Vino Bimantara bertemu dengan seorang wanita yang mirip sekali dengan orang yang ia cintai dulu. Wanita itu adalah tetangganya di apartemennya yang baru.
Renata Geraldine, nama wanita itu. Seorang ibu rumah tangga dengan suami yang cukup mapan dan seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Entah bagaimana Vino begitu menarik perhatian Renata. Di tengah-tengah kehidupannya yang monoton sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya berkutat dengan pekerjaan rumah dan mengurus anak, tanpa sadar Renata membiarkan Vino masuk ke dalam ke sehariannya hingga hidupnya kini lebih berwarna.
Renata kini mengerti dengan ucapan sahabatnya, selingkuh itu indah. Namun akankah keindahannya bertahan lama? Atau justru berubah menjadi petaka suatu hari nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Apa ini Karma?
Gavin syok. Apa yang baru saja didengarnya masih berusaha dicernanya. Renata, istri yang ia nikahi kurang lebih 9 tahun lamanya, juga 2 tahun menjalin hubungan dengannya semasa kuliah dulu, yang ia tahu selalu setia, berbakti kepada suami, dan selalu memprioritaskan keluarga, ternyata bisa berbuat seperti ini di belakangnya.
Padahal, selama ini Gavin selalu merasa bersalah pada Renata karena kehadiran Marsha. Gavin merasa menjadi suami yang sangat jahat bagi Renata. Ia selalu dihantui rasa cemas dan bimbang, bagaimana memberitahukan Renata mengenai keadaan Marsha yang tengah mengandung putranya. Ia takut Renata akan terluka.
Renata seperti seorang pemeran utama wanita protagonis dalam kehidupan Gavin. Dalam pandangan Gavin, Renata adalah perempuan yang memiliki hati yang baik, seluas samudera, dan juga lembut. Namun malangnya takdir malah tidak adil padanya karena Renata harus tersakiti oleh dirinya, suaminya sendiri yang dengan teganya menghadirkan wanita kedua di dalam indahnya bahtera rumah tangga mereka.
Namun semua itu ternyata hanyalah sebatas fatamorgana dan kenaifan dari seorang Gavin saja.
Kini di depan matanya, semua terbukti dengan sangat jelas. Renata tak sebaik itu. Gavin salah menilai sang istri selama ini.
Renata ternyata bukanlah seorang tokoh protagonis dalam film yang biasanya dikagumi oleh banyak orang karena ketabahan dan kebesaran hatinya. Renata ternyata sama seperti dirinya, tak lebih dari seorang yang menodai janji suci pernikahan. Gavin merasakan sakit yang teramat sangat di dalam hatinya, jadi seperti ini rasanya diduakan oleh seseorang yang ia cintai dan sangat dipercaya?
Terjawab juga pertanyaannya selama ini mengenai sikap Renata yang berubah menjadi lebih dingin padanya. Ternyata bukan karena Renata memahami sepenuhnya keadaan pekerjaan Gavin, melainkan ketiadaan Gavin malah dimanfaatkan oleh Renata untuk bersama dengan pria lain.
Gavin bertanya-tanya, apa ini karma untuknya karena menghadirkan Marsha diantara mereka?
"Ayah..." gumam Renata syok dengan hati yang pedih.
Dunia Renata terasa runtuh. Renata tak bisa bergerak. Ia tak tahu harus apa. Semuanya terlanjur terbongkar. Terlebih semua itu terkuak oleh mulutnya sendiri.
"Apa yang... aku denger barusan itu... bener?" Rasa sakit yang ia rasakan kini membuat Gavin enggan untuk memanggil Renata dengan panggilan kesayangannya seperti biasa.
Renata hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus berderai.
"Jawab!" bentak Gavin tak sabar. Air mata Gavin pun meleleh.
"Lu gak pantes bentak Renata," bela Vino, ia membentengi Renata dari Gavin yang berjalan mendekat ke arahnya.
Gavin dengan murka mencengkram kerah kemeja yang Vino kenakan. "Bangs at!!" Satu tangannya mengepal di udara dan melesat mengenai pipi Vino. Seketika Vino tersungkur ke lantai.
Renata syok melihatnya. Kini keduanya terlibat baku hantam karena Vino malah membalas apa yang Gavin lakukan terhadapnya.
"Stop! Berhenti!" teriak Renata. Namun diantara mereka tak ada yang mau mengalah.
Renata pun berlari menuju lantai 1 dan memanggil petugas keamanan. Kemudian tak lama petugas keamanan pun datang dan melihat Gavin sudah berada di bawah kungkungan Vino. Sedangkan Vino, tak henti-hentinya mendaratkan pukulan ke arah wajah Gavin.
Segera petugas keamanan itu melerai keduanya. Gavin masih mengerang kesakitan dengan posisi terlentang. Sedangkan Vino tak terlalu banyak terluka, kedua tangannya dikunci oleh tiga petugas keamanan.
