Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Bertemu Robby
Semenjak Viona menjual makanannya melalui aplikasi go food Viona dibuat semakin sibuk saja. Dia harus melayani customer baik off line mau pun on line. Tak jarang dia merasa keteter sendiri. Akhirnya dia pun mencari karyawan untuk membantunya berjualan. Bi Yuni mantan pembantu rumah tangganya lah yang sekarang membantu Viona di rumah makannya.
Kebetulan semenjak tidak bekerja lagi di rumah Bara, bi Yuni belum mendapatkan pekerjaan baru. Bi Yuni senang sekali bisa bekerja lagi dengan Viona. Apa lagi dulu mereka memang sering memasak bersama. Jadi ketika membantu di rumah makan bi Yuni tidak merasa kagok lagi. Mereka berdua malah terlihat senang bisa bekerja sama mengurus rumah makan.
Tapi di tengah kesibukan Viona, dia merasakan rindu yang mendalam pada Brian. Iya, waktu dua minggu baginya terasa begitu lama. Walapun setiap malam menjelang tidur Brian selalu melakukan video call dengan Viona tetapi tetap saja rasa rindu Viona terhadap Brian belum sepenuhnya terobati.
Entah kenapa sejak tinggal di apartemen milik Brian dan sering menghabiskan waktu bersamanya, Viona merasakan sesuatu yang lain di hatinya. Dia begitu bahagia dan nyaman berada di sisi Brian. Mungkin perlahan- lahan Viona mulai mencintainya. Entah lah mengapa Viona begitu cepat sekali move on dari Bara.
Padahal dulu Viona begitu cinta kepada Bara. Apapun akan Viona lakukan untuk Bara. Dia selalu menuruti apa kata Bara. Tapi begitu dia memergokinya berselingkuh dengan Karin, rasa cinta yang begitu besar tiba- tiba menguap begitu saja. Dan Kini yang ada di hati Viona hanya ada Brian. Walapun Viona sendiri tidak tahu apakah dia akan bisa bersatu dengan Brian atau tidak, mengingat status Viona yang tidak lain adalah mantan kakak ipar Brian .Dan juga mengingat kondisi Viona, rasanya perjalanan cinta mereka tidak akan mudah.
Ketika Viona sedang melamun tiba- tiba datanglah sorang customer ke dalam rumah makannya. Viona segera menyambut customer tersebut dengan sopan.
"Selamat datang...silahkan mau pesan apa...?" Viona sambil memberikan buku menu kepada laki- laki tersebut.
"Saya pesan ini dua dan ini dua , dibungkus ya mbak..." ucap lelaki tersebut menunjuk beberapa menu sambil menoleh ke arah Viona yang sedang mencatat pesanannya.
"Baiklah mohon ditunggu ya..." ucap Viona dengan sopan.
"Kak Viona...ini kak Viona kan...kakaknya Karin..." ucap laki- laki tersebut.
"I..iya ka..kamu siapa ya, kok tahu namanku dan tahu kalau aku kakaknya Karin....?" tanya Viona .
"Kak Viona pasti lupa sama aku ya..? Aku Robby kak, pacarnya ... Eh maksudnya mantan pacarnya Karin..." ucap laki- laki itu.
"Robby pacaranya Karin...?" tanya Viona. Robby pun mengangguk.
"Oh ya ampun , Robby..iya aku ingat... Maaf ya aku tidak mengenalimu tadi, aku pangling... Maklum lah kita sudah lama sekali nggak ketemu..." ucap Viona merasa tidak enak.
Iya tentu saja Viona tidak mengenalinya.Mungkin Viona terakhir ketemu dengan Robby satu tahun lalu. Tentu saja pangling, apa lagi sekarang kulit Robby terlihat lebih gelap dari sebelumnya. Mungkin karena kerja di pengeboran lepas pantai, yang setiap hari kena paparan sinar matahari secara langsung.
"Apa kabar kak...?" tanya Robby.
"Baik... Kamu sendiri...?"
"Saya juga baik..."
"Ehm kak, apa kita bisa ngobrol sebentar...?" tanya Robby.
"Oh iya Robby, tapi sebentar ya aku kasih pesanan ini biar karyawanku yang siapkan pesanan kamu..." ucap Viona.
"Iya kak...'' jawab Robby.
Viona pun lalu masuk ke dapur.
"Bi Yuni, ini tolong buat kan pesanan ini ya, di bungkus...." ucap Viona sambil menyerahkan secarik kertas.
"Baik bu Viona..." jawab bi Yuni menerima kertas tersebut dari tangan Viona lalu segera membuat pesanan tersebut.Lalu Viona kembali menemui Robby yang duduk di meja customer.
