Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 2 - Hanya Sebuah Keberuntungan
Operasi itu akhirnya berhasil setelah beberapa jam berlangsung. Namun pria malang ini masih belum lepas dari masa kritis. Dia belum sadarkan diri dan membutuhkan beberapa alat untuk membuatnya tetap bertahan hidup.
Tim 5 bahkan merasa sangat kelelahan saat menangani operasi ini, kecuali Disha. Meski ini adalah kasus paling berat yang pernah Aresha tangani. Namun Disha mampu menyelesaikannya dengan sangat baik.
Dan setelah operasi selesai, Anna, Disha dan 2 rekannya yang lain keluar dari ruang operasi. Saat itu Anna dan Disha berjalan di paling belakang, saling menukarkan kartu nama mereka untuk kembali seperti semula.
Tidak lagi berganti peran.
"Mama sangat bangga padamu sayang," bisik Anna pada sang anak, tak ingin ucapannya didengar oleh orang lain. Mengingat identitas anaknya yang harus disembunyikan rapat-rapat. Namun Anna tak bisa menutupi rasa bangganya pada sang anak semata wayang.
Disha pun menganggukkan kepalanya kecil, tak bicara apa-apa. Hubungan diantara mereka terpaksa jadi begini mengingat keselamatan Disha yang terancam.
Anna pun sangat merasa bersalah karena menempatkan sang anak jadi seperti ini, harus hidup bagai bukan bagian dari keluarga Dude ataupun keluarga Walker.
Tapi daripada menyandang nama besar keluarga mereka, Anna lebih mengutamakan keselamatan sang anak.
Keluar dari ruang operasi, mereka langsung dihadang oleh Samuel dengan tatapan penuh harap.
"Bagaimana dok? bagaimana operasinya? bagaimana keadaan tuan saya?" cerca Sam tidak sabar.
Anna pun segera melepas masker yang dia pakai dan mulai menjawab.
"Operasinya berjalan dengan baik, saat ini pasien akan segera dipindah ke ruang perawatan," jelas Anna, meski sudah tak muda lagi namun wibawanya tak bisa dikhianati. Tatapan Anna selalu mampu membuat orang lain tunduk.
Mendengar penjelasan sang dokter, Sam pun bernafas lega. Nyawa Rayden Carter sama saja dengan nyawanya sendiri. Maka dia akan melakukan apapun demi keselamatan sang tuan.
Kabar berhasilnya operasi itu pun langsung tersebar keseluruh penjuru rumah sakit. Tak terkecuali terdengar pula oleh tim operasi yang lain. Rafaela dan Dena yang mendengar kabar itu pun langsung berdecak kesal.
Tentu saja operasi akan berjalan dengan baik karena yang memegangnya adalah dokter Anna. Andai itu bukan dokter Anna, Rafaela yakin jika Tim 5 tidak akan berhasil.
Itu semua hanyalah sebuah keberuntungan.
Kabar mengejutkan lainnya pun mulai kembali tersebar, ternyata pria yang tengah Kritis itu bukanlah orang sembarangan. Dia adalah Rayden Carter, CEO dari Carter Kingdom. Perusahaan properti paling berpengaruh di kota ini.
Kabar itu semakin membuat gempar seisi rumah sakit, tak menyangka jika orang paling penting itu akan dirawat di rumah sakit ini dalam keadaan kritis.
Desas desus tim 5 yang akan mendapatkan hadiah besar karena telah berhasil menjalankan operasi pun mulai menyeruak ke permukaan, sebuah kabar yang membuat Rafaela merasa sangat kesal. Dia iri dan ingin waktu kembali diputar, lalu tim nya yang akan melaksanakan operasi itu.
Namun sadar tak bisa memutar waktu, akhirnya Rafaela hanya biss meluapkan semua kekesalannya pada gadis cupu itu.
Disaat Disha tengah beristirahat di dalam ruangannya. Tiba-tiba pintunya dibuka dengan kasar, tak lama kemudian masuk Rafaela dan Dena.
Brak!! Rafaela menggebrak meja kerja Aresha dengan cukup kuat, sekuat rasa kesal yang ada di hatinya saat ini.
Disha hanya diam, menatap kedua wanita ini dengan tatapan datar.
"Jangan besar kepala karena Tim mu berhasil menjalankan operasi itu! kalau bukan karena dokter Anna, Tim mu pasti akan gagal!" ucap Rafaela, lengkap dengan tatapannya yang sengit.
"Apa kamu tahu siapa pasien VVIP itu? dia adalah Rayden Carter. Seorang anak kampung sepertimu tidak akan pantas untuk jadi penanggung jawabnya" geram Rafaela lagi.
"Jadi sekarang temui dokter Anna dan katakan jika kamu menolak untuk merawat pasien itu lagi! Mengerti!!" Ancamnya dengan jari telunjuk yang mengarah tegas ke wajah Disha.
Saat Tim 5 mundur, Tim-nya yang akan maju untuk mengambil alih.
"Dasar Cupu!" timpal Dena pula.
Kedua wanita ini kemudian tersenyum menyeringai, lengkap dengan tawa kecil. Tawa penuh dengan hinaan.
yg ada malah gemes🤗
....gemes nginjak sampai gepeng
kecilnya kan baik banget.