Kehidupan Zevanya hancur, semenjak dirinya bertemu dengan seorang pria yang bernama Reynald. Pria itu menyebabkan dirinya harus mendekam didalam penjara yang dingin. Bahkan Zevanya harus menerima hukuman mati, setelah dirinya tertangkap tangan oleh polisi Bandara membawa sejumlah heroin dan pil ekstasi di koper miliknya.
Apakah Reynald , kekasihnya itu dengan sengaja menjebaknya? Ataukah ada orang lain yang ingin memisahkan cinta mereka?
Apakah dendam dalam diri Zevanya terbalaskan, setelah dirinya selamat dari eksekusi mati yang dijatuhkan oleh pengadilan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBUAH KEBENARAN
Masih terngiang ditelinga Reynald, kata-kata arogan Daddy Ronald, saat datang kerumahnya untuk membuktikan kebenaran bahwa Reynald tinggal bersama putranya.
"Sampai kapanpun, aku tidak mengakui anak haram itu cucuku, dan dia tidak berhak atas satupun warisan dariku, ingat itu!" Daddy Ronald meninggalkan rumah itu dengan marah.
Reynald berbaring di tempat tidur king Size nya. Matanya terpejam, namun tidak dengan jiwanya. Satu persatu, bayangan kisah masa lalu menghiasi pikirannya.
"Rey, kamu sudah tidur, nak!" Suara Mommy Jenny terdengar lembut di telinganya, .
Rey membuka matanya.
"Ada apa, Mom, Rain sudah tidur!" Tanya Rey, sambil bangkit untuk duduk dipinggiran ranjang besarnya.
"Sudah, Rain itu pintar ya Rey, persis kayak kamu kecil dulu!" Kata Mommy Jenny tersenyum.
Reynald menarik nafas dalam-dalam.
"Jadi mommy tidak akan memaksa Rey untuk tes DNA, bukan?"
Mommy Jenny menggeleng.
"Kamu benar Rey, semua yang ada pada Rain, adalah duplikat mu, mommy tidak menyangsikan kalau Rain adalah putramu!" kata mommy Jenny sambil duduk disamping putra semata wayangnya itu.
"Terimakasih, Mom!"
Rey memeluk wanita yang telah merawatnya dari kecil. Rey merindukan pelukan seorang ibu, pelukan yang tidak pernah Rey dapatkan lagi, sejak dia mulai sekolah. Karena Daddy Ronald dan Mommy Jenny sibuk dengan pekerjaannya.
"Mom, kau tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Mommy nya Rain?"
Wanita itu diam sejenak, tangannya terhenti membelai rambut Rey yang sudah mulai memanjang.
Mom Jenny menarik nafasnya perlahan.
"Maafkan mommy Rey...Mommy tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. Mommy hanya tahu kamu mengalami kecelakaan setelah mengantar wanita itu ke bandara. Mommy marah padanya waktu itu, hingga Daddy meminta pihak imigrasi mem-blacklist nama Zee untuk tidak masuk lagi ke negara ini."
"Mommy juga tidak mengetahui Zee ditangkap?" tanya Rey, menatap mata mama Jenny dalam.
"Mommy tahu, setelah kapten Leonard minta bantuan mommy untuk menjadi pengacaranya Zee, tapi Mommy menolak." Wajah Mommy Jenny tampak berubah sendu.
"Kenapa mommy menolak, apa karena dia tidak punya uang untuk membayar mommy?"
Rey tampak kecewa dengan Mommynya itu.
"Bukan begitu, Rey. Jika mommy membela Zee, artinya Mommy harus menuntut mu, karena barang haram itu ada didalam tas LV yang kau hadiahkan untuknya, sementara kau masih koma dirumah sakit." Mom Jenny berusaha menjelaskan.
Rey menarik nafas berat, dia mencoba mengingat tentang hadiah yang diberikan pada Zee, tapi kepalanya jadi sakit.
"Aku tidak melakukannya, Mom. Pasti ada orang lain yang mencoba merusak hubunganku dengan Zee. Apa Daddy yang melakukannya?" Kata Rey menatap mommynya tajam.
"Bu_kan, ...bukan Daddy, Rey! Mommy yakin, karena Daddy mengetahuinya, setelah kamu dipindahkan ke New York."
"Bagaimana dengan Claire, Mom?"
"Mommy juga berpikir dia yang melakukannya, tapi mommy tidak punya bukti. Setelah ku koma, dia memutuskan untuk tidak meneruskan pertunangan kalian, dia kabur dengan pacarnya ke luar negeri," papar Mom Jenny
"Zee pasti menyalahkan aku kan, Mom?" Kata Rey lirih.
