NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

Zaen melemparkan ponselnya asal ke ranjang. Lalu merebahkan diri di ranjangnya. Matanya terpejam memikirkan bagaimana nasib Rivandra sahabatnya kalau nanti terlanjur menikah dengan Katty. Nyatanya, Katty tidak bisa seperti Rivandra yang pandai menjaga diri dan hatinya.

'Ah,, Rivandra Danendra, kamu memang pengusaha yang sukses. Tapi tidak sesukses kisah cintamu. Sudah sejak lama aku menyuruhmu bersenang-senang atau menerima kehadiran Katty sebagai calon tunanganmu sama seperti aku menerima Shayna sebagai calon tunanganku. Setidaknya, akan lebih nyaman meskipun pernikahan kita nanti di awali dengan perjodohan.'

Zaen terbangun dan mengusap wajahnya dengan kasar. Bingung bagaimana mengungkapkan skandal Katty nantinya. Keluarga Syailendra tidak akan membiarkan penyebar berita itu selamat begitu saja. Apalagi kalau ketahuan dia yang berada di belakang Diego selama ini. Bisa-bisa orang tuanya yang akan membunuhnya lebih dulu.

*****

Arsyilla sudah membereskan barang-barangnya, sekarang tinggal berpamitan dengan Zaen dan teman-teman yang lainnya. Sayangnya Zaen belum datang. Arsyilla meletakkan berkas Zaen di meja kerjanya dan juga surat pengunduran dirinya lagi. Tidak lupa permintaan maaf dan salam untuk Rivandra dan Shayna.

Shayna masuk lift terlebih dulu, sambil tersenyum pada Arsyilla yang juga membalas senyumnya. Arsyilla menunduk dan tidak berani bicara karena Rivandra berada tepat didepannya berdiri.

Shayna merasa kasihan pada Rivandra yang tampak sangat menahan diri untuk tidak bertegur sapa dengan orang yang dicintainya. Akhirnya Shayna menulis satu pesan pada Dion,

‘Minta staf IT untuk berhentikan lift untuk sementara di lantai teratas dan matikan cctv. Tidak usah membuat kericuhan yang tidak penting.’

Shayna mengirim pesan itu pada Dion yang segera dilaksanakan. Dion menganggukkan kepalanya pada Shayna saat mata keduanya bertemu. Seolah pertanda permintaan Shayna sudah di proses Dion. Lift dan cctv dalam keadaan mati. Kemudian Dion mundur beberapa langkah ke belakang.

“Aku kangen kamu, Syilla, gimana nanti saat kamu sudah mulai kuliah lagi?” ujar Shayna sambil mencium pipi Arsyilla.

"Gak usah lebay deh. Kemarin kita sudah seharian bersama." sindir Arsyilla sambil tertawa lirih begitupun dengan Shayna.

“Kenapa sedari tadi diam saja? Apa karena ada kakakku?” gurau Shayna pelan sambil menunjuk ke arah Rivandra.

Arsyilla berdehem sebentar untuk menetralkan degub jantungnya. Antara ingin berpamitan dengan Rivandra dan Shayna atau langsung pergi. Masalahnya, keputusan apapun yang di ambilnya pasti hanya akan meninggalkan kesedihan.

“Bukan begitu, aku...”

“Apa matahari boleh egois?” potong Rivandra tanpa menoleh pada Arsyilla yang ada di belakangnya. Perkataan Valencia membuat Rivandra berusaha untuk menjaga jarak dengan Arsyilla karena takut terjadi sesuatu pada Arsyilla. Tapi, sungguh ternyata semakin menyiksanya.

"Maksud Pak Rivandra?" tanya Arsyilla pura-pura.

"Jawab saja, aku tahu kamu mengerti maksudku. Apa matahari boleh egois?!" hardik Rivandra.

“Tidak boleh. Nanti bumi menjadi dingin.” jawab Arsyilla dengan suara tercekat. Karena Arsyilla tahu kemana arah pembicaraan Rivandra.

'Apa Bu Kinasih benar? Aku harus jujur dengan perasaanku agar kami berdua sama-sama bisa lebih ikhlas menerima takdir?' batin Arsyilla.

Shayna terdiam dan menatap keduanya bergantian. Sedang menebak-nebak apa maksud pembicaraan keduanya.

“Apa kakak temanmu bisa mengulang liburannya? Dia sudah lelah berpura-pura.”

“Tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Karena aku sedang sakit.”

“Sakit apa?”

“Patah hati.”

Rivandra tertawa lirih, “karena Ryan?” seketika Rivandra terdiam dengan pertanyaannya karena teringat cerita Bu Kinasih tentang Ryan yang sudah meninggal.

