Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
HIDUP TERKADANG TAK ADIL, KITA SUDAH KUATKAN KEYAKINAN UNTUK BERTAHAN TAPI DIPATAHKAN OLEH KENYATAAN.
Azril dan Zeya masuk ke klinik tante Febby. Ia diminta langsung masuk. Tante Febby tersenyum begitu melihat Zeya masuk.
"Apa kabar, sayang," ucap Tante Febby.
Zeya yang mendengar kata sayang dari tante Febby kembali tersenyum. Tante Febby selalu menyambutnya dengan tangan terbuka.
Terkadang Zeya merasa malu dengan Azril dan tante Febby, mereka bisa menerima dirinya walau baru kenalan. Tante Febby tak pernah merasa lebih dari Zeya, walau ia berasal dari keluarga mampu.
"Alhamdulilah sehat, Tante."
"Apa ada keluhan."
"Nggak ada, tante. Malahan sekarang aku jarang merasakan mual. Dan nafsu makan aku udah mulai besar," gumam Zeya dengan malu.
"Makan aja, jangan takut gemuk. Itu juga demi perkembangan anak dalam perutmu."
"Tante ... katanya sekarang sudah bisa tau jenis kelamin bayi Zeya," ucap Azril.
"Emang bisa, kenapa?"
"Lihat cepat, jangan ngobrol aja."
"Tante bicara dengan Zeya, bukan kamu. Kenapa kamu yang sewot?"
"Tante banyak omong."
"Tante bilangin sama mami kamu, kalau kamu jarang pulang karena mau mengejar cinta Zeya."
"Tante, ngomong jangan sembarangan. Zeya jadi risih."
"Maaf ya, Zeya. Tante sama Azril emang sering begini. Maklum usia kami hanya beda lima tahun."
"Nggak apa, tante. Aku tau tante dan Azril cuma bercanda."
Tante Febby meminta Zeya berbaring dan dibantu perawat memberikan gel pada perut Zeya.
Di luar tirai tampak Azril mondar mandir diruangan itu menanti hasil USG.
Tante Febby meminta Zeya memperhatikan layar monitor.
"Bayinya sehat-sehat. Sekarang kita lihat kelamin bayi kembarmu."
Tampak tante Febby memperhatikan layar monitor dan menunjukkan pada Zeya jenis kelamin bayi kembarnya.
"Selamat Zeya, kamu bisa lihat bayi kamu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kamu dapat sepasang bayi kembar."
Tante Febby mengatakan dengan senyum yang terus terkembang.
"Sepasang bayi kembar tante .... " ucap Zeya terbata karena terharu. Ia bahagia sekali mendengarnya.
"Iya, Zeya ... coba sekarang kamu lihat dimonitor. Tante Febby menunjukan kel*min bayi Zeya.
Setelah di rasa cukup, tante Febby meminta Zeya bangun dan kembali duduk dihadapannya.
"Bagaimana tante? Apa bayi Zeya sehat? Apa jenis k*lamin anaknya?. Azril bertanya dengan semangat.
"Kamu tuh kalau bertanya satu-satu. Jangan beruntun begitu."
"Oke, sekarang aku tanya satu-satu. Apakah bayi Zeya sehat?"
"Sehat."
"Apa jenis kel*minnya."
"Cewek cowok."
"Tante ... aku nggak bercanda, apa jenis kel*min bayi Zeya."
"Tante juga tidak bercanda Azril, bayi Zeya itu cowok dan cewek."
"Maksud tante sepasang, bayi Zeya sepasang."
"Iya, mas. Bayi dalam kandungaku sepasang," gumam Zeya.
"Selamat, Zeya," ucap Azril merentangkan tangannya ingin memeluk Zeya. Dengan spontan Zeya memundurkan badannya.
"Maaf, aku terlalu senang." Azril menurunkan kembali tangannya.
Tante Febby tak bisa menahan tawanya melihat wajah Azril yang memerah karena malu.
"Maaf, mas," gumam Zeya. Ia takut Azril tersinggung atas penolakannya tadi.
"Kenapa kamu minta maaf Zeya. Kamu nggak salah. Azril aja yang terlalu senang, sampai lupa jika kamu bukanlah kekasih ataupun istrinya." Tante Febby mengucapkan sambil menahan tawa, membuat Azril mematikan matanya.
Setelah semua selesai, Azril pamit dengan tante Zeya. Kandungan Zeya udah memasuki bulan kelima.
Saat ini kandungan Zeya udah tampak mulai membesar. Ia juga tampak sudah mulai kesulitan ketika berjalan. Mungkin karena anak yang dikandungnya kembar.
