NovelToon NovelToon
Hasrat Cinta Sang Adik Ipar

Hasrat Cinta Sang Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Konflik etika / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Delvia tak pernah menyangka, semua kebaikan Dikta Diwangkara akan menjadi belenggu baginya. Pria yang telah menjadi adik iparnya itu justru menyimpan perasaan terlarang padanya. Delvia mencoba abai, namun Dikta semakin berani menunjukkan rasa cintanya. Suatu hari, Wira Diwangkara yang merupakan suami Delvia mengetahui perasaan adiknya pada sang istri. Perselisihan kakak beradik itupun tak terhindarkan. Namun karena suatu alasan, Dikta berpura-pura telah melupakan Delvia dan membayar seorang wanita untuk menjadi kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan orang asing

“Aku mencintaimu Delvia Mayuri,” yang tertahan akhirnya terucapkan. Kata-kata yang tak sempat di sampaikan akhirnya dia lontarkan dengan tegas. Pengakuan yang tak seharusnya Dikta lakukan menjadi bukti betapa pria itu sangat mencintai gadis yang kini telah menjadi kakak iparnya.

Sejenak Delvia membeku, mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak akibat pengakuan Dikta. Delvia bersusah payah menepis kata-kata andai di dalam pikirannya, dia meyakinkan diri jika Dikta bukan bagian dari Takdirnya. Delvia menganggal pengakuan Dikta hanya angin berlalu, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan Dikta tanpa sepatah katapun.

Kepergian Delvia menyisakan tanda tanya besar di benak Dikta. Benarkah Delvia tidak memiliki perasaan padanya? Apakah pertemuan singkat mereka sama sekali tak memiliki arti di hidup Delvia? Atau Delvia sudah mencintai suaminya?

Berbagai spekulasi memenuhi kepala Dikta, pikirannya keruh, dia benar-benar sangat menginginkan Delvia, namun dia juga tidak mungkin berebut wanita yang sama bersama sang kakak.

Sebab pengakuan semalam, Delvia merasa canggung saat bertemu dengan Dikta, namun mereka harus saling bertatap muka dan menyantap sarapan di atas meja yang sama.

“Mas, boleh aku tanya sesuatu?” ujar Dikta setelah mereka selesai menyarap.

“Hm, katakan!” jawab Wira seraya menyeka mulutnya dengan tisu.

“Delvia kan lima tahun lebih muda dariku, apa mas tidak marah kalau aku tidak memanggilnya dengan sebutan mbak? Rasanya sangat canggung mas,” entah apa yang Dikta rencanakan, tiba-tiba dia menanyakan hal yang tidak semestinya.

“Tidak boleh begitu Dik, biarpun Via lebih muda darimu, kamu harus memanggilnya mbak, kamu harus menghormatinya sebagai kakak ipar,” Nila menyanggah ucapan putra bungsunya.

“Dikta hanya merasa canggung mom, Delvia pasti tidak keberatan. Bukan begitu Delvia?” Dikta menatap Delvia dengan senyuman penuh arti.

“Ya,” jawab Delvia singkat.

“Tapi...”

“Sudah mom, biarkan saja. Mereka kan baru mengenal satu sama lain, kedepannya mereka juga tidak akan canggung lagi. Beri mereka waktu,” sela Wira sebelum Nila menyelesaikan ucapannya. Wira lalu beralih pada sang adik yang duduk tepat di hadapannya. “Kalau di depan orang lain kamu tetap harus memanggilnya mbak!”

“Ya mas!”

Hanya sarapan bersama, namun rasanya seperti melawan peperangan dengan musuh. Delvia merasa sesak, terjebak di antara Wira dan Dikta. “Bisa gila kalau begini terus!” batin Delvia frustrasi.

Usai sarapan, Delvia bergegas pergi ke butik karena pekerjaannya sudah menumpuk. Pagi ini Wira menawarkan diri untuk mengantar Delvia dan gadis itu menyetujuinya. Delvia memang mencari kesempatan untuk bicara serius kepada suami kontraknya.

“Mas, kapan kita akan pindah rumah?” tanya Delvia seraya melirik suaminya.

“Lusa. Bertahanlah sebentar lagi ya!”

Jawaban Wira cukup membuatnya lega, Delvia sangat tidak nyaman tinggal satu rumah bersama Dikta. Setiap kali berpapasan dengan Dikta, jantungnya kerap memacu, dia juga tidak tahan menerima tatapan Dikta yang begitu dalam. Jika setiap hari bertemu, yang di khawatirkan Delvia akan tenggelam dalam perasaannya sendiri.

Pagi yang cukup buruk, Delvia mengawali paginya dengan perasaan tak tenang. Beruntung saat tiba di butik dia memiliki beberapa kabar baik yang berhasil mengubah suasana hatinya.

Pernikahannya bersama Wira memberi beberapa keuntungan padanya. Wira turut mempromosikan butik Delvia sehingga kini butik Delvia cukup terkenal dan Delvia menerima banyak pelanggan baru.

“Sepertinya aku harus mencari asisten,” Delvia tak menyangka jika butiknya akan seramai ini sampai dia kewalahan dan memutuskan untuk mencari karyawan lagi.

