Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Hanya butuh coment yang baik-baik saja ..
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo.Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh yang tak lain adalah Aydeen Fayadh Addison.
Pria itu adalah calon suami kakaknya.
Ayyura terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak Malika yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali.
Sementara Ayyura telah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 Perang Dingin
"Ayy .. nanti kerumah sakitnya biar Abang antar ya". ucap Aydeen memecah keheningan diruang makan.
"Gak usah Bang, Yura bawa mobil sendiri aja". jawabnya pelan.
"Tapi Abang lagi gak sibuk kok, hari ini". bantahnya.
"Tapi Yura sibuk banget hari ini Bang". Elak Yura.
Aydeen menghela nafas beratnya ..
"Hmm .. makan siang nanti, Abang jemput ya"?
"Insya Allah ya Bang, Yura gak bisa janji". jawabnya.
"Jadi makan siang nanti Kamu gak bisa nemenin suamimu ini Ayy". Aydeen masih gencar membujuk sang istri. Sudah berapa hari ini, ia bersikap dingin kepada suaminya, semenjak kejadian malam lalu.
"Hmm .. nanti Yura kabarin ya Bang". balasnya lagi.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Ayyura beranjak untuk segera pergi kerumah sakit.
"Ayyura pamit ya Bang". ucap Ayyura sembari mengambil satu tangan suaminya untuk dia cium.
"Beneran gak mau Abang antar". sahut Aydeen. Ayyura hanya mengangguk kecil dan tersenyum.
"Ayyura berangkat ya, Assalammualaikum". ucapnya dengan lembut.
"Walaikumsalam, hati-hati Ayy". balas Aydeen dengan wajah datarnya.
Setelah istrinya pergi, Aydeen kembali duduk dimeja makannya sendirian.
"Kamu kenapa berubah jadi dingin begitu Ayy".
"Apa Aku benar-benar menyinggung perasaanmu malam itu. Aku sungguh jujur kepadamu Ayy". gumam Aydeen dalam hatinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sedangkan dirumah sakit, Yura masih merasa bersalah, karena sudah mengabaikan sang suami.
"Yura". panggil Dokter Alana yang sudah kesekian kalinya. Ayyura terus melamun sejak tadi.
"Ayyura". sentak Dokter Alana kembali.
"Iya Dokter". jawab Yura kaget.
"Ada apa Yura? Apa yang sedang Kau pikirkan"? tanya Dokter Alana khawatir.
"Aku .. Aku baik-baik saja kok Dok". jawabnya pelan.
"Disini tidak ada orang lain, selain kita berdua Yura".
"Jadi jangan panggil saya Dokter". sindir Alana.
"Hmm .. maaf Kak. Tapi beneran kok Yura gakpapa".
"Kamu itu gak bisa bohongin Aku Yura, Kita berdua sudah kenal hampir 7 tahun. Dan Aku mengenal baik siapa Kamu"! ucap Dokter Alana menatap lekat Yura.
"Maaf, Aku tidak bisa menceritakan hal ini Kak. karena ini urusan rumah tanggaku, dan itu cukup privasi untukku". jawab Yura sopan.
"Ahh .. I know, Yura lihat Aku". ucap Alana serius.
"Aku paham apa yang kau rasakan saat ini Ayyura, tapi yakinlah ini baru awal. Masih banyak terpaan ujian yang akan datang kelak".
"So, hadapi semuanya dengan berani dan lapang dada cantik. Aku tidak tahu masalah Kamu yang sebenarnya apa? tapi Aku percaya Kamu adalah wanita yang cerdas, Kamu tahu mana yang terbaik untuk Hidup Yura".
"Tuan Aydeen pria yang dominan, dia masih perlu bimbingan dan belajar untuk menjadi suami yang baik dan bucin pada istrinya".
"Lupakan yang lalu, sambut lah semuanya dengan suasana yang baru. Ingat Aydeen hanya suamimu, Kau tidak boleh berpikir yang macam-macam tentangnya, hmm". nasihat Dokter Alana seolah tahu apa yang sedang menjadi masalahnya sekarang ini.
"Hmm .. Kamu benar kak. Tapi sungguh Aku masih ragu saat ini. Terlalu banyak hal yang dilalui Bang Ay bersama dengan Kak Malika dimasa lalu Kak".
"Lalu"? tanya Alana memancing.
"Iya Aku takut kak, Aku takut Mereka kembali bersama. Aku khawatir bagaimana jika suatu hari nanti Kak Malika kembali Kak"? lirih Ayyura.
"Kau takut Aydeen kembali jatuh hati pada Malika"?
Yura tidak menjawab melainkan hanya menunduk.
"Kau mulai mencintai suamimu Yura"? tanya Alana.
"Kalau begitu Kau harus percaya pada suamimu, Mulailah percaya dengan semua apa yang diucapkannya, itu akan sedikit membuatmu tenang".