"Gua bakal pastiin lo cerai sama Renata!" cetus Vino dengan kedua tangannya dikuncii oleh para petugas keamanan.
Renata menghampiri Gavin, ia berniat menolong suaminya itu. Namun Vino sontak berontak dan berhasil terlepas dari kuncian para petugas keamanan itu. Ia meraih tangan Renata dan membawanya pergi.
Saat berada di tangga menuju lantai 1 Renata terus berteriak, "Vino lepas!" Di belakang Vino, Renata berjalan terseok dan terus berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram oleh Vino.
Tak melihat Vino akan melepaskan tangannya, Renata memukul punggung Vino sekeras yang ia bisa dengan membabi buta. Akhirnya terpaksa Vino menghentikan langkahnya.
Namun Renata sama sekali tak berhenti. Ia terus memukul Vino. Ia begitu sakit hati melihat suaminya dipukul sampai terkapar seperti itu. Maka ia mewakili Gavin memukulinya.
"Mbak stop!" Vino akhirnya berhasil mengunci kedua tangan Renata.
"Aku benci kamu, Vin. Kamu hancurin hidup aku. Kamu hancurin rumah tangga aku," isak Renata saat sudah tidak kuasa untuk melepaskan kuncian tangan Vino pada tangannya.
"Mbak, Mbak gak tahu Gavin itu kayak gimana! Di belakang Mbak dia juga selingkuh dan cewek selingkuhannya itu lagi hamil sekarang!"
Akhirnya Vino bisa mengatakannya. Ia menyesal kenapa tak ia katakan hal itu sejak lama jika keadaannya harus berubah menjadi seburuk ini.
Renata tertegun dibuatnya. Isaknya melambat.
"Mbak, aku tahu cara aku salah, tapi aku ngelakuin ini karena..."
"Cukup," potong Renata. "Kamu kira aku akan percaya? Aku gak tahu apa tujuan kamu sebenernya. Salah aku sama Gavin apa? Kenapa kamu sampai kayak gini buat ngancurin rumah tangga kami. Gavin itu suami yang baik. Dia ayah yang baik buat anak kami. Kamu gak usah fitnah dia, karena aku gak akan percaya lagi dengan apa yang kamu omongin."
Sakit hati Vino mendengar Renata menyebut dirinya dan Gavin dengan sebutan 'kami'. Seakan Vino adalah penjahatnya, dan Gavin adalah korban.
"Mbak harus percaya Mbak! Mbak aku..."
"Lepasin!" Renata berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Vino dan...
PLAK!!
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Vino. Yang Vino rasakan, tamparan itu lebih menyakitkan dari apapun juga, karena tamparan itu membuktikan bahwa Renata benar-benar sudah berpaling darinya.
"Mulai saat ini, jangan pernah usik hidup aku lagi. Kita selesai," cetus Renata.
Renata kembali menuju apartemennya. Ia berharap masih ada maaf dari Gavin yang bisa diberikan untuknya. Di saat Renata tiba di depan apartemen, ternyata Gavin sudah tidak ada.
Renata masuk ke dalam apartemennya dan mendapati Gavin juga tidak ada di sana. Ia berlari menuju lantai 1 lagi. Ia sempat berpapasan dengan Vino, "Mbak..." panggil Vino. Namun ia abaikan Vino yang memanggilnya.
Di lobi ia bertanya pada petugas keamanan.
"Pak Gavin baru ke parkiran, Bu."
Segera Renata ke parkiran dan melihat Gavin memasuki mobilnya. "Ayah!"
Gavin melihat ke arah Renata. Namun dengan wajah yang marah ia membanting pintu dan menguncinya.
"Ayah buka pintunya, Bunda mau ngomong. Please! Ayah!" Renata menggedor kaca jendela mobil Gavin dengan histeris namun Gavin malah menyalakan mesin dan melajukan mobilnya kemudian pergi.
"Ayah maafin Bunda! Ayah!!" Renata terus menggedor jendela berharap Gavin keluar namun mobil itu terus melaju hingga Renata tak mampu mengejarnya.
"AYAH!!" teriak Renata lebih kencang saat mobil Gavin sudah tak mampu ia capai.
"Mbak, udah Mbak," Vino mengejar Renata dan berhasil membuat Renata berhenti mengejar mobil Gavin yang sudah menjauh.
"Ayah!" isak Renata. Tatapannya tak lepas dari mobil sang suami yang kini sudah tak terlihat lagi. "Ay..."
Tiba-tiba saja Renata merasa penglihatannya gelap dan seketika tubuhnya ambruk.
"Mbak!"
Untung saja di saat yang tepat Vino berhasil meraih tubuh Renata yang tak sadarkan diri.
tunggu update aku besok. thx. lv u 💙
semoga endingnya membahagiakan semuanya sich 🤭😁🤪
move on vino dari Rania 💪
lanjutin jaa Renata ma vino 🤭🤭🤭 situ merasa bersalah sdngkn suami mu sendiri dh selingkuh duluan 🙈😬😞😞