NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku

Ambil Saja Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: EVI NOR HASANAH

Berawal dari pernikahan yang dipaksakan dan berujung rumah tangga yang di hancurkan oleh pelakor...
Apakah Anita akan menangis dan merebut kembali suaminya??
Ohh.. tidak harga diri itu penting menurut Anita jika memang suami nya lebih memilih pelakor itu yaa serahkan saja itung-itung membantu orang yang tidak mampu mencari mendamping hidupnya. Dan memberikan barang bekas nya pada orang lain selagi masih bisa di manfaatkan kenapa tidak?
Agar tak mubazir ucap Anita.
Jahat memang mulut Anita mengatakan jika suaminya adalah barang, tapi dengan begitu ia tau apa saja yang di lakukan suaminya di luaran sana.
Apalagi soal selingkuh dan KDRT yang pernah di lakukan oleh suaminya semakin membuatnya yakin untuk menyumbangkan suaminya itu kepada orang yang lebih membutuhkan.
Dan kalau dipikir selingkuh itu macam penyakit yang tak ada obatnya selain mati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Tetangga Usil

*****

Setelah anak dan suami berangkat Anita bergegas pergi ke tukang sayur langganan, yang berada di depan gang.

   "cari apa neng Anita?" tanya penjual sayur.

   "bentar ye mang mau liat-liat dulu" ucap Anita seraya memilah bayam dan sawi, ia hari ini bingung mau masak apa?.

   "mang bisa bikinkan sayur capcay nga mang?"

   "ngak punya janten neng, ngak papa kalo ngak pake?"

   "ngak apa-apa mang tapi wortel minta dua ya". Ucap Anita seraya memilih bahan tambahan untuk sayur capcay nya.

    " iihh ... Gayaan sayur capcay diih sok banget jadi orang" ucap Bu Sinta dengan bibir merah merona, yang merat merot di iringi tatapan mata yang menatap ke atas.

     "lah ngak pa-pa sih Bu Sinta, yang penting neng Anita nga pernah utang sama saya". Ucap mang Itok yang lagi-lagi membela Anita.

    " udah mang ini semua berapa sama capcay nya tadi" ucap Anita menyerahkan beberapa printilan tambahan untuk sayur capcay nya dan ada tambahan seperti tempe, kecap, dan cabe pedas.

    "empat puluh ribu neng semua". Ucap mang Itok menyerahkan belajaan Anita.

   " ni mang uangnya" Ucap Anita menyerahkan selembaran uang seratus ribu.

   "aduh nga ad uang kecil apa neng besar banget itu mah".

     " mang bawa ajah deh besok kan aku belanja ke sini lagi mang" Ucap Anita yang tak mau ambil pusing.

    "beneran ngak papa neng?".

    " gak papa mang, iya udah aku pulang" ucap Anita dengan melangkahkan kaki menjauhi lapak mang Itok.

Di bab ini Anita dah punya tempat tinggal sendiri ya gaes, nga bareng ipar lagi.

Setelah selesai masak dan sarapan, ia lalu menjemur pakaian yang dari pagi sudah di cuci oleh suaminya.

Anita menjemur pakaian tepat di samping kontrakan nya, karena di situ ada lahan kosong dan tidak menggangu penghuni lain.

Jadilah ia di buatkan jemuran oleh suaminya di sana.

Setelah selesai menjemur Anita bergegas masuk, karena cuaca mulai terasa panas.

Ia rebahan sambil scrol Toktok dan penbook, tak kuasa menahan kantuk Anita pun ketiduran dengan kondisi Toktok yang menonton dirinya.

Waktu tak terasa hingga akhirnya Anita terbangun karena ada sebuah tangan yang mengelus lembut pipinya, Diyon tersenyum melihat istri nya sudah bangun dari tidurnya.

    "mendung yank cuciannya ngak diangkat? Aku mau angkatin tapi kok aku liat ada baju yang ngak aku kenal, kamu ada beli baju kah?" tanya Diyon pada istrinya.

Anita yang baru tersadar pun hanya bisa menggelengkan kepala, pertanda bahwa ia tidak pernah membeli baju tanpa memberitahu suaminya.

Setelah di rasa cukup sadar dari tidurnya, Anita bergegas menuju jemuran tempat ia menjemur baju.

Anita yang setengah kaget dan bingung melihat bahwa ini bukan lah cuciannya, melainkan cucian baju orang lain.

Lalu kenapa di jemur di sini gumam Anita dalam hati, ia setengah berjongkok mencari jemuran miliknya.

Dan ia menemukan cucian miliknya berada di dalam keranjang yang tadi pagi ia gunakan untuk membawa cuciannya keluar untuk menjemur, dan lebih kagetnya lagi Anita mendapati bahwa cuciannya masih basah seperti tidak di jemur.

Padahal seingatnya ia sudah menjemur baju sebelum ia memainkan ponsel.

Di tengah lamunan nya ia di kejutkan suara cempreng Ibu-ibu yang tak asing di telinganya.

    "ehh mbak Anita maaf ya pinjem jemurannya, soalnya tali jemuran saya putus belum di benerin sama suami" ucap Bu Sindy.

Kontrakan yang di huni Anita hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah Bu Sindy, namun sepertinya tidak patas jika Bu Sindy menumpang jemur pakaian ke tempat jemuran milik Anita.

pasalnya meski rumah mereka berjarak beberapa meter saja, namun lokasi kontrakan Anita dan rumah Bu Sindy arahnya bersebrangan. Jadi tetap tidak etis jika Bu Sindy menumpang jemur pakaian.

   "udah selsai mbak akunya, kalo mbaknya mau jemur baju sok atuh silahkan" ucap Bu Sindy seraya meninggalkan Anita yang masih mematung, bahkan Bu Sindy pun tak berniat menunggu jawaban dari Anita.

