Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membalas Dante
Deva tidak langsung pergi ke kamarnya. Dia nasih menunggu para pengawal yang dia hubungi untuk datang.
Karena keluarga besar tidak ada rencana menginap, mereka jadinya memesan kamar hotel itu secara random. Hingga letaknya berjauhan dan berbeda lantai.
Deva sudah meminta para pengawal untuk berjaga di setiap kamar.
*
*
*
"Kenapa.lama sekali?" tanya Ziyan yang membukakan pintu untuk Deva. Mereka sekamar dengan Malik.
Kata tante Cleora, para jomblo sengaja dikumpulkan agar mereka tidak merasa kesepian.
Ada ada saja, tawa Deva saat itu. Ziyan dan Malik oke oke saja.
"Ada laki laki yang berbahaya di sekitar lantai kamar Vina dan Cassie."
Malik dan Ziyan saling pandang.
"Masa? Ini, kan, hotel Om Bara. Pasti pengamanannya ketat," sergah Ziyan.
"Ngga mungkin staf hotel bisa mengontrol semua orang," koreksi Deva.
"Iya juga, sih."
"Aku akan berjaga di sana," tukas Malik sambil bangkit dari duduknya.
"Tenanglah. Sudah aku siapkan banyak penjaga."
Gercep banget, Lik, ejeknya dalam hati.
Malik ngga menyahut. Tapi hatinya agak ngga tenang.
"Bisa dipastikan keamanannya?' tanya Ziyan yang bisa memahami kekhawatiran Malik.
Kekasih barunya ada di sana.
Malah dia merasa aneh dengan Deva yang tampak tenang, padahal juga ada Vina.
"Kita bisa mengawasi lorong kamar mereka dari sini." Deva menunjukkan ponselnya yang sudah dihubungkan dengan kamera cctv tambahan.
Pantasan, batin Ziyan.
Malik mendekat dan memperhatikan ponsel kecil itu
"Hubungkan dengan laptop," ucapnya sambil mengeluarkan laptop yang kebetulan dibawa Ziyan.
"Oke," balas Ziyan
"Memangnya siapa laki laki berbahaya itu? Ngga kamu hajar?" sambung Ziyan bertanya dengan nada heran.
"Sudah. Bule." Deva menjawab singkat. Malas mau menjelaskan.
"Dia bukan Dante?" tebak Ziyan dengan tatapan tajam.
"Bukan. Wajahnya beda." Deva tercekat setelah menjawabnya.
Sial, dia melupakan hal penting.
"Bukannya Dante pake topeng?" ucap Ziyan lagi sementara Malik menyimak sekaligus mengaktifkan laptop.
Itu dia, batinnya agak menyesal. Harusnya laki laki itu dia ringkus, apalagi dia dalam keadaan terluka
DEG
Jantung Deva berdebar keras.
Si Dante, kan, kena tembak Dewa, maki Deva secara reflek memukul kepalanya.
"Kenapa?" tanya Malik sambil mengawasi lorong hotel. Dia juga memutar kejadian satu jam sebelumnya.
"Dia terluka seperti Dante."
"Bodoh! Kenapa kamu biarkan di lolos?!" marah Ziyan spontan atas kecerobohan Deva.
Si Dante pasti ngga akan sulit ditaklukkan Deva.
Tapi kenapa dia lepaskan? Benak Ziyan penuh tanda tanya.
Deva mengangguk setuju. Dia memang bodoh.
Hanya karena benci dengan sikap memalukan perempuan itu, dia membiarkan jackpotnya lepas begitu saja.
"Itu karena....." Deva ngga melanjutkan ucapannya. Netranya melirik Malik.
"Kamu melihatnya, bang?" tebak Malik.
Deva mengangguk.
"Itu membuat aku muak. Hampir saja aku membiarkannya kalo saja aku ngga mengingat dia kakak tiri Vina," dengus Deva.
"Apa yang kalian bicarakan?" Ziyan menatap bingung pada kedua sepupunya.
"Ini, lihat saja," ucap Malik sambil menggeser laptopnya ke arah Ziyan.
Ziyan langsung membesarkan matanya melihat adegan romantis satu pihak itu.
Sekarang dia baru mengerti kenapa Deva jadi hilang ingatan tentang Dante.
"Si Hera suka sama kamu?"
"Mungkin," jawab Malik malas.
"Kamu kena kutukan, Malik. Dulu ibunya ngejar ngejar daddy kamu, juga daddyku," kesal Deva.
"Kamu malah ngasih hati, pake acara nyelamatin dia," decih Ziyan menimpali.
Bukan ngga mungkin Hera akan mengejar Deva juga.
"Ngga mungkinlah aku biarkan anak Om Bara yang lain celaka," bela Deva ngga mau disalahkan.
Ziyan mendengus kesal.
"Tapi harusnya kamu memikirkan keselamatan Vina dan Cassie. Kalo berhasil kamu ringkus, kan, kamu akan lebih tenang," tukas Ziyan masih menyalahkan.
"Aku tau. Aku telat menyadarinya." Deva menghembuskan nafas panjang. Dia beneran merasa menyesal.
'Sudahlah. Sekarang kita sudah tau ciri fisiknya," ucap Malik melerai perdebatan keduanya.
"Kamu yakin dia Dante?"
"Ya. Sebaiknya kita ke bar hotel mencarinya."
