Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nabung Duluan
Mala pikir sekarang dia sudah pergi untuk selama nya karena tadi tubuh nya benar -benar lemah.entah sudah berapa lama dia tertidur di tempat ini.perut nya kembali mual karena mencium bau obat-obatan yang menguar begitu tajam.
" Kamu sudah bangun Nak?" tanya Bunda masuk bersama dengan seorang wanita yang tidak di ketahui oleh Mala.
Mala mengangguk pelan sembari mengubah posisi tidur menjadi duduk di atas ranjang.
" Jangan dulu sayang, istirahat yang cukup.Kamu makan dulu ya?" tawar Bunda Endah dengan wajah yang menyimpan sejuta beban.
Mala terdiam memikirkan siapa yang sudah membawa nya ke sini,apa orang itu kenal dengan keluarga nya?
" Sedikit saja sayang." sambung Bunda Endah lagi dan di balas anggukan kepala oleh Mala.
Wanita paruh baya yang tak lain adalah Maisya menatap Mala sambil tersenyum hangat.ternyata calon menantu nya sangat cantik dan muda.tapi dalam hati nya menaruh rasa iba terhadap calon menantu nya ini.masa muda yang awal nya sudah di tata dengan rapi terpaksa harus berantakan karena ulah putra sulung nya.
" Kenapa Mala bisa di sini Bun, lebih baik kita pulang saja." kata Mala yang tak mau merepotkan orang tua nya,biaya rumah sakit ini pasti mahal.belum lagi ruangan yang dia tempati begitu mewah dan besar.Mala yakin kalau ruangan ini khusus untuk orang berduit saja.
" Pulang nya nanti saja ya, sekarang Kamu makan dulu." seketika wajah Bunda Endah berubah menjadi muram.
Tangan nya bahkan sampai bergetar ketika hendak memasukkan nasi ke dalam mulut putri nya,Bunda Endah memaksa kan bibir nya untuk tersenyum di tengah rasa sakit dan kecewa berat yang dia rasakan kepada putri nya.Bu Maisya yang melihat semua itu.dengan cepat mengambil alih sendok dari tangan Bunda Endah lalu meminta izin agar dia saja yang membantu calon menantu nya Makan.
" Kamu harus makan yang banyak ya,maaf." kata Maisya kepada Mala.
Mala pasrah membuka mulut walaupun sebenarnya perut nya meronta-ronta tidak bisa menerima suapan tersebut.baru dua sendok tapi Mala sudah mengeluh kekenyangan setelah menghabiskan satu gelas air putih tanpa bersisa sedikit pun.
Maisya tak berniat memaksa calon menantu nya karena dia pun tahu bagaimana rasa nya ketika hamil muda.tanpa sungkan dan malu Maisya mencium kening Mala.
Tatapan mata Mala mencoba menerka apa kah orang tua nya sudah tahu tentang kondisi nya sekarang? Jantung Mala berdebar.takut itu lah yang dia rasakan sekarang.mau mengakui nya sendiri pun tak mungkin dia lakukan karena sudah telanjur ketakutan.
" Atas nama putra Saya,Saya ingin minta maaf karena telah merusak masa depan mu." kata Maisya tetapi Mala malah kebingungan.
" Saya jamin putra Saya akan bertanggung jawab kepada Kamu dan calon cucu Saya.jika dia menyakiti Kamu lagi,jangan sungkan untuk mengadu kepada Saya,Saya tahu bagaimana hancur nya Kamu dengan fakta ini.Kamu tidak sendirian.ada kami keluarga besar yang akan mendukung Kamu sepenuh nya."Maisya membungkuk memeluk tubuh Mala.
Di belakang punggung Maisya , terlihat Bunda Endah yang sudah terisak menangis.Bunda Endah juga tidak bisa menyalahkan Mala seratus persen.tetapi dia sangat kecewa karena Mala yang sengaja menutupi semua nya dari mereka.pantasan saja beberapa hari terakhir ini Mala terlihat aneh dan lebih sering mengunci pintu kamar nya.
