Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tungku Tua
"Ini air yang sama, ambilah, ini gratis"
Melihat itu membuat Hong Yini melototkan matanya.
"Jadi Air ini adalah milikmu, Kau membuatnya?"
Hong Yini bertanya dengan gugup, dia segera mengambil botol porselen itu dari tangan Meilan dan menatapnya penuh takjub.
"Gadis kau memiliki air ying dan yang?"
Penatua Hong bertanya dengan cepat, dia tentu saja mendengar apa yang dikatakan oleh petugas lelang tadi, dimana air itu di campur dengan air ying dan yang meski dalam esensi yang rendah.
Bukankah itu berarti gadis itu memiliki harta yang berharga di balik lengannya
Namun belum sempat Meilan menjawab, petugas lelang kembali bersuara, kini terlihat sebuah tungku berada di atas meja.
"Untuk barang terakhir adalah Tungku Tua, dan jumlah pertama untuk tungku ini 500 koin emas, silahkan melakukan penawaran"
Ucap petugas pelelangan itu dengan lantang.
"2000 koin emas"
Meilan langsung memasang harga yang tinggi kala merasa jika tungku itu bukanlah tungku biasa, Mungkin tampak sedikit usang namun hanya butuh sedikit polesan agar tungku itu kembali dalam wujudnya yang lebih baik.
Semua jelas saja terkejut kala Meilan memasang harga yang tinggi, Mereka saling berbisik antara satu dan yang lainnya ketika merasa tidak ada sesuatu yang spesial dari tungku tersebut.
Penatua Hong mengelus janggut putihnya, Dia menatap tungku itu dengan teliti, sepertinya muridnya itu cukup pandai dalam memilih barang yang memiliki kualitas yang tersembunyi.
Karna tidak ada lagi yang melakukan penawaran maka kini tungku itu menjadi milik Meilan.
Meilan rasanya bernafas lega ketika tidak memiliki hambatan apapun, namun dia sedikit berfikir apakah orang orang hanya menilai barang dari luarnya saja?
Namun pada akhirnya gadis itu memilih tidak peduli, memiliki tungku itu dengan mudah cukup membuatnya puas.
Kini setelah melakukan pelunasan dengan Meilan yang membayar 500 koin emas tungku akan di kirim di sore nanti.
"Pria tua ini terkejut mengetahui jika kamu sangat pandai memilih barang Meilan"
Meilan yang mendengar namanya di sebut langsung berbalik menatap gurunya.
"Aku hanya menggunakan naluriku saja guru"
Jawab gadis itu dengan apa adanya.
"Apakah tungku itu benar benar spesial kakek? Tapi terlihat begitu usang dan tua, apa masih bisa di gunakan dengan baik?"
Hong Yini bertanya karna turut penasaran dengan tungku itu.
Tok
"Auhhh kenapa kakek begitu gemar memukul kepalaku"
Keluh Hong yini dengan sedikit kesal ketika kakeknya itu kerap memukul kepalanya tanpa aba aba dan sialnya dia tidak pernah bisa menghindar dari ketukan kakeknya.
"Kelak jangan nilai sesuatu dari luarnya saja"
Ucap penatua Hong pada cucunya.
"Nona Hong Yini, bagaimana rasanya kalah dariku?"
Mereka bertiga lantas mengalihkan perhatian mereka pada sosok Xie Fei yang kini menghampiri mereka.
Meilan menarik nafasnya kasar, Dia tidak habis fikir bagaimana bisa ada orang yang memiliki kegemaran untuk mengganggu orang lain.
Dia fikir apakah serangan dari Hong Yini belum cukup membuat gadis itu merasa jera.
Xie Fei menatap Meilan dengan tatapan tidak suka, lalu pandangannya kembali jatuh pada Hong Yini, dia menatap gadis itu dengan amarah yang terpendam di dadanya.
Bagaimanapun tingkat kultivasi Hong Yini berada dua tingkat di atasnya, dan melawan gadis itu akan menjadi kekalahan telak untuknya
Tapi memamerkan kemenangannya tadi dalam pelelangan tentu dia akan membuat gadis itu merasa cemburu.
Hong Yini menatap jengah kearah gadis itu, dia jelas tau apa tujuan Xie Fei datang kepadanya, tentu saja dia berfikir jika dia telah menang darinya dalam mendapatkan sebotol air Yilos.
