NovelToon NovelToon
Satria Lapangan

Satria Lapangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: renl

Sinopsis Satria Lapangan
Pahlawan Lapangan adalah kisah tentang perjalanan Bagas, seorang remaja yang penuh semangat dan berbakat dalam basket, menuju mimpi besar untuk membawa timnya dari SMA Pelita Bangsa ke Proliga tingkat SMA. Dengan dukungan teman-temannya yang setia, termasuk April, Rendi, dan Cila, Bagas harus menghadapi persaingan sengit, baik dari dalam tim maupun dari tim-tim lawan yang tak kalah hebat. Selain menghadapi tekanan dari kompetisi yang semakin ketat, Bagas juga mulai menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Stela, seorang siswi cerdas yang mendukungnya secara emosional.

Namun, perjuangan Bagas tidak mudah. Ketika berbagai konflik muncul di lapangan, ego antar pemain seringkali mengancam keharmonisan tim. Bagas harus berjuang untuk mengatasi ketidakpastian dalam dirinya, mengelola perasaan cemas, dan menemukan kembali semangat juangnya, sembari menjaga kesetiaan dan persahabatan di antara para anggota tim. Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tajam,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

Janji yang Tersampaikan

"Iya, gue juga sama, STEL. Gue merasa Lo juga teman terbaik gue," ujar Bagas dengan suara lembut, tulus. Meskipun ia berbicara dengan serius, ada rasa hangat di dalam hatinya, sebuah ikatan yang semakin mendalam antara dirinya dan Stela.

"Oh, jadi gue bukan teman terbaik Lo, Gas?" goda April dengan nada bercanda, berusaha menggoda Bagas yang tengah serius.

Bagas hanya melirik April sekilas, tidak membalas kata-katanya. Tanpa memberi penjelasan lebih lanjut, ia dengan cepat menyulut April yang ada di belakangnya. Ia menepuk pelan perut April, membuat gadis itu terkejut dan langsung kesulitan bernapas. April terbatuk-batuk, mencoba untuk mengatur napasnya.

"Ya udah, gue mau pamit, lanjut kuliah, STEL. Cepat sembuh ya," ujar Bagas, mencoba kembali serius dan beranjak untuk pergi.

"Iya, Gas. Makasih ya, Lo udah nyoba buat perhatiin gue," jawab Stela dengan suara lemah, namun tulus, mengungkapkan terima kasihnya pada Bagas.

"Satu lagi, Kak April," kata Stela dengan suara pelan. "Tolong jagain Bagas ya. Lo yang selalu di samping Bagas, selagi Stela belum pulih."

"Oke," jawab April sambil mengusap perutnya yang masih terasa nyeri akibat ulah Bagas, meskipun ia tahu itu hanya candaan, "Tenang aja, gue jagain Gas. Jangan khawatir."

Bagas menatap Stela sekali lagi, matanya penuh perhatian. "Lo kalau butuh apa atau lagi merasa sendiri, hubungin gue aja, STEL. Gue selalu ada buat Lo. Sesibuk apapun gue, gue akan luangkan waktu buat Lo," ujar Bagas dengan nada yang sangat serius. Ini bukan sekadar janji, tapi komitmen yang ia rasakan dalam hatinya.

Stela tersenyum mendengar kata-kata Bagas. "Terima kasih, Gas. Semua kata-kata Lo akan selalu jadi motivasi buat gue untuk bangkit," jawabnya, dengan senyuman yang penuh harapan dan tekad.

Dengan ucapan terakhirlah, Bagas dan April pamit kepada Stela. Mereka berjalan menuju motor, dan meskipun rasa khawatir masih mengganjal di hati Bagas, ia tahu bahwa ia telah melakukan hal yang benar untuk temannya.

Tak berapa lama setelah itu, Bagas dan April meninggalkan rumah Stela yang indah dan kembali melanjutkan aktivitas mereka. Waktu mereka tidak banyak, mereka harus fokus pada latihan basket untuk persiapan menuju Pro Liga tingkat SMA. Dalam perjalanan pulang, Bagas merasa lega karena sudah menunaikan janjinya kepada Stela, meskipun hatinya masih terbayang senyum Stela yang penuh semangat.

Setelah mengetahui bahwa Stela baik-baik saja, Bagas kembali fokus pada latihan basket. Meskipun masih ada sedikit kekhawatiran yang tertinggal di hatinya, ia tahu bahwa Stela adalah orang yang kuat dan bisa melewati segala tantangan.

Sesampainya di sekolah Pelita Bangsa, Bagas dan April langsung bergegas menuju gedung olahraga. Begitu sampai di sana, mereka melihat bahwa seluruh anggota tim sudah berkumpul, namun pelatih belum hadir. Bagas dan April merasa lega karena bisa mempersiapkan diri sebelum latihan dimulai.