Bunda Endah melangkah maju ikut memeluk tubuh putri nya.alhasil ketiga wanita ini saling berlomba mengeluarkan air mata.
" Tante siapa?" tanya Mala masih penasaran.
" Saya adalah ibu dari laki-laki yang menjadi teman tidur mu malam itu, perkenalkan nama saya Maisya.Kamu boleh memanggil saya Mama Maisya Karena kamu adalah calon menantu Kami." Mala mengerling syok.baru pertama bertemu tetapi sudah di akui sebagai menantu.calon suami nya saja dia tidak kenal dan entah sedang berada di dunia mana sekarang.
Mala kembali mengingat wajah laki-laki itu,tangan nya kembali mengelus perut yang kempes karena jarang makan nasi.bukan karena orang tua nya tidak punya beras atau pun uang,semata karena bawaan kehamilan nya.
" Bunda..." panggil Mala lirih.
Bunda Endah mengangguk samar dengan wajah sedih yang terlihat sangat jelas.
" Bunda sudah tahu kalau Aku sedang ha...mil?" tanya Mala ragu-ragu.
Bunda Endah kembali mengangguk dengan tangis yang semakin kencang.
" Maaf Bun...Mala sangat malu sudah mengecewakan Bunda.maaf kan Mala yang tak bisa menjadi anak sesuai harapan Bunda sama Ayah." Mala pun kembali ikut menangis.
Di dalam ruangan ini hanya ada ketiga wanita saja, karena para pria sedang berdiskusi di cafe depan rumah sakit.
" Sejak kapan Kamu tahu tentang kehamilan mu ini? Kenapa tidak cerita sama Bunda?" tatapan ibu dan anak ini bertemu.seberapa pun kecewa dan marah nya seorang ibu terhadap anak nya.tetap saja ada pintu maaf.
Terlebih lagi Mala adalah anak tunggal.jika pun tadi mereka tak bertemu dengan ayah dari calon cucu nya.Bunda Endah yakin bisa membantu Mala membesarkan cucu mereka itu.
" Mala juga baru tahu tadi siang Bun, Mala nggak berani ngomong sama Bunda karena apa yang sudah Mala lakukan waktu itu sangat lah kotor dan tidak pantas untuk di lakukan seorang anak gadis.maafkan Mala, Bunda."ucap Mala dengan wajah yang masih basah oleh air mata.
" Bunda akan memaafkan Kamu,tapi dengan satu syarat." Mala mengangguk yakin, apapun syarat nya pasti akan dia penuhi karena tidak sanggup bermusuhan dengan sang bunda.
" Menikah lah dengan pria yang sudah membuat Kamu hamil, dan pernikahan itu akan segera di laksanakan." Mala membeku tak berani menyahut.pikiran nya buntu dan berkelit.
Mau menghindar juga percuma, kondisi nya sedang lemah.Ayah nya pun pasti sudah tahu tentang kehamilan nya ini , sebentar lagi juga akan muncul di hadapan nya.
Sedang kan di sebuah cafe yang ramai oleh pengunjung.duduk lah beberapa orang pria dengan wajah yang begitu tegang dan sangat serius.
Davin meneguk ludah nya dengan kasar, menghadapi ayah dari wanita yang sudah dia rusak ternyata jauh lebih mengerikan ketimbang harus menghadapi lawan bisnis yang pelit dan juga pemarah.
Meskipun di samping nya ada sang Papa dan Om Bili yang menemani.tetap saja Davin bergidik ngeri.
" Jadi Kamu! Orang yang sudah menghamili putri Saya?" tanya Pak Ruli dengan nafas naik turun.
Pak Ruli sengaja pulang lebih awal setelah mendapatkan kabar buruk tentang Mala dari istri nya.nafas Pak Ruli bahkan masih terputus-putus. di tambah lagi dengan penjelasan dokter mengenai kondisi Mala.semakin drop lah tubuh nya.tapi berusaha tetap kuat berdiri karena tidak ingin masalah baru muncul.