"Robby apa yang mau kamu bicarakan...?" tanya Viona yang duduk di depan Robby.
"Ehm, aku mau menanyakan soal Karin kak... Apa benar kalau Karin sudah menikah...? Beberapa bulan lalu aku menelponnya tapi dia tiba- tiba memutuskan hubungan denganku dengan alasan dia sudah tidak mencintaiku lagi dan dia sudah menikah, dia juga bilang kalau dia sedang hamil. Apa benar itu kak...?" tanya Robby.
Viona menatap wajah sedih Robby dengan penuh prihatin.
"Iya Robby, itu semua benar, Karin sudah menikah tiga bulan lalu dalam keadaan dia sedang hamil...." jawab Viona.
"Dia menikah dengan siapa kak, kenapa tiba- tiba dia menikah...?" tanya Robby.
Viona menghela nafas dengan kasar.
"Dia menikah dengan mas Bara..." jawab Viona.
"Menikah dengan mas Bara...? Mas Bara bukannnya suami kak Viona..? Eh maaf apa mungkin namanya saja yang sama ya kak...?" tanya Robby.
"Iya benar Robby, Karin menikah dengan mas Bara mantan suamiku..." jawab Viona sambil tersenyum getir.
"Apa...? Kok bisa sih kak...?" Robby begitu kaget.
"Aku turut prihatin atas apa yang menimpa kak Viona, aku memang sedih dan sakit hati karena Karin mengkhianatiku, tapi aku yakin rasa sakitku tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh kak Viona. Karena aku hanya kehilangan pacar, sedangkan kak Viona kehilangan suami, itu jauh lebih menyakitkan..." ucap Robby.
"Semoga kamu segera mendapatkan penggantinya Karin ya Robby...." ucap Viona.
"Terima kasih kak... Oya ya sekarang karin tinggal di mana...?" tanya Robby.
"Aku kurang tahu, soalnya aku nggak sudah lama nggak ketemu sama dia. Mungkin dia tinggal di rumahnya mas Bara..." jawab Viona.
"Oh di sana ya..." ucap Robby.
"Memangnya kenapa...?" tanya Viona.
"Aku mau ketemu Karin ka, ada yang ingin aku bicarakan sama dia..." jawab Robby.
"Tapi Robby...."
"Kakak tenang aja , aku nggak akan berbuat macam- macam sama Karin , aku hanya ingin bicara saja saja sama dia...." ucap Robby.
"Ini pesanannya mas...." ucap bi Yuni memberikan pesanan makanan Robby.
"Jadi berapa...? " tanya Robby.
"Semua jadi seratus empat puluh lima ribu..." jawab bi Yuni. Robby lalu mengambil dompet di saku celananya.
"Eh nggak usah Robby, nggak usah bayar, udah bawa aja..." ucap Viona.
"Nggak bisa gitu dong kak, aku ke sini kan mau beli bukan mau minta...." ucap Robby sambil memberikan uang seratus lima puluh ribu.
"Eh Robby, dibilangin nggak usah bayar..." sahut Viona.
"Makasih ya kak, obrolannya...." ucap Robby sambil pergi keluar dari rumah makan Viona.
"Mas kembaliannya..." Seru bi Yuni.
"Ambil saja..." jawab Robby lalu masuk ke dalam mobilnya.
...----------------...
Karin yang sedang bersantai di ruang tengah sambil memakan buah tiba- tiba mendengar bunyi bel rumahnya.
"Bi.... Bukain pintu... lihat siapa yang datang...." ucap Karin kepada pembantu rumah tangganya.
"Baik nyonya Karin..." jawab bi Imah lalu bergegas pergi ke ruang tamu.
Beberapa saat kemudian bi Imah kembali ke ruang tengah menghampiri Karin.
"Nyonya, di depan ada tamu ingin ketemu nyonya..." ucap bi Imah.
"Siapa...?" tanya Karin.
"Katanya temannya nyonya Karin..." jawab bi Imah.
"Iya tapi siapa namanya, laki- laki atau perempuan...?" tanya Karin terlihat kesal.
"Maaf nyonya, saya lupa menanyakan namanya, tapi dia laki- laki..." jawab bi Imah sambil menunduk.
"Kamu ini gimana sih, b*go banget jadi pembantu. Kalau ada tamu tanyain dong yang jelas, namanya siapa, ada keperluan apa...!" seru Karin marah.
"Maaf nyonya...." jawab bi Imah merasa bersalah.
"Awas minggir..." ucap Karin berjalan menuju ruang tamu.
"Ro..Robby...." ucap Karin kaget begitu tahu siapa yang datang ke rumahnya adalah Robby pacarnya yang dia putuskan secara sepihak dua bulan lalu.