"Mommy menyesal tidak bisa membantunya, Rey...maafkan mommy!"
"Tapi semuanya sudah terlambat, Mom!"
Rey mengusap wajahnya kasar, pria itu menangis. Mommy Jenny memeluknya erat,
Rey merasa bersalah, setelah mendengar bahwa hukuman mati yang diterima kekasihnya, secara tidak langsung adalah karena dirinya. Dan dia masih teringat kata-kata Zee, bahwa hubungan mereka berdua hanya akan membawa penderitaan.
"... dan kasus kecelakaan yang menimpaku, hanya menangkap orang-orang yang menabrak ku, sementara pelaku sebenarnya dibiarkan bebas, bukan!" tebak Reynald.
Mommy Jenny diam,
"Mom, apakah Abraham mengetahui semuanya!" tanya Reynald penuh selidik.
"Rey, jangan salahkan Abraham! Dia hanya mengikuti kemauan Daddy mu, ... Dia sudah banyak berkorban untukmu,"
"Aku harus menemui, Abraham, Mom. Dia harus menjelaskan semuanya padaku," Reynald segera bangkit dari tempat duduknya dan menghubungi Abraham lewat ponselnya.
"Temui aku di apartemen, Abraham!"
******
Abraham bergegas menuju apartemen Reynald di lantai 20, kawasan elit di kota Ohio.
"Ada a ... " belum sempat Abraham bertanya, sebuah pukulan mendarat diwajahnya.
"Rey...." Abraham tampak bingung menghadapi sikap Reynald yang penuh amarah.
"Kamu mengetahui semuanya, Kan? Tapi kenapa kamu sembunyikan semuanya dariku, Kenapa? " Teriak Reynald dengan nafas yang naik turun. Tangannya masih mencengkram kemeja Abraham dengan kuat.
"Tenang dulu, Rey! Aku akan menceritakan semuanya padamu, lepaskan aku!"
"Kalian semuanya menipuku, memanfaatkan penyakitku, dan kalian semua bekerjasama untuk menyingkirkan kekasihku," ucap Reynald geram.
"Rey, dengarkan aku!" Abraham menepis tangan Reynald dari wajahnya. Dan mendorong pria itu untuk duduk.
Abraham duduk di hadapannya.
"Rey, aku memang mengetahui semua yang telah terjadi pada kalian berdua. Disaat kamu koma, Zee datang untuk menjenguk mu. Dia memintaku untuk tidak memberitahukan kejadian yang menimpanya,"
"Dan kamu menuruti kemauannya, tanpa memikirkan perasaanku,"
"Kamu tahu Rey, bagaimana keadaanku saat itu, aku dibawah tekanan orangtua mu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jika aku membantu Zevanya, kau yang akan berurusan dengan hukum. Dan orangtuamu tidak membiarkan itu terjadi. Aku diposisi yang serba salah," sesal Abraham.
"Kenapa polisi tidak mengusut tuntas kasus kecelakaan yang menimpaku? Apa karena campur tangan Daddy ku?"
Abraham menarik nafas panjang. Sesekali dia meraba sudut bibirnya yang terluka akibat pukulan Reynald.
"Dalang dari semua kecelakaan itu, adalah Claire, tunanganmu, semua dia lakukan untuk memisahkan Kamu dan Zevanya. Karena dia sangat membenci kekasihmu,"
" ... dan dia bebas berkeliaran tanpa rasa bersalah, aku ingin kasus ini kembali dibuka, Abraham. Aku tidak peduli, jika nantinya orangtuaku juga terlibat didalamnya. Aku hanya ingin keadilan untuk kekasihku," tegas Reynald.
Abraham mengangguk.
*****
"Daddy....Daddy!" Teriak Rain setengah berlari menemui Reynald diruang kerjanya.
"Ada apa, sayang!" Rey membawa Rain untuk duduk di pangkuannya.
"Dad, apa aku sudah bisa sekolah?" Tanya bocah kecil itu dengan wajah imutnya.
"Mm....anak Daddy sudah tidak sabar rupanya,...tunggu satu bulan lagi, baru akan ada penerimaan murid baru." Kata Rey.
"Baiklah Dad! kalau begitu aku ikut Daddy ke kantor aja, apa boleh?" Rain menatap Reynald dengan mengedipkan mata puppies nya.
"Tentu saja boleh!" Rey tersenyum mengangguk
"Rain sayang sama Daddy!" Pria itu memeluk Rey erat, Reynald membalas pelukan itu dengan hangat. Sebuah gambaran perasaan yang tidak bisa dilukiskan. Kehadiran Rain dalam hidup Reynald, membuat pria itu punya alasan untuk bertahan hidup lebih lama.
