Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman Penuh Kerinduan
" Tapi kau menganggapku hanya seorang bocah tuan". Nakki merasa gugup dengan jantung berdebar, mencoba mengalihkan.
"Itu dulu sekali sayangku, sejak aku melihat seorang gadis penari yang sangat menggoda, bocah itu sudah berganti menjadi seorang bidadari yang sangat cantik, aku selalu terkenang wajah ini, dan juga bibir ini". Jendral Manik menyentuh satu persatu bagian yang disebutnya dengan gerakan lembut dan tatapan penuh hasrat.
"Aku merasa sangat haus, dan hampir merasa akan kehilangan kewarasan setiap kali terkenang dirimu, terkenang wajah ini, senyum menggemaskan ini, dan juga tubuh ini". Manik mendesah berat.
" Kehilangan dirimu sungguh sangat menyiksaku sayang, kau berhasil membuat ku terjebak pesonamu, hingga aku tak sanggup lagi melihat sekeliling ku, banyak wanita cantik, namun aku telah terjebak hanya pada satu nama, Mia". Pengakuan Jendral Manik membuat Nakki terperangah.
"Kau sangat pandai berkata-kata penuh rayuan, tuan". Nakki mencoba meredakan rasa gugupnya.
" Hanya kepadamu, sayangku, aku akan menuruti apa yang menjadi keinginan mu, kau berhak meminta dan melakukan apapun pada pria ini". Ucapan penuh bujuk rayu, siapapun tidak akan percaya, pria dingin itu memiliki kemampuan hebat membujuk wanitanya.
Mendengar kata-kata manis Jendral Manik, Nakki menjadi tersipu, pria yang sudah menetap di hatinya itu menatapnya penuh cinta.
"Ahh tuan, anda hanya merayu, apa anda bersedia, jika aku meminta untuk meninggalkan nyonya Bulma dan nyonya Desy?" Nakki merasa permintaannya sungguh keterlaluan, namun entah mengapa masih menyimpan sakit hati pada keduanya.
" Bukankah sekarang aku ada disini? " Jendral Manik menimbang ucapannya, dirinya seorang Jendral yang lurus, tidak mudah untuk mengungkapkan sesuatu yang menjanjikan bila tanpa pertimbangan.
Jendral Manik tidak menyangka, permintaan itulah yang diinginkan istri kecilnya ini.
Meskipun, sejujurnya ia menikahi keduanya tanpa perasaan seperti yang kini dirasakannya terhadap Nakki, namun memutuskan untuk melepas keduanya pun tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Sebagai seorang Jenderal utama, tentu dirinya harus mempertimbangkan kepentingan politiknya.
"Ah tuan, sejak kapan anda datang? anda tentu lelah dan lapar, bibi.... " Nakki sadar, permintaannya cukup mengejutkan Jendral, karena itu ia mengalihkan perhatian Jendral Manik, Nakki memanggil bibinya.
"Sst... aku hanya ingin bersamamu saat ini, tidak usah memanggil bibi. " Jendral Manik menutup bibir Nakki, seolah sudah menjadi candu, ia ingin menyentuh dan mengulum bibir indah itu.
"Aku sudah disini sejak beberapa hari, ingat ketika bibi mengatakan keponakannya akan datang? itu aku nyonya Jendral. " Mata Nakki membola sembari menaikkan alisnya lucu, kalimat terakhir Jendral lebih menarik pendengarannya.... pipinya merona, Jendral melihat itu dan tersenyum senang.
"Jadi anda dan bibi? kalian saling menghubungi? " Nakki teringat janji bibi pelayan di masa lalu untuk melaporkan keadaan dirinya.
"Ya... bibi selalu menyampaikan keadaan istriku ini sejak berada di kebun kakeknya. " Jendral Manik mengaku.
"Apa itu berarti kedatangan bibi kemari karena perintah anda? " Nakki cukup terkejut, tidak menyangka.
"Benar sayang, aku memintanya menemani mu." Ungkap Jendral Manik
"Jadi sejak awal anda tahu, aku disini? dan anda juga tahu kalau aku hamil, kalau begitu anda sungguh keterlaluan, begitu lama melihatku kepayahan. " Nakki membelakangi Jendral Manik meski dengan susah payah karena perut buncitnya.
"Ahh... sayang hati-hati dengan perutmu!" Jendral Manik menahan lengan Nakki pelan.
"Mia...istriku sayang. " Nakki terbuai dengan panggilan mesra itu, tapi buru-buru berwajah cemberut, ia masih menyimpan kesal.
"Istriku sangat manja ternyata. " Jendral Manik berbisik halus di dekat telinga Nakki dan tersenyum tipis.
