"Kamu tahu arti namaku?" Ucap Acel saat mereka duduk di pinggir pantai menikmati matahari tenggelam sore itu sembilan tahun yang lalu.
"Langit senja. Akash berarti langit yang menggambarkan keindahan langit senja." jawab Zea yang membuat Acel terkejut tak menyangka kekasihnya itu tahu arti namanya.
"Secinta itukah kamu padaku, sampai sampai kamu mencari arti namaku?"
"Hmm."
Acel tersenyum senang, menyentuh wajah lembut itu dan membelai rambut panjangnya. "Terimakasih karena sudah mencintaiku, sayang. Perjuanganku untuk membuat kamu mencintaiku tidak sia sia."
Air mata menetes dari pelupuk mata Zea kala mengingat kembali masa masa indah itu. Masa yang tidak akan pernah terulang lagi. Masa yang kini hanya menjadi kenangan yang mungkin hanya dirinya sendiri yang mengingatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obrolan Zea dan Boby
Setiap karyawan di perusahaan menyapa Zea dengan hormat sejak dia menginjakkan kakinya di lobi gedung Sky grup.
"Selamat datang di Sky grup nona Zea Emila!" sapa Boby dan Mike menyambutnya dengan senang hati yang disenyumi saja oleh Zea.
"Bagaimana data datanya Mike?" tanya Lui yang langsung memeriksa laptop milik Mike.
"Sejauh ini hanya itu yang kita punya. Tapi aku masih terus berusaha untuk mendapatkan semua datanya."
"Bagus."
Lui dan Mike mulai berdiskusi dan Acel pun ikut bersama mereka, sementara Boby yang bertugas menemani Zea duduk di sofa mewah di ruangan Acel itu.
"Nona Zea mau minum apa?" tawarnya.
"Air putih ini saja sudah cukup kok." jawab Zea cepat sambil menatap memar di sudut bibir Boby yang masih belum sepenuhnya menghilang.
"Apa pekerjaan Kak Boby begitu berbahaya?" tanya Zea ragu ragu.
"Gak kok Nona. Pekerjaan saya tidak berbahaya sama sekali."
"Lalu, bagaimana Kak Boby mendapatkan luka itu?" menunjuk wajah Boby.
"Oh ini, biasa Nona. Laki laki selalu mengalami luka seperti ini saat bekerja." kilahnya.
Zea hanya mengangguk pelan mencoba percaya dengan jawaban Boby. Kemudian, tiba tiba saja Zea memikirkan ide cemerlang yang ingin dia diskusikan dengan Boby. Namun, sebelum itu Zea memastikan terlebih dahulu bahwa Acel masih sibuk berbincang dengan Mike dan Lui.
"Kak..."
"Ada apa Nona?"
"Mmm, aku butuh bantuan kak Boby."
"Begitukah? Bantuan apa itu Nona?"
"Maukah Kak Boby merahasiakan hal ini dari Kak Acel?"
Kalimat itu membuat Boby bingung, sebentar dia melirik kearah Acel yang masih fokus berdiskusi.
"Selama tidak merugikan Tuan muda, saya siap membantu Nona dan merahasiakannya dari Tuan muda."
Zea tersenyum lega, kemudian dia pun langsung menceritakan semuanya pada Boby tentang apa yang dikatakan Handi mengenai kedua orangtuanya. Betapa terkejutnya Boby saat mengetahui cerita itu.
"Aku mohon, rahasiakan ini dari kak Acel. Aku harap kak Boby bisa membantuku menyelidiki kecelakaan kedua orangtuaku, Kak. Aku berharap pak Handi hanya menggertak ku agar aku segera meninggalkan kak Acel." ungkapnya menjelaskan semuanya kecuali tentang hubungan pernikahan Handi dan Alia.
Zea hanya mengatakan bahwa Handi mengatakan kecelakaan kedua orangtuanya direncanakan olehnya atas perintah Alia. Ya, Zea hanya mengatakan sampai disana saja.
"Nona Zea tenang saja, saya akan menjaga rahasia ini dari Tuan muda. Saya juga akan berusaha untuk menyelidiki kecelakaan yang dialami kedua orangtua Nona Zea."
"Terimakasih kak Boby. Aku sangat menantikan hasilnya."
"Sebisa mungkin akan saya percepat proses penyelidikannya. Namun, maukah Nona berjanji satu hal?"
"Apa itu?"
"Saya harap, apapun nanti hasil penyelidikannya, Nona Zea tidak akan meninggalkan Tuan muda lagi."
Zea terdiam, dia sendiri tidak tahu harus bagaimana nantinya. Namun, kemudian dia mengangguk pelan, berusaha setuju dengan janji itu.
"Oke. Selama kita berdua tidak melanggar janji, maka rahasia ini aman ditangan saya."
Lega rasanya, itulah yang Zea rasakan saat ini. Setidaknya dia tidak memendam sendiri semua masalah dan keresahan yang sedang dialaminya.
"Asik benar ngobrolnya. Ngobrol tentang apa?" tanya Acel yang kembali menghampiri Zea untuk kemudian duduk disampingnya dengan merangkul pinggangnya.
"Ngobrol tentang apa, sayang?" bisiknya begitu dekat ditelinga Zea.
"Mmm, cuma ngobrol biasa kok. Iya kan Kak?" kata Zea meminta persetujuan dari Boby.
"Nona Zea bertanya bagaimana saya berakhir mendapatkan mewar di wajah saya, Tuan muda." jawab Boby santai dan tidak mencurigakan sama sekali seakan dia sangat ahli dalam hal bohong membohongi.
