Scandal Hamil Anak Duda

Beberapa hari berlalu..

Alya akhirnya boleh pulang dengan catatan dia harus bisa menjaga diri.

Dokter yang tau jika Alya masih sangat muda itu begitu mewanti-wanti Luke, bagaimana pun Alya yang muda harus banyak pengawasan agar tidak melakukan hal yang akan membuat bahaya pada janin nya.

Luke juga memiliki tugas untuk menjaga mood Alya, karena itu juga yang lebih utama mengingat ibu hamil tidak boleh banyak pikiran.

"Akhirnya aku bisa pulang" Alya terlihat sangat senang.

"Jalan nya biasa saja, kamu lagi hamil jika lupa" kata Luke mengingatkan.

Membuat Alya yang sedang berjalan langsung berhenti dan melirik Luke.

"Iya tau kok, kan hamil anak Om" balas Alya sambil manyun.

Luke yang mendengar ucapan Alya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Dia tidak mengatakan apa-apa karena sebenarnya Luke memang masih belum sepenuhnya percaya dengan kehamilan Alya, atau lebih tepatnya Alya hamil anak nya.

"Jangan bilang jika kamu masih ragu" Alya yang melihat raut wajah Luke itu menatap dengan jengah.

"Tidak, aku percaya" balas Luke pada akhirnya.

"Bohong" Alya yakin Luke tidak mengakui kesalahan nya.

"Apa aku harus membawa surat visum jika aku virg*n dan di rusak oleh mu Om?" kesal Alya.

Luke yang mendengar itu melotot, dia langsung mendekati Alya dan menarik Alya untuk langsung masuk ke dalam mobil nya.

Di dalam mobil wajah kesal di perlihatkan Alya, dia masih yakin jika Luke tak menginginkan bayi nya.

"Om mau aku tes DNA agar Om mau ngaku jika anak ini anak Om?" tanya Alya.

"Jangan" balas Luke.

"Tes DNA itu berbahaya, apalagi kamu sedang hamil" lanjut Luke.

Alya memutar bola matanya malas.

"Tidak apa, aku tidak takut dari pada aku harus menikah dengan pria yang bahkan tak menyayangi anak nya, Om pikir aku bodoh apa tidak bisa melihat jika Om sebenarnya terpaksa menikahi ku" kata Alya yang obrolan nya semakin ke mana-mana.

Oh shitt!

Luke mengusap wajahnya kasar, dia melirik Alya dan memegang tangan Alya.

"Dengarkan aku baik-baik, aku tidak terpaksa kita menikah karena keharusan aku bertanggung jawab, jangan berpikiran yang lain. oke" ucap Luke sambil menatap Alya.

Alya melepaskan pegangan nya, dia kesal.

"Aku mau sama Oma aja" balas Alya sambil membuang wajah nya ke samping.

"Tidak bisa, kamu istriku dan harus tinggal bersamaku" tegas Luke.

"Istri? lebih tepatnya hanya pemuas nafsu? ya kan" jawab Alya dengan lantang.

Yang seketika membuat Luke diam, karena yang di katakan Alya memang fakta, dia hanya berpikir jika menikah mungkin dia tak perlu buang-buang uang membayar jala*g.

"Aku hanya di anggap jala*g kan!" Kemarahan Alya semakin menjadi-jadi.

"Tidak, aku tidak menganggap mu seperti itu" sahut Luke lagi.

"Bohong" Alya berteriak.

Luke bingung menyikapi Alya yang sedang marah, dia langsung memeluk Alya berharap Alya tenang.

Alya malah memukul dada Luke, dan terakhir dia mengigit bahu Luke dengan kasar.

"Awww!" Luke meringis.

"Rasakan" Alya mendorong tubuh Luke.

Luke akhirnya melepaskan pelukan nya, matanya melihat Alya yang marah dan nafas nya itu naik turun.

Alya mencoba mengatur nafas nya agar lebih teratur, mereka masih di parkiran rumah sakit dan

saling mendiamkan.

Hingga..

Kriukk!

Lagi-lagi suara alrm perut Alya terdengar.

"Perut malu-maluin, kenapa sih selalu bersuara di saat waktu yang nggak tepat" gerutu Alya dalam hatinya.

Luke menyalakan mesin mobilnya, tak menanyakan perihal suara itu dia tak mau membuat Alya malu.

Dan apalagi Alya selalu sensasi dengan mengatakan jika itu bukan suara perut nya.

Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang, hingga setelah beberapa menit mobil kembali berhenti di parkiran sebuah restoran.

"Ayo turun" ajak Luke yang membuka sabuk pengaman nya.

Hufh..

"Iya" tak mau banyak komentar karena memang dia sangat lapar.

Alya pun ikut turun bersama Luke, keduanya berjalan dengan Luke yang di depan.

Hingga tiba-tiba Alya yang sedang berjalan malah di tubruk oleh remaja laki-laki, yang membuat Alya dan remaja laki-laki itu sama-sama saling melirik.

"Kenapa wajahnya begitu mirip Luke" batin Alya melihat anak laki-laki itu.

Dan Alya seperti melihat Luke muda di wajah remaja laki-laki yang usia nya sekitaran 13 tahun itu.

Remaja laki-laki itu hanya melirik Alya dengan sinis, lalu lanjut berjalan dengan cepat menjauhi Alya.

"Alya" panggil Luke.

"Ya" balas Alya langsung berjalan mendekati Luke yang sudah jauh.

"Ada apa? kenapa berhenti di sana?" tanya Luke heran.

"Tidak apa" balas Alya lanjut berjalan dan duduk di meja yang kosong.

Luke melihat ke belakang, dia merasa aneh dengan sikap Alya.

"Apa ada orang yang kau kenal di sini?" tanya Luke.

Alya mengangguk.

"Laki-laki?" tanya Luke.

Sekali lagi Alya hanya mengangguk.

"Siapa?" tanya Luke penasaran.

Dan dengan santainya Alya menunjuk Luke.

"Yang aku maksud selain aku" balas Luke dengan wajah sebal nya.

Membuat Alya yang sedang melihat-lihat menu makanan itu melirik Luke dan berkata..

"Memang nya aku harus mengenal siapa lagi? pria mana? aku sudah menikah apakah aku masih harus berpacaran?" celetuk Alya sambil melihat menu makanan.

"Tidak! kamu tidak bisa berpacaran dan jangan lakukan hal itu karena aku tak akan membiarkan mu berpaling" tegas Luke.

"Oh" Alya menjawab singkat, dan tak perduli dengan raut wajah Luke yang seperti kesal dengan ucapan Alya.

🌹

Jangan lupa like coment and vote ya❤🤗🙏