Pernikahan yang bermula dari sebuah perjodohan , Membuat Amira berpikir akan menjadi sebuah pernikahan yang langgeng...Karena dari pihak Amira maupun pihak Reza sama sama sepakat dan menyetujui akan perjodohan ini..
Namun siapa sangka pernikahan yang sudah berjalan tiga tahun akhirnya di terpa badai , dengan hadirnya orang ketiga...yang menjadikan pernikahan Amira menjadi neraka untuk dirinya sendiri.
Bagaimanakah Amira bisa menghadapi sebuah pernikahan yang bagaikan neraka dalam hidupnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wildat Dzi Wildat Dzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#4
Sepulang dari sawah, Amira tak menjumpai Reza maupun perempuan itu di rumah nya.
"mungkin mereka sudah keluar" batinnya bermonolog sendiri
Amira pun langsung mencuci semua peralatan kotor yang dia bawa dari sawah.
Setelahnya dia langsung mandi dan sholat dzuhur, karena sudah masuk waktu sholat.
Selepas sholat, dia mendengar suara pintu di ketuk.
Amira menghampiri pintu depan.
Ceklek...
Tampaklah perempuan paruh baya agak tambun.
Siapa lagi kalau bukan sang mertua.
"Lama sekali kamu buka pintu!!". Cecar ibu Sulastri
Amira tersenyum kikuk..."Maaf bu barusan habis sholat". Jawab Amira sopan
"oalah..." jawab ibu Sulastri seraya mengayunkan langkahnya memasuki rumah sang anak.
"Reza mana Mir...??" tanya ibu Sulastri karena dia tidak menemui anak semata wayangnya. Setelah meninggalnya sang anak perempuan.
Amira tampak memikirkan jawaban yang pas supaya mertuanya tidak curiga terhadap suaminya.
"Mas Reza tadi keluar bu...katanya ada urusan sebentar dengan mas Ilham!". Jawab Amira meyakinkan.
Sang mertua hanya menganggukkan kepala mengerti.
Ibu Sulastri melangkah menuju dapur dan langsung membuka tudung saji.
Senyumnya mengembang hangat, beruntung dirinya memiliki menantu seperti Amira, yang selalu bisa di andalkan...
meskipun ada uang, tetapi tidak pernah malas memasak dari pada harus beli makan di luar.
Ibu Sulastri memang terkenal cerewet dan cenderung ceplas ceplos. Namun, sebenarnya ibu Sulastri sangat pengertian dan Penyayang orangnya.
Hal itu pula yang membuat Amira tidak mau sang mertua mengetahui keadaan rumah tangganya yang Sebenarnya.
Amira dan sang mertua menghabiskan waktu dengan berbincang dan melihat pekarangan rumah belakang sambil di temani teh dan pisang goreng yang Amira buat untuk cemilan sang mertua.
walaupun terkadang ada saja yang sang mertua komentari mulai dari..
"itu rumput liar kalau kamu senggang kamu bersihkan , itu tembok pagar meski begitu rajin rajin di rawat supaya tidak lumutan".
Dan masih banyak lagi titah dari sang ndoro mertua. Yang di jawab dengan anggukan kepala Amira beserta senyumannya.
Karena memang sudah menjadi kaprahnya sang mertua, jika berkunjung pasti akan mengomentari apa saja yang di lihatnya.
tetapi meski begitu perangainya sang mertua. Amira memaklumi karena di balik sifatnya yang cerewet serta ceplas ceplos ada kehangatan, ketulusan serta kasih sayang di dalamnya.
Tidak seperti sebelum sebelumnya jika berkunjung. Biasanya sang mertua jika hampir memasuki waktu maghrib pasti akan pamit pulang.
Namun saat ini berbeda, sang mertua terlihat masih asyik menonton televisi padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
"Mira...kemana perginya Reza, kenapa sampai malam begini belum pulang juga suami kamu?" Tanya bu sulastri tanpa mengalihkan pandangannya dari sinetron kesukaannya.
"Mungkin masih belum selesai urusannya bu...!!" jawab Amira sekenanya.
Bu Sulastri terdengar menghembuskan nafas kasar.
Pukul delapan malam. ibu Sulastri dan Amira makan malam bersama.
Mereka makan dengan tenang, dan sesekali di selingi obrolan ringan.
Beberapa menit kemudian.
Suara langkah kaki terdengar memasuki ruang makan.
Ibu Sulastri menolehkan kepalanya ke belakang. Karena, posisi ibu sulastri memunggungi arah masuk ruang makan.
Dan...
Macam di sambar petir siang bolong. Ibu Sulastri begitu terkejut mendapati anaknya bergandengan tangan bahkan sang perempuan gatal itu bergelayut manja di lengan sang anak.
Ibu Sulastri langsung berdiri dan menatap tajam sang anak.
"Siapa dia Reza...??". tanyanya serta melotot tajam.
Deg...
Reza begitu tak menyadari kehadiran sang ibu, saking asiknya dia dengan sang kekasih dunia serasa milik berdua.
"I...ibu!!" Terkejut Reza tak kalah melotot.
Ibu Sulastri menganggguk anggukan kepalanya, sambil menatap jengah pasangan yang ada di depannya itu.
"Tidak usah kamu beritahu siapa perempuan gatal di sampingmu itu, karena pasti dia gundik kamu kan??" Menatap sinis ibu Sulastri kepada sepasang sejoli tak halal itu.
"Jadi... suara suara sumbang di luaran sana memang betulan ya...kalau kamu sering memasukkan wanita gatal ke rumahmu sendiri, iya Za..??" tajam ibu sulastri menatap anak laki lakinya.
Dia tidak menyangka...sungguh, dia datang ke rumah anaknya memang ingin melihat sendiri anak dan menantunya baik baik saja. Tanpa adanya orang ketiga yang di kata suara suara sumbang di luaran sana. Yang katanya sering melihat seorang perempuan dengan penampilan modis keluar masuk rumah anaknya.
Dan ternyata, semua itu kenyataan! Anaknya sendiri terlihat begitu mesra dengan perempuan lain.
Sangat berbanding terbalik jika Reza bersama dengan Amira hubungan mereka terlihat biasa biasa saja, tak pernah sekalipun terlihat mesra di mata mertuanya.
Reza pun terlihat seperti tidak ingin memamerkan kemesraan mereka di depan orang tuanya.
Ibu sulastri berpikir mungkin memang Reza sedikit malu menunjukkan keromantisannya. Namun, apa ini??.
Reza dan perempuan gatal itu begitu menjijikan.
Amira...ya Amira, mengapa dia diam saja, tidak ada raut terkejutnya sama sekali.
mungkinkah Amira memang sudah mengetahui perselingkuhan suaminya?.
Ibu Sulastri beralih menatap menantunya.
"Amira...apa kamu sudah mengetahui semua ini?" ibu sulastri bertanya seraya menatap menantunya yang menunduk dalam.
Tidak ada jawaban dari Amira.
Namun, diammnya itu sudah menunjukan sebuah jawaban.
Ibu Sulastri memegang kepalanya yang terasa berat.
Melihat kenyataan di depan matanya sendiri.
"Rumah tangga macam apa ini ha...??" teriak ibu Sulastri.
"Dengarkan dulu penjelasan aku bu!" mohon Reza.
"Baik...Apa yang akan kamu jelaskan Reza. Tapi sebelum itu, bisa kamu lepaskan dulu tangan kamu dari lengan anak saya sundal!!" ibu Sulastri menatap tajam Genata yang sedari tadi diam tapi tidak mau melepaskan rangkulannya.
Mohon dukungannya ya sahabat...
Dengan like dan komen🤗🤗