Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Insiden membawa berkah
Anin mendudukan diri di sofa panjang dekat kolam renang setelah mereka melakukan foto bersama. Ayah dan Bunda tengah mengobrol dengan tanta Rika, sedangkan Om Delon dia tengah membahas sesuatu dengan Damar di ruang kerja nya.
Anin terlihat sesekali menyesap minuman nya sembari memandang kearah kolam ikan yang tidak jauh dari tempatnya. Kata orang kalau kita melihat ikan berenang, itu dapat menenangkan pikiran dan hati apa lagi kalau sembari merendam kaki kita kedalam kolam.
Anin terus saja memandangi kolam ikan itu tanpa menyadari kehadiran seseorang di samping nya.
"Ehemm...Kayak nya ada yang lagi suka sama ikan hias nya Papa nih."
Anin memutar kepalanya saat mendengar seseorang berbicara tepat di sebelah nya. Mata Anin membulat saat melihat siapa yang tengah duduk di sebelah nya. Damar, sejak kapan Damar duduk di sini bukan nya dia sedang bersama Om Delon di dalam.
Anin yang terlihat kaget dan kikuk menggeser sedikit tubuhnya karena ini adalah kali pertama mereka duduk berdekatan hingga Anin merasa masih sangat canggung. Walaupun Bunda bilang kalau Damar ini adalah teman kecil nya dulu. Tapi kan itu dulu saat Anin berusia 3 tahun dan Damar 6 tahun, sudah berapa belas tahun mereka tidak bertemu jadi wajar saja kalau Anin merasa asing dengan laki laki yang tengah duduk di sebelah nya itu.
Damar yang melihat gegalat tidak nyaman dari Anin segera menggeser tubuh nya sedikit menjauh.
"Aku tidak menyangka kalau kamu Anin si cengeng itu."
Anin hanya mengerutkan dahi saat mendengar ucapan laki laki di sebelah nya. Gak nyangka kenapa, karna dulu dia suka nangis. Ya wajar lah dulu kan masih kecil, umur nya baru 3 tahun, orang yang umur nya sudah 30 tahun saja masih nangis kok.
Damar yang tengah di pandang aneh oleh gadis itu hanya menyungging kan senyum tipis. Lalu mengalihkan wajahnya agar gadis yang berada di samping nya tidak dapat melihat senyum tipis itu.
"Apa benar kamu kak Damar yang dulu suka naik pohon jambu biji tapi gak bisa turun, sama seperti kata Bunda tadi."
Bukan nya menjawab ucapan Damar tadi, Anin malam melempar pertanyaan yang pernah di ucapakan oleh Bunda nya tadi.
Damar menaikan sebelah alis nya, menatap Anin dalam dalam. Bocah kecil yang dulu sering mengikuti nya itu ternyata sudah tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar sekarang. Bocah kecil yang dulu suka merengek pada nya saat ingin buah jambu yang ada di samping rumah pak Anas yang galak.
Dan terpaksa Damar memanjat pohoh jambu biji milik pak Anas demi mengukuti keinginan bocah kecil itu hingga pas dia hendak turun dia kebingungan karena tidak tahu cara nya turun ke bawah. Alhasil mereka akhirnya ketahuan pak Anas si pemilik buah jambu.
Damar yang mengingat itu hanya mampu tersenyum, ternyata saat kecil dia nakal juga ya. Anin yang melihat Damar senyum senyum sendiri merasa aneh.
"Kak Damar kenapa senyum senyum sendiri."
Senyuman Damar luntur saat mendengar suara Anin yang menatap dia dengan aneh, seakan akan Damar adalah benda antik jadul yang belum pernah Anin lihat.
"Tidak apa apa, hanya teringat masa lalu."
masa lalu, masa lalu yang mana maksud nya
" Oh kak Damar lagi inget mantan pacar nya ya."
Raut wajah Damar tiba tiba datar dan dingin saat mendengar ucapan Anin barusan kemudian Damar berdiri dari duduk nya dengan pandangan lurus kedepan
"Untuk apa memikir kan masa lalu yang tidak pernah memikirkan kita, buang buang waktu...."
Anin yang mendengar itu hanya bisa terdiam, ucapan Damar terkesan dingin dan datar sama seperti saat mereka bertemu di acara fashion show Lina beberapa hari yang lalu.
".... Dan saya tidak punya mantan pacar, ( menjeda) yang saya punya hanya mantan istri."
Anin menatqp langsung pada Damar saat mendengar ucapan terakhir laki laki itu.
Mantan istri? jadi kak Damar itu.......Duda?