"Aku tidak pernah merasa kalah olehmu"
Hong Yini menjawab dengan acuh.
Melihat sikap Hong Yini membuat Xie Fei tertawa terbahak bahak.
"Apakah karna kekalahan mu kau malu mengakuinya nona Hong Yini?"
Dia bertanya dengan menatapnya dengan tatapan merendahkan.
"Aku? Kalah?"
Hong Yini menunjuk dirinya sendiri kemudian tertawa terbahak bahak.
"Heiii lihat ini, aku bahkan bisa mendapatkan botol ini dengan gratis tanpa mengeluarkan satu koin pun, lalu untuk apa aku merasa kalah dan iri"
Ucap Hong Yini yang masih terkekeh melihat kebodohan gadis di hadapannya.
"Sebaliknya aku merasa kasihan padamu karna harus mengeluarkan koin emas dalam jumlah yang banyak untuk mendapatkannya, sedangkan aku mendapatkannya dengan cuma cuma"
Lanjut Hong Yini setelah berhasil menghentikan tawanya.
Melihat sebuah botol porselen di tangan Hong Yini yang sama dengan miliknya membuat Xie Fei melototkan matanya.
"itu pasti palsu"
Seru gadis itu tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Hong Yini tadi
"Jika ini palsu maka milikmu juga palsu, karna yang membuatnya adalah orang yang sama, dan orang itu adalah temanku"
Ucap Hong Yini yang dengan gerakan cepat menarik tubuh Meilan agar mendekat kearahnya. Seolah berkata temanku hebat bukan.
"Kalian pasti berbohong"
Teriak Xie Fei kembali yang tentu saja tidak akan percaya dengan mudah dengan apa yang dikatakan oleh Hong Yini.
"Jika tidak percaya, pergi tanyakan pada petugas lelang tentang siapa yang melelang air itu"
Ucap Hong Yini dengan acuh.
penatua Hong yang sedari tadi mendengar perdebatan cucunya dengan gadis yang sejak tadi membuat masalah dengan mereka kini mulai merasa jengkel.
"Kau gadis muda, berhenti mencari musuh dengan mulut busuk mu itu, lebih baik kau tingkatkan kultivasimu yang tidak seberapa itu, Terlalu banyak bicara tidak akan menjadi keuntungan di masa depan"
Ucap penatua Hong yang setelah sekian lama menahan kejengkelannya.
Mendengar penatua Hong memarahinya membuat wajah Xie Fei memerah rasa marah dan malu bercampur menjadi satu.
"Pulanglah, Aku akan memberitahu Xie Luyang jika dia membesarkan putrinya dengan begitu buruk"
Lanjut penatua Hong dengan mulut pedasnya.
Lantas Xie Fei segera pergi dari sana dengan perasaan marah yang luar biasa
"Aku akan membalas kalian tunggu dan lihat saja"
Batin gadis itu yang menatap keduanya dengan tatapan penuh dendam.
"Ku rasa dia akan membalas dendam nanti"
Tebak Hong Yini yang kembali berbicara setelah kepergian Xie Fei.
"Maka kita hanya perlu menunggunya"
Timpal Meilan dengan santai yang kemudian bergerak meninggalkan rumah lelang bersama penatua Hong dan Hong Yini.
Itu bukan sesuatu yang harus di pikirkan sehingga akan membuatnya pusing, balas dendam? Ya maka mereka akan bertarung. Membunuh? Maka biarkan saja mereka saling membunuh. Tidak ada yang dia takutkan bukan?
Karna perjalanan ke akademi Qiancheng akan di lakukan pagi hari, maka Meilan memilih kembali ke kediamannya begitupun dengan Hong Yini, gadis itu perlu menyiapkan beberapa hal untuk keberangkatannya besok.
Meilan, gadis itu yang baru saja tiba di kediamannya memilih pergi ke dimensinya untuk berkultivasi, setidaknya dia harus bisa melakukan satu terobosan lagi sebelum memulai keberangkatannya besok.
Namun saat dia bergerak masuk, alangkah terkejutnya ketika dia melihat Fan Zhuang duduk dalam posisi lotus, mata pria terpejam entah dia menyadari kedatangan Meilan atau tidak.
Gadis itu lantas berjalan mendekatinya, Bau anyir tiba tiba masuk kedalam indra penciumannya.
"Kau terluka"