Ingin marah juga percuma,tadi Mala di tinggal kan masih belum sadar dari pingsan nya, yang bisa Pak Ruli lakukan hanya bersabar dan mengikhlaskan semua yang sudah terjadi.
" Saya...Bisa je- la- sin Pak." ujar Davin terbata-bata.
" Mau jelasin apa lagi Kamu?" desak Pak Ruli menahan gemuruh dalam dada nya.andai saja melukai dan membunuh orang itu di halalkan.mungkin sudah sejak tadi Davin di buat sekarat.
Al ,Bili dan yang lain nya memilih diam menyimak obrolan panas yang baru saja di mulai,Al bahkan sudah pasrah menunggu Pak Ruli memberikan bogeman mentah kepada putra nya karena dia pun pasti akan melakukan itu.anak perempuan satu-satunya yang dulu di jaga sepenuh hati dan di rawat sebaik mungkin malah rusak di tangan Putra nya dengan cara yang sangat memperihatinkan.kisah Pak Ruli dengan seorang anak perempuan nya sama persis seperti nya.
" Pertama Saya mau minta maaf.Saya memang orang yang sudah tidur bersama Anak Bapak, waktu itu saya sedang tidak sadar dan tanpa sengaja melakukan nya.sekarang anak Bapak sedang hamil dan itu adalah anak saya." ucap Davin mantap.
Tak ada sedikit pun keraguan terhadap anak yang sedang tumbuh dalam rahim Mala karena sang Papa telah menyakinkan Davin kalau Mala hanya melakukan nya bersama Davin dan Mala bukan lah wanita yang suka menganut pergaulan bebas.urusan cinta bisa di perhitungkan belakangan,ada satu nyawa yang harus segera di selamatkan.
" Kurang ajar Kamu!"emosi yang sejak tadi di tahan akhirnya meledak juga.Pak Ruli melayang kan kepalan tangan nya ke arah bibir Davin sampai membuat ujung bibir pria ini berdarah dan perih.
Bili dan anak buah Davin yang hendak menolong Davin langsung di cegah oleh Al.
Pak Ruli terlihat susah payah mengontrol emosi nya.jangan sampai masalah ini semakin runyam,Mala sedang membutuhkan nya saat ini.
" Nikahin anak Saya secepat nya."perintah Pak Ruli dengan terpaksa.tapi ini lah jalan satu-satunya.
Walaupun harus mengorbankan masa muda Mala, Pak Ruli tidak mau mengambil resiko.bukan karena melihat asal usul dari pria yang duduk di samping nya ini, lebih ke Mala yang butuh pendamping hidup.Mala yang masih muda tidak bisa menghadapi kehamilan nya sendirian.Pak Ruli hanya ingin menjaga mental putri nya.masalah cinta bisa di perhitungkan karena dulu dia pun menikah dengan istri nya karena sebuah perjodohan.
Toh setelah menikah dan melahirkan nanti,Mala masih bisa mengepakkan sayap nya.jika keluarga Darwis keberatan membiayai biaya sekolah Mala,maka dia sendiri yang akan turun tangan.
Apa yang terjadi kepada Mala ada kesalahan Pak Ruli di dalam sana.dia sudah lalai menjaga putri nya sampai terjadi lah kejadian seperti sekarang.
" Baiklah." jawab Davin tak mampu mengelak.
" Jangan khawatir Pak,anak Saya akan bertanggung jawab terhadap putri Pak Ruli.Saya yang menjamin semua nya." Al angkat bicara untuk meyakinkan calon besan nya.
Dan setelah itu terjadi lah obrolan yang sangat serius antara Al dan juga Ruli ayah dari Mala.Davin sengaja memisahkan diri dari kedua pria tua ini karena kepala nya yang terasa sangat pusing.Bili menepuk bahu Davin sambil tersenyum mengejek.
" Maka nya jangan nabung duluan." sindir Bili yang melangkah keluar dari cafe dan tidak beberapa lama kembali lagi dengan tas kerja di salah satu tangan nya.
Bersambung.
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.