Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Menemui Haikal
Usai menemani Kanaya makan di dapur, Darius mengajak Kanaya untuk pindah duduk di ruangan tamu. Untung saja rasa mual Kanaya perlahan sudah hilang hingga membuatnya bisa duduk bersama di ruangan tamu barang sejenak dengan Darius.
“Mas, kamu belum menjawab pertanyaanku tadi.” Kata Kanaya mengingatkan. Perlahan tapi pasti, Kanaya sudah mulai belajar untuk berbicara santai pada Darius.
Dahi Darius mengkerut. Seolah tidak mengerti yang dimaksud oleh Kanaya. Melihat kebingungan di wajah Darius, membuat Kanaya jadi menghela napas.
“Sejak kapan kamu pandai memasak, Mas? Aku rasa masakan kamu sangat enak. Kamu seperti sudah terbiasa memasak saja.”
Darius mengulas senyum. Dia senang karena Kanaya menyukai hasil masakannya. “Semenjak istriku tiada, aku berusaha untuk menggantikan perannya pada putra kami. Setiap hari, aku selalu berusaha membuatkan makanan untuk putraku. Aku gak mau dia memakan makan dari luar atau dibuatkan oleh pembantu. Walau pun hasil masakanku tak seenak buatan Diana, tapi putraku sangat menyukainya.”
“Apa sejak kepergian Mbak Diana, Mas yang mengurus putra Mas sendiri?”
Darius mengangguk pelan. “Aku selalu berusaha untuk mengurusnya tanpa bantuan orang lain. Ya, walau pun Mama selalu menawarkan untuk membantu, tapi aku berusaha untuk tidak merepotkannya.”
“Tapi bagaimana caranya kamu bisa mengurus putra kamu sendiri, Mas? Bukannya kamu juga harus bekerja?”
Darius menarik tipis sebelah sudut bibirnya. Dia jadi mengingat kembali kenangan di masa lalu saat mengurus Dean. “Di saat aku harus bekerja dan putraku sudah pulang sekolah, aku selalu membawanya ke kantor. Tidak akan aku biarkan putraku sendirian di rumah tanpa aku.”
Kanaya merasa tersentuh mendengar cerita Darius. Sungguh, pria itu adalah ayah yang baik untuk putranya. Di saat banyak orang tua yang menyewa baby sister untuk merawat anaknya, Darius justru ingin terjun langsung merawat putranya sendiri.
“Kamu pasti sangat menyayangi anak kamu ya, Mas?” Tanya Kanaya. Sebenarnya tanpa ditanya sekalipun, dia sudah harus tahu jawabannya.
“Tentu saja. Putraku adalah satu-satunya harta berharga yang aku punya.”
Lagi, Kanaya dibuat tersentuh mendengar pernyataan Darius. Tanpa sadar, tangan Kanya terulur mengusap perutnya.
“Anakku, kamu pasti merasa beruntung karena memiliki ayah seperti Mas Darius. Selain dia adalah ayah yang baik, dia juga sangat sayang pada anaknya.” Gumam Kanaya dalam hati. Untuk saat ini, Kanaya semakin yakin untuk menikah dengan Darius. Begitu banyak kelebihan di dalam diri Darius yang membuat Kanaya yakin kalau Darius bisa menjadi ayah yang baik dan bertanggung jawab untuk anak mereka kelak.
Walaupun sampai saat ini masih terbesit di dalam benak Kanaya tentang alasan Darius suka menyewa banyak wanita untuk menemani malamnya, namun sebisa mungkin Kanaya menahan diri agar tidak mempertanyakannya.
“Oh ya, Mas. Mengingat sebentar lagi kita akan menikah, aku jadi berpikir buat menemui Kak Haikal. Kakak kandungku. Bagaimana pun juga, dia adalah orang yang berhak menjadi wali nikah aku. Aku harus meminta kesediaannya untuk menjadi wali di pernikahan kita nanti.”
Wajah Darius nampak kaget. Dia memang belum memikirkan rencana pernikahan mereka sampai ke sana. “Aku gak bisa biarin kamu pergi menemui Haikal sendiri, Kanaya. Karena bisa saja dia melakukan hal tak terduga lagi sama kamu.” Darius merasa tak setuju.
“Tapi aku harus tetap menemuinya, Mas. Aku gak mungkin menggantikan posisinya dengan wali hakim sebelum meminta persetujuannya lebih dulu.”
Darius menghela napas dalam-dalam. Yang dikatakan Kanaya barusan memang benar. Namun, Darius cukup takut dengan konsekuensi yang harus Kanaya terima nanti.
“Aku akan menemani kamu bertemu dengan Haikal!” Putus Darius.
Kanaya cepat menggeleng. “Enggak, Mas. Kedatangan kamu bersamaku nanti bisa aja dimanfaatin Kak Haikal buat morotin kamu. Aku gak mau kamu dimanfaatin sama Kak Haikal.”
Darius menggeleng. Dia sama sekali tidak peduli jika nanti Haikal akan memorot dirinya. Namun, Kanaya sangat peduli dengan hal tersebut dan tetap bersikeras melarang Darius untuk bertemu dengan Haikal.
Cukup lama berdebat, akhirnya Darius mengalah dengan calon istrinya. Dia membiarkan Kanaya pergi menemui Haikal sendiri namun tetap meminta beberapa orang pengawal untuk mengawasi Kanaya dari jarak aman. Darius tidak ingin mengambil konsekuensi terburuk jika Kanaya hanya datang sendiri menemui Darius tanpa ada yang mengawasi.
Usai memenangkan perdebatan dengan Darius, Kanaya termenung. Dia memikirkan dimana tempat yang harus dia kunjungi agar bisa bertemu dengan Haikal. Sampai saat ini, Kanaya tidak mengetahui dimana keberadaan Haikal. Bahkan sedikit pun kabarnya tidak pernah terdengar oleh Kanaya.
“Apa aku harus mencari keberadaan Kak Haikal di tempat tongkrongannya?” Lirih Kanaya. Sepertinya hanya tempat tongkrongan Haikal yang bisa ia tuju saat ini agar dapat bertemu dan berbicara dengan Haikal.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