Saat ini butik menjadi tempat ternyaman bagi Delvia dimana dia tidak harus bertemu dengan Maya dan Dikta. Akan tetapi, demi pernikahan kontraknya, Delvia terpaksa pulang ke rumah mertuanya.

Rumah besar berlantai dua itu tampak sepi, padahal malam belum begitu larut namun tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah tersebut. Baguslah, dengan demikian Delvia tidak perlu basa-basi menyapa penghuni rumah.

“Kamu baru pulang? Apa kamu sudah makan?”

Delvia menghela nafas berat, perasaan sebelumnya dia tidak melihat siapapun, namun saat Delvia akan masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Dikta muncul entah dari mana.

“Pendengaranmu masih normal kan?” cibir Dikta karena Delvia belum menjawab pertanyaannya. “Jawab aku atau aku akan memberi tahu mommy kalau aku mencintaimu!”

Ancaman Dikta berhasil menarik perhatian Delvia, gadis itu berbalik, menatap Dikta dengan wajah kesal. “Apa maumu?”

Seringai menghiasi wajah Dikta, mata elangnya menelisik wajah Delvia seakan hendak menerkamnya. Tidak sampai di sana, perlahan Dikta melangkahkan kakinya mendekat, mengikis jarak di antara mereka. “Apa mauku?” ulang Dikta dan Delvia hanya mengangguk. “Mauku hanya satu, yaitu kamu!” Ucapnya tegas dan penuh penekanan di setiap katanya.

“Cukup mas, tolong jangan bersikap seperti ini!”

“Kenapa? Apa kamu takut mas Wira tau kalau kita saling mengenal satu sama lain?

“Takut? Untuk apa? Toh kita hanya bertemu selama beberapa hari dan setelah itu kita hanyalah orang asing!”

Ucapan Delvia rupanya memercik api kemarahan, Dikta tak terima di sebut orang asing. Dikta mendekatkan wajahnya ke telinga Delvia hingga gadis itu mendengar jelas nafas Dikta yang memburu. “Jangan lupa, kita pernah tidur bersama di puncak Kelik. Malam itu kita lebih dari sekedar orang asing,” bisik Dikta seolah tengah memperingati Delvia agar tak sembarangan menyebutnya orang asing.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

1
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Akhirnya Dikta dan Delvia mengakui kalau mereka saling mencintai kepada ortu Dikta
Dindut Itu Pacar ngasih iklan
adning iza
kluargay wira sma dikta keren sih ngga trlalu menghakimi tp kdag cray slah
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semoga Wira kembali normal serta lepas dari Julian, Dy cm dimanfaatkan aja ama Julian
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
adning iza
jgan takut dg ancamany jul jul wir
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semoga Wira bisa lepas dr Julian
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semoga Wira bisa segera melepaskan Delvi
Dikta dan Delvi saling mencintai
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Yusi Lestari
oalah ternyata yg jahat dan licik itu si Hera yaaaa heeemmm sekarang mereka udah tahu semua kebusukan Hera ayo buruan hancurkan Hera bila perlu buat dia menghilang dari cerita ini
Yusi Lestari
akhirnya semuanya terbongkar heran dech kenapa Erika dan Delvia kok punya emak yg egois banget pantesan suaminya meninggalkannya karena yg dicari mak lampir cuma kehidupan yg mewah saja tanpa memikirkan orang lain maupun keluarganya dasar emak edyaaannn
Yusi Lestari
syukurin kamu mak lampir rencana kamu gagal total tp salut banget sama Dikta karena bisa menguasai diri
Yusi Lestari
kalau mereka berakhir unboxing justru aku bersyukur banget karena mereka bisa lebih mudah untuk menyatu dan rencana si mak lampir gatot
Yusi Lestari
semoga saja Wira dapat menepati janjinya agar tidak egois dan ingin memiliki Delvia seutuhnya
Yusi Lestari
sudah ku duga pasti nanti ujungnya Wira bakal ada rasa sama Delvia dan pastinya Wira gak akan mau bercerai dari Delvia apalagi ada sosok mak lampir yg menjadi pendukung dan provokator
Yusi Lestari
hadeww please dech Dikta harusnya kamu gak usah ngomong gitu ke Hera kalau sudah kayak gini gimana kan Hera jadi pengen berusaha terus untuk mendapatkan kamu itu namanya kamu memberikan celah untuk Hera agar bisa menjebak dan memilikimu
Yusi Lestari
syukurin kamu Hera mending laporin saja Hera ke polisi biar ada efek jera
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Tinggal Nunggu Rencana selanjutnya dari Hera
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Akhirnya terbongkar dalangnya Hera
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Skrg Delvi yg berendam di bak mandi gara2 obat laknat
DinDut Itu pacarku ngasih iklan
adning iza
semoga aja bneran unboxing😁😁😁
adning iza: 😅😅😅😅😅
Astuty Nuraeni: belum halal wehh hahaha
total 2 replies
🟢◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Rencana Maya menyatukan Delvi dan Dikta, malah mereka yg bakal unboxing nih 🤭
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
adning iza
bnarkah spert itu thoorr smoga aja ngga muter² ya thoorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!