Mereka pun langsung melakukan peregangan untuk pemanasan. Setelah beberapa menit, pelatih akhirnya muncul di depan pintu gedung olahraga dan meniup peluitnya. Semua pemain langsung berbaris dengan rapi.

"Baik, ini bapak cuma mau bilang, siapkan diri kalian untuk pertandingan uji coba kedua besok," ujar pelatih dengan nada serius.

Semua pemain terkejut mendengar pengumuman itu, namun mereka semua tahu bahwa mereka selalu siap kapan saja dan di mana saja untuk menghadapi tantangan baru. Pelatih kemudian mengomandoi mereka untuk melakukan latihan ringan dan strategi, agar tim semakin siap menghadapi Pro Liga.

Setelah latihan dan strategi selesai, pelatih membubarkan tim. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.20, dan semua pemain bersiap untuk pulang.

"Gas, gue nebeng Lo lagi ya?" tanya April kepada Bagas.

Bagas hanya memberi tanda oke dengan tiga jari yang diangkat ke atas, yang menandakan persetujuan. April pun tersenyum, merasa senang karena bisa kembali pulang bersama Bagas.

Setelah beberapa waktu, mereka tiba di rumah April. Namun, begitu sampai, April terlihat terkejut dengan keadaan rumah yang sepi dan gelap gulita.

"Pril, pada ke mana kok sepi?" tanya Bagas.

"Mana gue tau?" jawab April bingung.

"Gue pulang ya, Pril," ujar Bagas, yang mulai merasa heran dengan keadaan itu.

"Lah, Lo kok pulang? Ntar lah tunggu lampu rumah gue hidup dulu," jawab April, sambil terlihat sedikit gelisah. "Ya udah, yuk masuk," ajak April kepada Bagas. Bagas, yang memang tidak bisa menolak ajakan temannya, akhirnya mengiyakan.

April pun menghidupkan senter di ponselnya dan membuka pintu rumah. Namun, begitu pintu terbuka, tiba-tiba terdengar suara nyanyian dari dalam rumah, "Happy birthday to you..."

Bagas terkejut mendengar itu. Lampu rumah tiba-tiba menyala, dan di dalam rumah, terlihat dekorasi sederhana namun indah, lengkap dengan keluarga April dan Cila, adiknya. Mereka semua bersiap merayakan ulang tahun April. Ayah dan ibu April, serta teman-teman Cila seperti Clay, Caca, Ayu, dan Desi, turut merayakan momen spesial itu. Suasana pun menjadi begitu hangat dan penuh kebahagiaan.

April tampak terharu, matanya sedikit berkaca-kaca melihat kejutan yang diberikan oleh keluarga dan teman-temannya. Dengan senyum lebar, ia meniup lilin pada kue ulang tahun yang sudah disiapkan. Tiba-tiba, suara petasan meledak, dan pita-pita berwarna-warni terbang ke udara, menambah meriah suasana.

Setelah memberikan potongan kue pertama kepada orang tua dan Cila, baru kemudian kue itu dibagikan ke teman-temannya. Namun, di tengah suasana yang riang, Cila yang tak mau kalah, berusaha mengerjai kakaknya. Ia mengambil telur dan melemparkan ke arah April.

April, yang sudah tahu rencana nakal adiknya, dengan gesit menghindari lemparan telur tersebut. Namun, Bagas yang ada di belakang April tidak sempat menghindar. Telur itu mengenai muka dan badan Bagas, membuatnya terkejut dan sedikit kesal.

Semua orang di ruangan itu terdiam sejenak, melihat kejadian itu dengan mata terbelalak. Lalu, tawa pun meledak di seluruh ruangan. April, meskipun terkejut, tidak bisa menahan tawa melihat Bagas yang terkena telur.

Bagas hanya bisa tersenyum kecut, membersihkan telur yang pecah di wajah dan badannya. "Lah, gue sih yang jadi sasaran tembak," ujarnya dengan nada bercanda, meski wajahnya penuh dengan telur.

April, yang merasa sedikit bersalah, mendekati Bagas dan berkata, "Maaf ya, Gas. Cila tuh emang suka begitu."

Bagas hanya menggelengkan kepala dan tertawa. "Udah, gak apa-apa. Ini jadi kenangan seru juga," jawabnya dengan senyum, meskipun masih ada sedikit kekesalan karena terkejut.

Keluarga dan teman-teman April kembali tertawa riang, membuat momen tersebut semakin hangat dan penuh keceriaan.

Setelah kejadian telur yang mengenakan Bagas, Cila merasa sangat bersalah meskipun kejadian itu tanpa sengaja. Ia tidak menyangka aksinya bisa berakhir seperti itu dan membuat Bagas kaget. Cila, yang biasanya nakal dan suka bercanda, kini merasa canggung. Bagas, yang awalnya kesal, mulai mengurangi kekesalannya. Bagas tahu bahwa Cila tidak bermaksud buruk, jadi ia pun memutuskan untuk tidak terlalu mempermasalahkannya.