"Dengarlah sayang, aku memang telah tahu keberadaan mu disini, sejak beberapa bulan lalu, begitu aku tahu, aku meminta bibi datang untuk menemanimu, namun sebelumnya aku kehilangan jejakmu. " Jendral Manik menghela nafas.
"Aku lebih baik Bercerita baik-baik
"Ketika pagi-pagi buta, kau telah meninggalkan ku, sungguh aku kecewa, seakan kau meragukan diriku, namun perasaan ku tidak dapat kehilangan mu, disamping tanda tanya yang terus mengusikku, aku sangat yakin, kaulah gadis yang pernah kutemui, aku belum lagi menyadari jika gadis yang telah kunodai adalah juga gadis yang ku nikahi, aku memang bodoh, mengapa waktu itu tidak melihat wajah calon istriku. " Jendral Manik mengusap wajahnya merasakan penyesalan.
"Karena perasaan bersalah dan penasaran, aku meminta beberapa prajurit rahasia untuk menyusuri jejakmu dimulai dari tempat sirkus berada, aku meminta mereka terus mencari hingga dapat dan melapor kepadaku, sebelumnya orang-orang ku telah mencari ke perkebunan ini dan tidak menemukan siapapun disini" Jendral Manik mengusap lengan Nakki yang masih membelakangi dirinya pelan.
"Namun prajurit ku tidak pernah kembali untuk melapor, aku mencurigai sesuatu telah terjadi, lalu prajurit yang mengikuti pemanah yang ingin mencelakai dirimu kembali dengan membawa berita, kalau pemanah itu merupakan orang suruhan Putri Desy, tentu saja aku harus berhati-hati, apalagi kemudian pemanah itu hilang tanpa jejak, hingga sulit menunjukkan bukti keterlibatan putri. "
"Setelah beberapa bulan, barulah seorang prajurit ku kembali membawa berita, mereka menjadi pekerja perkebunan mu, awalnya mereka hanya menyamar, namun keadaan diluar memaksa mereka untuk tinggal disini. " Jendral Manik menghentikan ceritanya melihat ekspresi Nakki yang berbalik badan segera.
"Hati-hati Mia cantik..... " Jendral meraih pundak istrinya yang berusaha untuk bangun.
"Pekerja perkebunan ku? " Nakki mengulangi ucapan Jendral, Lagi-lagi kejutan untuknya.
"Yah... sebagian pekerja mu adalah prajurit ku. " Jendral berterus terang.
"Aku harus menjelaskan, aku menyuruh mereka mengikuti dan melindungimu termasuk mengambil tindakan yang dianggap perlu, dan mereka memutuskan menetap, karena diluar sana, banyak orang-orang putri Desy yang mencari dirimu, mereka berada disini sebagai tameng untukmu, tidak mudah berkeliaran dengan mata-mata di mana-mana, karena itu lebih aman tinggal disini dan tampak sebagai orang biasa, dan tidak ada satu pun yang sampai memberitakan kehadiran mu ke telinga putri karena kerja keras mereka, bahkan aku pun tidak diberitahu, sungguh aku hampir menghukum mereka karena tidak membawa berita, namun melihat keberhasilan kalian disini, aku berubah fikiran, aku takjub hanya beberapa bulan, kau sukses menjadi seorang pengusaha bahkan mengalahkan perkebunan ku. " Jendral Manik membeberkan.
Nakki tercengang. Betul, ia lupa, Jendral Manik memiliki persawahan dan perkebunan yang luas, dimana dirinya harus bekerja setiap pagi hingga sore.
Nakki juga tidak menyangka, pekerja yang nampak pemula saat dilatihnya ternyata prajurit terlatih yang menyamar.
Nakki sadar, ia tidak memiliki alasan untuk terus menyimpan kekesalan karena ternyata Jendral selalu berusaha melindunginya meskipun tidak berada didekatnya.
"Sejak kapan Jendral menyadari Mia adalah Nakki? " Nakki mengungkapkan rasa penasarannya.
Jendral tersenyum, dan tiba-tiba menyerangnya dengan ciuman tak terduga, Jendral Manik memegang kedua pipi Nakki, dan melabuhkan ciuman di bibir merah merekah tanpa pemulas bibir itu.
Untuk sesaat Nakki terjebak dengan ciuman lembut dan penuh gairah itu, ciuman Jendral menggugah seluruh persendian dan membawanya pada siraman kenikmatan.
Jendral adalah orang yang pertama menciumnya dan kini kembali melabuhkan ciuman seakan ini pertama kalinya ia merasakan sentuhan seorang pria.
Pertama kali disentuh olehnya, membuahkan hasil dengan kehamilannya, dan sekian lama tidak merasakannya, Nakki seakan kembali menjadi remaja, karena usianya pun masih sangat muda.