Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Apa Salahku, Ma?
Citra akhirnya terpaksa datang ke acara ulang tahun cucunya karena dia sudah tak memiliki alasan apapun, tepatnya telah habis ide. Dengan memasang senyuman palsu, ia menyapa keluarga menantunya dan berpura-pura akrab.
"Rama, ayo cium tangan Oma Citra!" titah Rayyan dengan lembut.
Rama menggelengkan kepalanya menolak perintah sang ayah.
"Sayang, kenapa tidak mau? Ayo cium tangan Oma Citra!" Mayra juga berusaha membujuknya.
Dengan terpaksa Rama meraih tangan Citra dan mengecupnya.
"Anak tampan!" Citra mencubit pipi Rama.
Setelah mengobrol dan berbasa-basi, mereka pun menikmati hidangan yang sudah disajikan di meja prasmanan.
Citra mendekati Mayra yang hendak mengambil makanan untuk putranya. Sebelumnya Citra memperhatikan keluarga lainnya, memastikan dirinya aman. "Jangan kamu pikir kedatangan aku ke sini menerima kamu sebagai menantu!"
"Terserah Mama mau menerimaku atau tidak, Mas Rayyan mencintai dan menyayangi kami!" Mayra tersenyum santai.
"Sebentar lagi kalian juga bakal dicampakkan Rayyan," kata Citra sesumbar.
"Ya, itu terserah Mas Rayyan juga. Cuma aku ingin bertanya kesalahan apa yang sudah aku perbuat sehingga Mama sangat membenci aku dan Rama?"
"Karena kamu bukan menantu pilihan aku!" tegas Citra.
"Apa Mama tidak paham artinya jodoh? Aku pernah kabur dari Mas Rayyan dan merahasiakan di mana diri kami berada. Tapi, ternyata takdir mempertemukan kami dan Mas Rayyan sadar dengan kesalahannya," tutur Citra.
"Itu karena kamu menggodanya dengan alasan anak, belum tentu Rama adalah darah dagingnya Rayyan," tuding Citra.
"Astaga, Mama. Kenapa berkata seperti itu?" Mayra tampak geram sampai menggelengkan kepalanya.
"Aku akan tetap berusaha memisahkan kalian apapun itu caranya!" Citra mempertegas ucapannya.
Mayra yang mendengarnya hanya bisa menarik napas panjang.
Citra yang puas membuat Mayra tak berkutik bergegas meninggalkannya, ia takut mertua atau suaminya memergokinya.
Mayra mencoba sabar dengan semua tudingan yang dilontarkan Citra kepadanya. Namun, ia tak mau acara bahagia putranya berantakan karena percekcokan.
-
Malam harinya, ketika hendak tidur Mayra mengajak mengobrol suaminya, "Mas, makanan kesukaan Mama Citra apa, ya?"
"Mama suka ikan."
"Jika aku masak makanan untuknya, apakah dia suka?"
"Aku tidak tahu, tapi kamu boleh coba."
"Aku takut dia menolak makanan buatanku," Mayra tampak ragu.
"Kamu belum mencoba, jangan menyerah begitu," Rayyan memberikan semangat.
"Besok aku akan coba memasaknya," ujar Mayra.
***
Esok harinya, Mayra memasak ikan gurame asam manis. Ia begitu semangat melakukannya. Sejam kemudian makanan kesukaan mertuanya telah selesai dimasak. Bersama Rayyan dan Rama pergi ke rumah mertuanya.
Sesampainya di sana siang harinya, Citra menyambut ketiganya dengan senyuman begitu juga Tio. Mereka pun menikmati masakan yang dibuat Mayra bahkan Citra memujinya.
"Masakan Mayra sangat enak, Mama suka sekali. Lain waktu masak lagi, ya!" pinta Citra dengan lembut.
"Syukurlah kalau memang Mama suka," kata Mayra.
"Mama tidak menyangka kamu pintar memasak!" puji Citra.
Setelah makan siang, mereka pun pulang. Mayra sangat senang karena Citra menyukai masakannya dan ia berharap wanita paruh baya itu tak membencinya lagi.
"Dari tadi aku melihatmu tersenyum," ucap Rayyan.
"Aku sangat senang, Mas. Mama Citra mulai menyukaiku, ternyata benar kata orang jika ingin seseorang menyukai kita maka berikan dia makanan," ujar Mayra.
"Aku juga senang mama menyukai masakan kamu," kata Rayyan.
***
Seminggu berlalu....
Mayra kembali memasak makanan kesukaan Citra yaitu ikan gurame panggang. Ia belajar dari salah satu media sosial di ponselnya. Dengan hati riang, ia pergi sendiri ke rumah mertuanya.
Sesampainya di sana, ia mencari keberadaan ibu mertuanya ternyata sedang mengobrol dengan seorang wanita muda dan cantik.
"Tunggu sebentar, ya!" Citra beranjak dari tempat duduknya dan berpamitan kepada tamunya.
Wanita muda itu mengangguk mengiyakan.
"Mau apa kamu ke sini?" Mama Citra memasang wajah ketus.
"Aku membuat makanan kesukaan Mama!" Mayra begitu semangat menunjukkan wadah dalam kantong kain.
Citra tertawa sinis.
"Dia siapa, Ma?" Mayra memiringkan kepalanya melihat tamu Citra karena penasaran.
"Oh, dia mantan kekasihnya Rayyan!"
Seketika senyum Mayra yang mengembang karena semangatnya mendadak memudar.
"Kamu tidak perlu repot-repot memasak makanan untukku, lagian aku tidak menyukainya. Kemarin itu saja hanya untuk menghargai suami dan putraku!" ungkap Citra membuat hati Mayra sakit.
"Seberapa besar kamu berusaha menarik hatiku, aku tidak akan sudi menerima kamu sebagai menantuku!" tegas Citra.
"Kenapa Mama begitu membenciku? Apa salahku, Ma?"
"Karena kamu bukan dari kalangan konglomerat!"
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