Anita yang di perlakukan seperti itu pun hanya bisa membuang nafas kasar, dan ia pulang dengan membawa cucian basah nya.

Diyon yang sedang makan, melihat muka kusut istrinya bagai pakaian yang sudah bertahun-tahun tak di setirka pun heran.

     "kenapa yank? Belum kering?"

     "jemurannya di pake Bu Sindy, trus baju ku ditaroh dikeranjang, jadi baju ku masih basah kek belum di jemur. Padahal tadi udah aku jemur sebelum ku tinggal tidur" ucap Anita dengan bibir yang monyong lima meter itu.

    "lah ngapain jemur kok di tempat orang? Jemurannya kenapa? Ada bilang mau pinjam jemuran?" tanya Diyon.

   "ngak ada ngomong mau pinjam jemuran kok, katanya talinya putus belum di benerin suaminya" ucap Anita masih dengan monyongnya.

      "iya sudah nti tak bikinkan jemuran di dalam rumah ya, buat baju yang kalo belum kering. Sini makan tak suapin". Ucap Diyon menenangkan hati istrinya.

Anita dan Diyon pun makan dengan lahapnya, apalagi Anita yang memang suka di perlakukan seperti itu oleh suaminya.

Setelah makan kini Diyon menepati janjinya yang akan membuatkan tali jemuran di dalam rumah, sedangkan Anita masih membereskan sisa makan mereka tadi.

******

Setelah selesai cucian Anita langsung ingin menjemur pakaiannya yang kemaren sempat belum kering, di tambah hari ini jadwalnya mencuci seprai dan printilannya.

Anita yang sudah sampai ditempat ia menjemur pakaian di kagetkan akan suatu hal ganjil.

Semvak bol*ong yang entah punya siapa? Namun dijemur di jemuran milik Anita, kalau di lihat semvak tersebut memiliki motif bunga-bunga sedangkan ia tak pernah memiliki semvak motif bunga.

Anita menggaruk jidatnya yang tak gatal, guna menghilangkan rasa bingung nya.

Dengan berat hati Anita pulang dengan menggendong keranjang cuciannya, dan niatnya akan ia jemur didalam rumah saja.

 Kali ini ia mencoba mengalah mungkin benar saja Bu Sindy hanya menumpang jemur baju untuk beberapa hari.

Ini sudah hari keempat semenjak kejadian Bu Sindy menurunkan paksa jemuran milik Anita.

Dan setelah Anita lihat, jemurannya kosong tidak ada satu helai baju pun.

Ia langsung bergegas menjemur bajunya di tali jemuran luar rumah.

Dan setelah menjelang sore lagi-lagi Anita di kagetkan dengan semvak bol*ng yang bertengger di tali jemurannya.

Dan benar saja lagi dan lagi jemuran miliknya di turunkan paksa oleh Bu Sindy.

     "ngak bisa ini begini terus" ucap Anita seraya menyeret kakinya menuju rumah Bu Sindy guna meminta klarifikasi atas perlakuannya yang beberapa hari ini menggangu kenyamanan Anita.

     "Buk minta tolong jemurannya di ambilin"

     "loh kenapa? Nanti saya ambilin kok"

    "sekarang buk itu tali jemuran punya saya, suami saya yang bikinkan".

    " loh kemaren kan saya sudah bilang sama mbak Anita kalo saya pinjam jemurannya, karena punya saya belum di benerin sama suami saya".

     "tapi kan bisa Ibuk nga turunkan jemuran punya saya buk? Dan lagi tolong semvak udah bol*ng itu jangan di jemur di luar rumah" ucap Anita lantang, bukan dengan sengaja Anita mengucap hal tabu tersebut hanya saja ia sudah sangat geram, akan perlakuan Ibu yang satu ini.

Bu Sindy yang mendengar Anita berbicara tentang dalaman nya yang bol*ng pun melotot.

     "ehh anak kurang *jar ya kamu, mulut mu itu nga pernah makan bangku sekolah apa?" geram Bu Sindy.

     "kalo Ibuk ngak terima saya katain begitu, tolong besok jangan lagi jemur baju ditempat saya. Karena saya tidak pernah menggangu Ibuk jadi tolong jangan ganggu saya". Ucap Anita sembari melangkahkan kaki menjauh dari lokasi rumah Bu Sindy.

Kejadian ini hanya di tonton oleh para tetangga, sebagian yang memang mengetahui sifat Bu Sindy yang suka mencari masalah pun mengacungi jempol sikap yang di ambil oleh Anita.

Namun tak sedikit juga yang menilai Anita tidak sopan karena mengatai semvak milik Bu Sindy bol*ng.

Lah emang bolong kok, trus gimana ngomong nya? Sobek gitu?

Sejak kejadian perkara semvak bol*ong milik Bu Sindy, jemuran Anita yang ada di luar.

Dicopot semua oleh Diyon, ia merasa bahwa istrinya pun tak akan menggunakan nya lagi.

Dan lebih baik jika ia membuatkan lagi jemuran di dalam rumah untuk istrinya, selain tidak takut basah karena hujan juga aman dari gangguan seperti kemaren.

1
EMP Official
duuh, udah nikah 🤦
EMP Official
bahaya ya 😂
EMP Official
duh, si Ardi 🤦
EMP Official
ada apa bro, main hajar saja 🤔
EMP Official
wah pekerja keras y
EMP Official
semangat y thor 💪
EMP Official
mampir y thor 🤗
Ceriwis (Kurogane Haruka): Okkeh ntar aku mampir yaa...
EMP Official: menikahi lelaki tua 🤭✌️
total 3 replies
Blue Persona
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
Ceriwis (Kurogane Haruka): Wah ternyata samaan ya kak, aku juga sering begitu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!