......................
Di tempat lain Zahra yang akan mandi kembali terjatuh di kamar mandi. Bibi yang mendengar suara teriakan Zahra menjadi kaget.
Dengan tergesa bibi masuk ke kamar mandi dan melihat Zahra yang kakinya bersimbah darah.
"Bu Zahra kenapa," ucap Bibi gugup.
"Tolong, bi. Hubungi mas Albirru. Sakit, bi." Setelah mengatakan itu Zahra pingsan. Bibi tampak bertambah cemas.
"Bu Zahra .... " teriak bibi.
Bibi mengambil ponselnya dan menghubungi Albirru.
"Bapak, ibu Zahra .... " ucap bibi gugup.
"Kenapa Zahra, bi."
"Bu Zahra jatuh di kamar mandi."
"Apa.... "
"Bapak harus segera pulang. Ibu pingsan. Banyak darah keluar, bibi takut pak."
"Baiklah, bi. Aku segera pulang."
Bibi menutup sambungan ponselnya. Dan kembali mendekati Zahra. Bibi melihat darah yang terus mengalir dari jalan rahimnya.
"Bu Zahra sadar , bu."
Bibi memeluk tubuh Zahra . Ia semakin cemas melihat wajah Zahra yang tampak memudar.
Lima belas menit Albirru datang dan langsung berlari ke kamar mandi. Ia terkejut melihat keadaan Zahra.
"Kenapa bisa begini, bi."
"Bibi nggak tau, pak. Bibi datang ketika mendengar suara teriakan dari bu Zahra. Dan bibi lihat udah banyak darah."
Albirru segera menggendong Zahra dan memasukkan kedalam mobil. Albirru menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi.
Ia melihat tubuh Zahra yang makin pucat dan darah yang terus mengalir dari tubuhnya.
Sampai di rumah sakit, Albirru kembali menggendong Zahra dan berlari menuju ruang IGD.
Zahra langsung ditangani dokter dan Albirru di minta menunggu di luar.
...............
Azril membawa Zeya ke toko perlengkapan bayi. Mereka seperti sepasang suami istri.
"Kenapa kita ke sini, mas."
"Tentu saja untuk membeli semua perlengkapan yang dibutuhkan buat bayi kamu."
"Beli di pasar aja, mas. Lebih murah."
"Buat bayi seharusnya dipilih yang terbaik. Bukan aku beranggapan di pasar itu barang jelek, tapi toko ini lebih lengkap."
"Nggak perlu, mas. Yang penting bayiku sehat dan bisa berpakaian. Tak perlu yang terbaik. Aku tak mungkin membeli semua perlengkapan bayiku dengan seluruh uang simpanan. Aku juga harus memikirkan buat biaya lahiran."
"Apa kamu nggak dengar apa kata tante Febby. Kamu tak perlu memikirkan biaya kandunganmu. Ia yang akan menanggung semuanya."
"Tapi aku nggak enak, mas."
"Makanya dienakin aja. Kalau perlu beri micin," ucap Azril dengan tersenyum.
"Mas becanda aja." Zeya cemberut karena Azril yang sering bercandain dirinya.
Kamu cantik banget, Zeya. Aku tak sabar menjadikan kamu milikku seutuhnya.
Azril memandangi wajah Zeya tanpa kedip. Menyadari itu Zeya menunduk dan berpaling.
Ia memandangi jalanan.
"Ayo, turun. Kamu mau kita hanya di mobil," ucap Azril setelahnya.
"Tapi, mas ...."
"Aku yang beliin. Tak ada penolakan. Karena menolak rezeki itu dosa loh. Dan aku memberikan ini sebagai kado untuk menyambut kelahiran baby twins."
Zeya dan Azril memilih perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyambut kelahiran putri dan putri Zeya.
Azril mengambil seluruh perlengkapan dengan jumlah banyak.
"Jangan banyak-banyak mas, nanti mubazir. Bayi itu cepat gede, mereka hanya membutuhkan ini sebentar saja."
"Biar kamu tak kesulitan untuk mencucinya segera. Jika sedikit, udah habis terpakai kamu harus segera mencucinya."
"Mas, kali ini mas harus dengar aku. Aku tak akan mau menerima apa pun bantuan dari mas lagi jika mas masih ingin membeli semua ini. Aku tak ingin mubazir."
"Baiklah, ambil yang paling dibutuhkan aja."
Azril akhirnya mengalah dan mengikuti apa aja yang di ambil Zeya dan membayarnya.
Bersambung
*******************
Terima kasih