"Daddy,...apakah Daddy mencintai mommy aku?" Tanya bocah itu tiba-tiba.
Reynald menangkup wajah putra kecilnya itu dan memandangnya dengan senyum.
"Tentu saja sayang, Mommy adalah segala nya buat Daddy, ...dan Rain adalah bukti nyata, kalau Daddy sangat mencintai mommy, kami saling mencintai."
"Apakah Mommy di surga, bisa melihat kita?" tanya Rain polos.
"Tentu saja sayang, mommy akan bahagia bila melihat anaknya pintar seperti Rain."
"Daddy, apa boleh aku menemui Grandma Marilyn?" Rain mempermainkan kancing kemeja Daddy-nya., memohon agar keinginannya dikabulkan.
"Rain merindukan Grandma Marilyn?" Rey balas bertanya.
"Iya, ..."
"Besok kita pergi, oke!"
"Ok, terimakasih Dad!"
"Ayolah bersiap, sebentar lagi kita berangkat, Uncle Abraham sudah menunggu di luar!" Reynald pun keluar dari Mansion sambil menggandeng putra tercintanya.
******
Sementara itu dipenjara rumah tahanan kota Cleveland, Zee sedang beraktivitas seperti biasanya, hari ini adalah tahun keenam Zee berada di hotel prodeo itu.
Sementara teman-teman satu selnya pun sudah banyak yang dibebaskan, karena menerima remisi.
"Nona Meghan, berapa lama kau ditahan di penjara ini?" tanya Anna, seorang narapidana kasus perampokan, yang baru saja masuk keruangan sel no 10 blok A.
Zee yang sedang asyik melamun,memandang kearah sumber suara.
"Masih lama..." Jawabnya singkat.
"Kenapa kau ditahan begitu lama?" Tanyanya lagi.
"Karena kasus ku berat,Anna!" Jawab Zee lirih.
Zee pun menceritakan tentang kasus yang sedang menimpanya..
"Astaga! Kenapa kau tidak mengajukan banding? Kenapa tidak minta keluargamu untuk mencarikan pengacara?" Tanya wanita bertubuh tinggi besar itu.
Aku tidak punya keluarga, Anna! Aku yatim piatu, aku tidak punya uang untuk menyewa seorang pengacara hebat."
"Kau kan bisa minta bantuan Lembaga Bantuan Hukum yang bisa kau dapatkan tanpa biaya?"
Zee menggeleng.
"Tidak ada gunanya, Anna_ aku sudah pernah mencobanya, tapi tidak ada yang mau membelaku, karena yang mereka hadapi adalah orang-orang berpengaruh di negara ini, aku hanya bisa pasrah!"
Anna memandang Zee lekat.
"Kata teman yang lain, kau punya anak yang lahir disini, apa benar?"
Zee mengangguk, matanya berkaca-kaca jika mengingat tentang putranya, Rain.
"Rain...sedang apa kau disana, nak? Mommy merindukanmu" bisiknya lirih.
Anna, merasa kasihan dengan wanita itu, tubuhnya kurus dan pucat, tidak punya semangat untuk hidup. Walau kadang dia tersenyum, namun tidak dapat menutupi kesedihannya
"Nona Meghan, kau harus berjuang untuk keadilan, kenapa kau menyia-nyiakan hidup mu ditempat seperti ini, kalau aku jadi kau, aku akan membalas dendam pada orang yang telah membuatmu seperti ini."
"Aku tidak bisa!" Zee menggeleng.
"Karena apa? Cinta?....hah, omong kosong, apa kau yakin, kekasihmu itu masih mencintaimu? sementara dia sendiri tidak pernah menjenguk mu sekalipun disini, bukan?"
Anna memang benar, Rey tidak pernah menjenguknya sekalipun dipenjara, walaupun menurut informasi yang dia dapat dari kapten Leonard, Reynald sudah sembuh dari sakitnya. Hati wanita itu terasa remuk dan hancur.
Kalau memang Reynald, mencintainya, setidaknya pria itu berusaha keras mencarinya. Namun dia tidak melakukannya.
"Itu artinya, dia memang berusaha untuk menyingkirkan mu." Hasut Anna.
Zee menelan ludahnya, apa yang dikatakan Anna, memang benar adanya. Hatinya marah dan cinta yang dulu dia agung kan, perlahan terkikis dan berubah menjadi dendam.
Namun dia tidak mampu berbuat apa-apa, selain menerima takdir yang akan mengubah seluruh hidupnya.
Seandainya dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara itu nantinya, Zee bertekad untuk membalaskan dendamnya.
BERSAMBUNG.
Pingin nangis/Sob//Sob/