"Oke," sahut Deva cepat.
"Ayo," timpal Ziyan.
"Semoga dia masih ada di sana." Malik memeriksa peluru yang ada di dalam pistolnya.
*
*
*
"Kamu akan tetap diam, Bang Fazza?" tanya Devin.
Saat ini dia, Fazza dan Jeff sedang berada di restoran yang ada di hotel.
Istri istri mereka juga ada tapi berada di meja yang berbeda.
"Kasian juga Malik," tambah Jeff ikut mencoba mempengaruhi Fazza.
Fazza meneguk kopinya.
"Aku percaya dengan insting Malik," jawabnya kemudian, tetap tenang.
"Kamu yakin Malik nanti akan tau kalo Cassie adalah Liliana?" tanya Jeff.
"Mungkin sekarang udah," jawab Fazza kalem.
Devin dan Jeff terdiam. Tapi kemudian mereka terkekeh.
"Ya, ya... Dia pasti sudah tau," ujar Jeff.
"Sekarang tinggal kita awasi.saja si Dante itu," sahut Devin
"Ngga nyangka dia mengobrak abrik rumah oma opa Liliana," sambung Devin di sela tawa renyahnya.
"Malah bagus, kan, jadi kita lebih gampang mengawasinya." Jeff menyahuti dalam tawanya.
Fazza sudah mengaktifkan software khusus di gps mobil orang orang itu saat mereka merampok rumah oma opa Liliana.
Bahkan ponsel ponsel pengawal itu juga sudah dia retas.
Fazza tau mereka pasti akan mencari informasi di rumah oma opa Liliana. Jadi mereka sudah bergerak lebih dulu.
"Aku sudah ngga sabar mau menangkapnya," tukas Jeff.
"Nggak lama lagi," masih tenang Fazza menjawab.
Devin dan Jeff masih berderai tawa.
*
*
*
"Itu dia," bisik Deva ketika mereka sudah memasuki bar.
Malik cs ngga sulit mencari laki laki itu, karena keberadaan Dante yang cukup menyolok dengan suara tawanya yang keras, seakan akan ingin mengalahkan suara bunyi musik di bar yang merangkap club ini.
Tapi Dante sepertinya sadar kalo ada orang orang yang mengincarnya.
"Kita pergi sekarang," ujarnya sambil memasukkan senua kertas kertas penting yang membuat dia senang tadi ke dalam amplop coklat yang diberikan pengawalnya.
Dia pun memberi isyarat pada kedua pengawalnya dan bersama mereka segera menyingkir dengan menyelinap di antara keberadaan orang orang yang sedang berada di sana.
"Jangan sampai kita kehilangan dia," ujar Deva.
Malik, Deva dan Ziyan terus mengikuti Dante yang sedang berjalan keluar dari bar dan menuju parkiran hotel.
"Sial!" maki Dante karena Malik dan kedua temannya ngga bisa dikecoh.
Begitu sampai di area parkiran yang cukup gelap karena tertutupi kerimbunan pohon pohon rindang, Dante mulai mengeluarkan pistolnya yang berperedam dan mulai menembak. Juga pengawalnya melakukan hal yang sana.
"Awas!" seru Malik dan ngga tanggung tanggung mengeluarkan dua buah pistolnya. Dia menembak dengan tangan kiri dan tangan kanannya.
Deva dan Ziyan juga melakukan hal yang sama.
Malik merasa mereka tidak hanya bertiga, tapi ada beberapa orang yang ikut membantu.
Terdengar suara ringisan tertahan juga suara tubuh tubuh yang jatuh .
Malik bergegas mendekat.
Ternyata dua pengawal Dante yang terkapar. Sedangkan laki laki itu sudah kabur entah kemana.
Memang dia selicin belut.
"Dia hilang lagi," kesal Ziyan sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Ya, kita kehilangan jejaknya lagi," sambung Deva ngga kalah kesalnya.
"Dia terluka."
Malik melihat ada jejak darah yang segera dia susuri dan berakhir di jalan.
Malik menghembuskan nafas kesal.
Laki laki itu mungkin berhasil menaiki taksi atau ojek yang lewat.
"Malik, kami temukan ini." Deva memberikan amplop coklat ukuran kertas hvs yang terlipat menjadi dua bagian yang sama besar.
"Kedua pengawalnya sudah kita amankan," sambung Ziyan.
Ada beberapa pengawal yang secara aneh muncul saat Ziyan ingin memborgol kedua pengawal itu.
"Sepertinya daddymu tau, Malik. Dia mengawasi dan memberikan bantuannya."
"Hemm...."
Daddy selalu saja selangkah di depanku, batinnya mengaku kalah
Semoga ingatan Lili segera pulih
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Liliana adalah Cassie,, Cassie adalah Liliana..
hayu ingat Cassie sayang., ❤
berdarah , pingsan, setelah sadar ingatan nya kembali.
Hera dpt karma atas perbuatan nya
maka jadi perempuan jgn murahan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
kok Hendra di paksa ele... masak sih.... secara diumur beda jauh kan...
akibat Hera gatal sih maka nya Dy di gituin cowok
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
udah jelas² circle nya Malik Cs gak ada respect sama loe.. gak usah cari perhatian dech... bikin malu mommy Maona dan papi Bara aja
😖😖
DinDut itu pacarku ngasih iklan