pakai nanya lagi, ya udah jelas salah lah."
"Aku gak peduli, aku pastikan Bryan akan jatuh ke tanganku suatu saat nanti," Anita menghapus air matanya dan pergi dari hadapan Alvaro.
__________
Saat jam pelajaran pertama berlangsung Agatha ternyata tidak masuk kelas, ia lebih memilih untuk bersantai di taman sendirian untuk menenangkan pikirannya yang kacau, di hadapan yang lain ia memang bisa pura-pura tidak sedih atas apa yang Bryan lakukan, tetapi di hadapan dirinya sendiri ia tidak mampu bohong kalau semuanya menyakitkan.
Bagaimana bisa orang yang ia cintai selama ini malah bersama perempuan lain, kenangan indah dengan Bryan tak akan mampu ia lupakan begitu saja.
Walaupun sampai saat ini mereka memang belum putus.
Alvaro yang melihat itu menghampiri Agatha, ia duduk di samping Agatha. Agatha melihat ke arah Alvaro yang duduk di sebelahnya tanpa izin.
"Ngapain sih lu duduk di sini?"
"Ini kan tempat duduk umum, jadi kenapa enggak gue duduk di sini?"
"Lu ganggu aja."
"Gue cukup prihatin sama apa yang terjadi sama lu dan Bryan sekarang."
"Bilang aja lu mau ngetawain gue karena sekarang Bryan malah suka sama cewek lain, ketawa aja kalau lu mau," Agatha kembali menatap lurus ke depan, memandangi pemandangan bunga dan kolam ikan di depannya.
"Ngapain gue ngetawain lu, gue mau bilang makasih sama lu. Makasih karena lu udah jenguk nyokap gue kemarin sambil ngasih dia uang buat pegangan, lu tau darimana nyokap gue di rawat di sana?"
"Bryan pernah bilang, kelakuan Bryan sama nyokap lu udah keterlaluan juga, jadi setidaknya itu bisa bantu lu."
"Sebenarnya gue gak begitu marah sama Bryan, karena dia gue gak usah mikirin pengobatan nyokap gue lagi. Apapun akan gue lakukan untuk nyokap gue, makasih juga karena ternyata lu mau bayarin biaya sekolah gue di sini."
"Nyokap lu bilang masalah itu?"
"Gue minta maaf kalau gue terlalu denger banyak hal tentang lu, gue gak tega aja kalau sampai lu berhenti sekolah karena bokap lu ternyata orangnya begitu."
Saat Agatha berkunjung, ibunya Alvaro cerita banyak hal tentang ayahnya Alvaro yang tidak peduli lagi dengan mereka.
"Kenapa lu lakuin semua itu? Itu terlalu berlebihan buat gue," Tanya Alvaro heran.
"Lu ngingetin gue sama orang yang dulu pernah nolong gue, kalau pun orang itu ternyata bukan lu gak masalah."
"Maksud lu?"
"Udah, lu gak perlu tau tentang itu, dah ah ganggu aja lu jadi manusia, gue lagi pengen sendirian," Agatha pergi dari sana.
Alvaro terus menatap kepergian Agatha.
Alvaro menyadari kalau ternyata sebenarnya Agatha orang yang baik, hanya sikapnya agak menyebalkan sesekali.
Saat Agatha berjalan menuju lorong kantin Bryan berhenti di hadapan Agatha, Agatha memandangi Bryan.
"Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memaafkan Aku?" Tanya Bryan dengan wajah memelas.
Agatha menghela nafasnya, "Aku minta jauhi Anita, cukup itu."
"Baiklah, akan ku lakukan semua itu, makasih udah mau maafin aku," Bryan memeluk Agatha dengan bahagia.
Jujur saja Agatha tidak bisa marah terlalu lama pada Bryan, karena bagaimana pun ia begitu mencintai Bryan.
"Mau kemana kamu sekarang?" Tanya Bryan yang sudah melepas pelukannya.
"Mau ke kantin, aku lapar. Karena belum juga dari tadi pagi," balas Agatha.
"Oke yuk ke kantin."
Saat jam istirahat Bryan mengumumkan untuk mentraktir semua murid yang akan makan di kantin, itu perayaan karena ia sudah baikan dengan Agatha.
Lucy dan Gio menerima apapun keputusan Agatha, asalnya Bryan tidak melakukan hal itu lagi.
Michael juga sama, asalnya Agatha bahagia ia tidak peduli hal lainnya, tetapi kalau sampai Bryan membuat Agatha menangis lagi ia akan membuat Bryan menerima bayaran yang pas.
Dari kejauhan Anita yang melihat keromantisan Agatha dan Bryan merasa sangat kesal, apalagi kini murid lain terus saja membicarakannya dan tidak ada satu orang pun yang membela dirinya.