Namun, dengan semangat yang tiba-tiba muncul, Bagas segera mengambil potongan kue ulang tahun dan melemparkannya ke arah April. April yang terkejut langsung menghindar, tapi kue itu tidak berhenti di situ. Cila, yang melihat peluang, ikut melempar kue ke arah April, dan teman-teman Cila yang lain turut ikut serta.

Kehebohan semakin menjadi ketika Bagas tanpa sengaja menuangkan tepung ke atas kepala Cila. Tepung itu menutupi rambut dan wajah Cila, membuatnya terdiam sejenak. Saat tepung itu jatuh, Bagas dan Cila saling menatap dengan jarak yang sangat dekat. Kedua mata mereka bertemu dalam hening yang memalukan. Bagas, yang biasanya tenang dan tidak terbawa suasana, merasa canggung. Cila, yang tidak terbiasa berada dalam situasi seperti ini, terlihat sedikit salah tingkah.

Keduanya masih terdiam, sebelum tiba-tiba April dan sahabat-sahabat Cila berteriak di samping telinga mereka, "Awwwww, kalian tuh!" seru mereka serentak.

Bagas dan Cila hampir melompat kaget, terkejut dengan teriakan itu. Semua orang di ruangan itu tertawa terbahak-bahak, membuat suasana semakin riuh. Rumah April yang tadinya tenang dan rapi kini seperti kapal pecah, penuh dengan tawa, tepung, dan kekacauan yang lucu.

Kejadian itu pun berlalu dengan cepat, dan semua orang mulai membersihkan diri. Bagas, yang masih berlumuran tepung, kembali memakai pakaian April yang kebetulan pas di tubuhnya. April hanya bisa tertawa melihat teman-temannya yang berantakan, tapi di sisi lain, ia juga merasa senang karena hari ulang tahunnya begitu berkesan.

"Maaf ya, Gas, kalau lo jadi korban semua ini," kata Cila sambil tersenyum, merasa sedikit bersalah karena kekacauan yang terjadi.

"Udah, gak apa-apa, Cil. Ini malah jadi momen seru," jawab Bagas dengan senyum lebar, meskipun wajahnya masih agak kotor.

Setelah semuanya selesai membersihkan diri, dan suasana rumah April kembali menjadi lebih tenang, semua berkumpul kembali untuk merayakan ulang tahun April, walau hanya dengan perayaan kecil-kecilan. Namun, kebahagiaan dan kehangatan yang tercipta di antara teman-teman dan keluarga membuat momen itu terasa begitu istimewa.

Setelah beberapa jam, waktu pun berlalu dengan cepat. Semua orang mulai berpamitan, termasuk Bagas. Ia pun berpamitan kepada April dan keluarganya.

"Gas, jangan pulang dulu deh, udah malam banget," kata April dengan sedikit khawatir, melihat Bagas yang hendak beranjak.

"Aku harus pulang, Pril. Besok pagi ada latihan lagi," jawab Bagas dengan suara lembut. "Makasih banget buat kejutan ulang tahunnya. Gue senang bisa ada di sini."

April pun tidak bisa menolak. Meskipun ia ingin Bagas tetap tinggal, ia tahu bahwa teman baiknya itu punya tanggung jawab yang harus dijalani.

"Oke, deh. Hati-hati di jalan ya, Gas," kata April dengan wajah sedikit cemberut, namun ia tahu bahwa Bagas punya alasan untuk pulang.

Bagas pun meninggalkan rumah April dan berjalan pulang, meninggalkan keramaian yang penuh tawa dan kebahagiaan. Dalam perjalanan pulang, Bagas merasa sedikit lelah, namun juga bahagia karena hari itu penuh dengan kejutan dan momen tak terduga. Tiba-tiba, senyuman kecil muncul di wajahnya, mengingat kembali tatapan singkat yang terjadi antara dirinya dan Cila. Ia tidak tahu mengapa, tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sesuatu yang terasa agak aneh, tapi menyenangkan.

Dengan langkah yang tenang, Bagas melanjutkan perjalanan pulang, menikmati malam yang sepi, namun penuh kenangan.

1
Aimee
Baca ini karena lihat cover sama sinopsisnya, eh mau lanjut... sesimple itu
Dragon 2345: makasih kakak Uda mampir,
total 1 replies
Cute/Mm
Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!
Dragon 2345: aman kak makasih dah mampir, tmbah semangat aq buat up makasih sekali lagi support nya
total 1 replies
Celeste Banegas
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Dragon 2345: makasih kakak sudah mampir,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!