Ayyura mendongak kemudian menatap Alana,
"Bagaimana kalau Aku dikecewakan Kak"?
"Serahkan semuanya pada Allah Yura, hanya Allah yang maha membolak balikan hati umatnya".
"Ingat semua tergantung padamu, jika Kau bisa sedikit percaya pada suamimu, maka Allah akan mempermudah jalan rumah tanggamu". jawabnya.
Ayyura menunduk kembali, Kenapa hatinya sekarang lebih takut kehilangan suaminya. Ketimbang harus mendapat kenyataan, bahwa sang suami masih mencintai kakaknya Malika.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Bandara, Abi Fahri dan Mami Hanna sedang menunggu putri bungsu mereka, Azzahra.
"Assalammualaikum, Abi .. Mami .. ". seru Zahra.
"Walaikumsalam sayang". jawab kedua orang tuanya dan langsung memeluk putri kecil mereka yang sekarang sudah menjadi wanita dewasa.
"Kamu makin cantik sekali nak". puji Mami Hanna.
"Masa? malah Zahra merasa setres banget berapa minggu ini mam, tapi Alhamdulillah akhirnya setelah sekian lama Zahra pulang juga ke Jakarta". ujarnya sambil memeluk erat sang Mami.
"Syukurlah sayang, Abi senang mendengarnya nak". ucap Fahri sembari mengelus puncak kepala Zahra.
"Kok Abang gak ikut kita jemput sih Bi"? tanya Zahra.
"Tiba-tiba Abang ada rapat siang ini nak, nanti kita akan undang Bang Ay sama istrinya kerumah ya". ucap Hanna sembari mengulas senyum lembut.
"Istrinya? ternyata Abang benar-benar menikahi perempuan ular itu ya"! tukas Zahra mulai kesal.
Abi Fahri mengernyitkan dahinya lalu menatap istrinya dengan penuh tanya. Namun sang istri masih tetap dengan mode tenang dan santai.
"Udah .. udah lebih baik kita pulang dulu, nanti Kamu juga tahu siapa istri Abangmu itu". jawab Hanna.
"Tapi Aku gak suka sama dia Mam, Mami tahu itu"! sentak Zahra yang moodnya langsung berubah.
Abi Fahri seolah mengerti, dia langsung memeluk sang putri yang sedang terpaut emosi itu.
"Nak, jangan terlalu membenci seseorang jika Kamu belum cukup mengenalnya". nasihat Abi Fahri.
Ccckkkk .. Zahra berdecak kesal lalu mendorong kopernya menuju mobil Abi dan Maminya.
Fahri dan Hanna hanya bisa tersenyum simpul menanggapi tingkah putri bungsunya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sore harinya ... Aydeen cukup lama menunggu dilobi rumah sakit tempat istrinya bekerja. Dia sengaja tidak menghubungi sang istri, namun ia sudah menelpon salah satu perawat Asisstan sang istri. Katanya Yura sedang bersiap pulang sebentar lagi.
"Bang Ayy". ucap Yura pelan kaget saat melihat suaminya sudah berdiri didepan lobi rumah sakit.
"Assalammualaikum, cantik". balas Aydeen sembari tersenyum sangat tampan. Ayyura tersentak saat mendengar salam yang begitu lembut dari bibir suaminya itu. Dia benar-benar dibuat deg-deg an.
"Kok gak dijawab Ayy". goda Aydeen sembari tersenyum lembut kembali pada sang istri.
"Hmm .. Walaikumsalam Bang". jawab Yura gugup.
"Bagaimana pekerjaan nya sudah selesai semua"?
"Hmm .. Yura pulang lebih awal hari ini". jawabnya.
"Yasudah kita pulang kerumah Mami dan Abi ya malam ini". ajak Aydeen lalu menggenggam lembut tangan sang istri sembari berjalan keluar dari sana.
"Kenapa pulang kerumah Abi dan Mami"? tanya Yura yang penasaran, karena baru 3 hari lalu dia pulang menginap dari kediaman mertuanya itu.
"Abang ingin menemui seseorang yang sudah sangat Abang rindukan". jawab Aydeen ambigu.
"Siapa Bang"? Yura mulai kepo dan khawatir.
"Ada seorang wanita cantik, dan umurnya hanya terpaut satu tahun denganmu". jawab Aydeen lagi.
"Wanita? muda? Siapa dia Bang"? lirih Ayyura.
"Nanti Kamu juga tahu". seloroh Aydeen, semakin membuat sang istri menaruh curiga padanya.
Aydeen tersenyum kikuk saat mendapati perubahan wajah dari sang istri. Sepertinya Yura benar-benar cemburu karena ucapan Aydeen barusan.
kamu pergi tanpa pesan udh jelas salah..