Damar hanya tersenyum sinis melihat wajah terkejut Anin. Dia yakin saat ini gadis itu tengah memikirkan ucapan nya tadi. Atau bahkan Anin akan menjauhinya karena status yang dia sandang saat ini. Damar yakin gadis cantik, pintar, mandiri seperti Anin mana mau dekat dekat dengan lelaki berstatus duda seperti nya apa lagi Anin masih single dan belum ternodai.
Anin pasti lebih nyaman berdekatan dengan lelaki single yang belum pernah berpengalaman berumah tangga seperti nya. Apa lagi perpisahan nya dengan sang mantan istri di karenakan perceraian bukan karena kematian.
Dengan langkah cepat Damar meninggalkan Anin yang masih terdiam karena baru tahu perihal status dudanya. Lagian untuk apa Damar menutupi status duda dari teman kecil nya itu toh itu memang kenyataan nya. Anin yang melihat Damar sudah menjauh dari nya barulah tersadar dan langsung berdiri dari duduk nya.
"Kak Damar, kak tunggu! kak Dam...!"
Byyyuuurrrr.....
Karena saat ini Anin tengah memakai hels yang lumayan tinggi, kaki nya keselimpet lalu tercebur kedalam kolam renang yang dalam nya sekitar dua meteran itu
"Kaka cantik."
"Anin...!!!"
Semua orang yang melihat Anin tercebur kedalam kolam langsung berteriak histeris. Anin yang tinggi nya hanya 160centi meter dan tidak pandai berenang benar benar berusaha agar tubuhnya tetap berada di permukaan air. Tangan nya terus menggapai sesuatu yang mungkin dia gapai tapi karena tidak ada sesuatu di dekat nya Anin hanya bisa menggapai udara.
Ayah terlihat melepas sepatu serta jas nya hendak menceburkan diri kedalam kolam. Namun belum sampai di sana tiba tiba ada seseorang yang sudah menceburkan diri kedalam kolam renang dalam itu.
Saat nafas Anin benar benar habis dan dada nya semakin sesak karena banyak air kolam yang masuk kedalam paru paru. Kedua mata nya perlahan mulai menutup hingga tiba tiba ada sebuah tangan mengangkat tubuhnya ke permukaan air sebelum kegelapaan menelan nya.
Damar membawa tubuh Anin ke pinggir kolam renang, ya orang yang tadi menolong Anin sebelum Ayah Ardan menceburkan diri hendak menolong Anin adalah Damar. Saat dia hendak keluar dari area itu tiba tiba suara dentuman air serta suara teriakan adik nya membuat dia bergegas kembali memutar balik tubuhnya kembali ke arah kolam.
Dan benar saja saat dia kembali, Damar melihat seorang gadis tercebur kedalam kolam. Dengan cepat Damar berlari dan menceburkan diri nya untuk meraih tubuh Anin yang mulai tenggelam.
"Anin.... Hei!! Dengerin kaka. Anindya....!
Damar terus menepuk nepuk pipi Anin dan melakukan pertolongan pertama dengan cara menekan nekan dada nya agar air yang masuk kedalam paru paru Anin dapat keluar.
"Anin please...Ayo, maafin kaka Nin."
Damar tidak menyerah dia terus menekan dada Anin. Hingga melakukan nafas buatan karena sudah putus asa. Damar tidak peduli dengan orang orang di sana. Bunda Mella bahkan sudah menangis dalam dekapan mama Rika. Sedangkan Ayah tengah menyiapkan mobil untuk membawa Anin kerumah sakit. Sedangkan Papa Delon tengah menghubungi teman Dokter nya agar segera datang.
Nafas buatan yang di lakukan Damar akhir nya membuahkan hasil. Anin tiba tiba terbatuk dan mengeluarkan air dari dalam mulut nya.
"Uhuk...Uhuk...".
Damar segera menegakan tubuh Anin agar dia dapat mengeluarkan seluruh air dari mulut nya.
"Alhamdulilah..!"Semua orang di sana bernafas lega melihat Anin terbatuk, begitu pun dengan Ayah Ardan serta papa Delon yang baru saja datang. Terutama orang yang merasa nafas nya plong adalah Damar. Sebelum Anin sadar, wajah Damar begitu tegang dan khawatir apa lagi saat dia memberikan nafas buatan namun Anin tak bereaksi dengan cepat, Damar sebenarnya sudah kalang kabut, dia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
"K-kak D-Damar." Damar menundukan wajahnya saat mendengar suara lirih dari gadis yang berada dalam pangkuan nya itu.
TIRTA MAHENDRA
URIENA DAMAWAN mantan istri DAMARTA ANUM PRAYOGA
**BAPER GAK...BAPER GAK...BAPER GAK...BAPER LAH MASA ENGGAK...
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMENNYA YAAA...
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYYY MUUUUAAAACCCHHH**