"A..ada apa kamu ke sini...?" tanya Karin terlihat gugup.
"Apa kabar Karin...?" tanya Robby.
"Aku baik, cepat katakan ada perlu apa kamu ke sini..." sahut Karin.
"Aku cuma ingin tahu kenapa kamu tiba- tiba memutuskan hubungan kita secara sepihak. Aku nggak bisa terima itu Karin, kamu bertindak seenaknya begitu, apa kamu nggak memikirkan perasaanku. Aku sudah banyak berkorban buat kamu Karin. Apapun aku kasih buat kamu. Tapi kamu nggak ada terima kasih sedikit pun padaku, tapi kamu malah mencampakkanku..." ucap Robby.
"Oh, jadi kamu mau mengungkit apa yang sudah kamu berikan padaku...?'' tanya Karin dengan senyum mengejak.
"Bi...bi Imah...." seru Karin.
"Iya nyonya..." jawab bi Imah sambil lari kecil menghampiri sang majikan.
"Ambilkan tas warna hitam di meja rias di kamarku..." ucap Karin.
"Baik nyonya..."
"Karin , aku nggak mempermasalahkan apa yang sudah aku kasih ke kamu. Tapi setidaknya kamu menghargaiku. Kamu nggak seharusnya memutuskan aku secara tiba- tiba tanpa aku tahu apa kesalahanku...." ucap Robby. Karin memutar bola matanya.
"Kan aku sudah ngomong sama kamu kalau aku udah nggak butuh kamu lagi..." jawab Karin.
"Lalu bagaimana dengan bayi yang ada di perut kamu Karin, anak siapa dia...?" tanya Robby sambil menatap perut Karin yang sudah terlihat buncit.
"Kamu ini ngomong apa sih, tentu saja ini anak aku dan kak Bara..." jawab Karin sambil mengusap perutnya.
"Tapi Karin, apa kau lupa kita juga pernah melakukannya. Bahkan sebelum aku kembali ke tempat kerjaku. Sekarang aku tanya, berapa umur kandunganmu ...?" tanya Robby yang begitu yakin kalau anak dalam kandungan Karin adalah anaknya.
"Kamu jangan kurang ajar Robby. Aku tidak pernah hamil anak kamu . Lagian aku juga nggak sudi punya anak dari kamu, mau dikasih makan apa kalau aku punya anak dari kamu...." jawab Karin.
"Nyonya... Ini tasnya..." ucap bi Imah memeberikan tas pada Karin.
Karin lalu membuka tasnya lalu mengambil uang dari dalam tas tersebut.
"Sekarang juga kamu pergi dari rumahku, dan jangan ganggu aku lagi. Aku sudah tidak punya urusan lagi denganmu...." ucap Karin.
"Dan ini, aku kembalikan uang yang pernah kamu kasih ke aku...." sambung Karin sambil melempar lembaran seratus ribuan ke muka Robby hingga uang tersebut berhamburan ke lantai.
"Bi Imah, tolong panggil satpam untuk mengusir laki- laki nggak berguna itu..." ucap Karin sambil berjalan masuk ke dalam.
"Aku harap kamu tidak akan menyesal dengan apa yang kamu lakukan Karin...'' ucap Robby dengan kembang kempis karena menahan amarah. Iya, Robby tentu saja merasa terhina dengan perlakuan Karin.
"Apa..? Menyesal..?" tanya Karin menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Robby.
"Justru aku akan menyesal kalau bertahan dengan kamu...Kamu yang hanya punya gaji nggak seberapa tapi harus dibagi- bagi dengam ibu dan adik kamu. Kamu pikir aku sudi punya suami yang lebih mementingkan keluarga dari pada pasangannya sendiri...'' sahut Karin sambil tersenyum mengejek.
"Cepat pergi dari sini, sebelum kamu diseret oleh satpam rumahku. Dan punguti uang itu, lumayan kan bisa kamu kasihkan untuk ibu dan adik kamu si benalu itu...." sambung Karin lalu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam.
Robby menatap punggung Karin dengan penuh amarah. Dadanya kembang kempis mengikuti ritme yang semakin memburu. Kedua tangannya mengepal, matanya memerah menahan amarah.
"Maaf , tuan sebaiknya tuan segera pergi dari sini..." ucap kedua satpam rumah Bara sambil memegang lengan Robby dan hendak menyeret Robby keluar dari rumah Bara.
"Lepaskan tanganku, aku bisa keluar sendiri tanpa harus diseret..." ucap Bobby sambil menatap tajam ke arah dua satpam tersebut.
Bersambung...
sukur-sukur kalau kamu hamil anak laki2 yg diinginkan mereka 😏😌
Wah kayaknya Viona hamil nih...