“Ryan hanya teman.”

“Lalu?” tanya Rivandra getir.

“Orang yang aku cintai telah bertunangan dengan orang lain.” jawab Arsyilla pelan namun terdengar jelas di telinga Rivandra.

Rivandra terdiam, tangannya yang semula berada di kedua saku celananya di keluarkan. Seolah bersiap untuk memeluk Arsyilla. Hatinya sakit, harus menahan diri untuk tidak bertegur sapa dengan orang yang di cintainya selama ini. Rivandra hanya tersenyum, karena akhirnya Arsyilla mau mengakui perasaannya.

Arsyilla memberanikan dirinya menggenggam tangan kiri Rivandra yang ada di depannya. Dan tentu saja langsung mendapatkan balasan dari Rivandra dengan menggenggamnya lebih erat.

“Tetaplah bersinar agar bumi tetap baik-baik saja, Mas.”

Setelah memanggil ‘Mas’ , Arsyilla melingkarkan tangan kanannya di pinggang Rivandra. Seketika Rivandra langsung menangis, sesekali tersenyum bahagia di sela tangisnya. Rasa bahagia dan sedih yang di rasakannya bersamaan membuat dadanya semakin sesak. Bahagia karena Arsyilla mempunyai perasaan yang sama. Tapi juga sedih karena mereka tidak akan bersatu. Masing-masing hanya akan saling menyakiti.

Shayna dan Dion saling berpandangan bingung saat melihat Rivandra tiba-tiba menangis saat Arsyilla memeluknya. Bahkan tangannya berada di atas tangan Arsyilla di pinggangnya. Keduanya saling bertangisan.

Shayna menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat Rivandra membalikkan tubuhnya dan memeluk Arsyilla yang masih menangis. Begitupun dengan Rivandra.

“Aku ingin egois, Syilla. Tolong ijinkan aku egois. Aaaaaaaaa!!!” teriak Rivandra. Sambil memukul tembok lift yang berada di belakang Arsyilla berkali-kali. Tidak perduli dengan darah yang sudah menetes dari buku jari-jarinya.

Shayna akhirnya mengerti, keduanya sama-sama tengah menahan sakit karena cinta yang tidak bisa bersatu.

“Aku ikut berbahagia, Mas. Jadi, berbahagialah juga. Kalau bukan untuk Mas Rivan, setidaknya untukku.” kata Arsyilla sembari melepaskan pelukan Rivandra.

Rivandra menggelengkan kepalanya berkali-kali. Sesekali mencium kening Arsyilla.

“Sakit... Ini terlalu sakit...”

“Seorang Rivandra punya kekuatan matahari. Pasti bisa! Aku mohon berbahagialah, supaya aku juga bisa berbahagia.” kata Arsyilla sambil mengusap darah di tangan Rivandra dengan sapu tangan di tasnya. Lalu mencium telapak tangan itu.

Tentu saja Rivandra menjadi semakin trenyuh dan kembali memeluk Arsyilla. Shayna mendekat dan memeluk keduanya dengan sedih.

"Jangan begini, aku sedih melihat kalian berdua. Aku menyayangi kalian berdua. Sungguh!" ujar Shayna.

Arsyilla berbalik dan memeluk Shayna. "Take care ya, Shay. Aku akan merindukanmu. Sampai jumpa nanti."

"Aku mohon jangan pergi, Syilla. Kamu sudah berjanji akan menunda keberangkatanmu setelah Kak Rivan menikah!!"

"Maafkan aku. Jaga Mas Rivan dengan baik."

Arsyilla melepaskan pelukan dua orang itu saat pintu lift terbuka. Ketiganya menghapus air mata mereka dengan cepat. Lalu Arsyilla keluar lebih dulu. Melangkah pergi tanpa menoleh lagi.

*****

“Kalian baru datang?” tanya Zaen saat melihat Rivandra dan Shayna muncul di kantornya.

“Tumben sekali sepagi ini sudah ada di kantor?” sindir Shayna dengan suara parau.

“Kenapa dengan suaramu? Apa itu berarti kalian sudah bertemu Syilla?” tanya Zaen penasaran karena mendengar suara Shayna parau.

“Arsyilla kan ada di divisi Pak Zaen. Kenapa mencarinya di sini?” protes Shayna.

“Arsyilla tidak berpamitan pada kalian?!” seru Zaen kaget.

“Apa maksud Pak Zaen?” tanya Shayna dengan kalut sambil menekan nomor Arsyilla di ponselnya.

“Arsyilla resign hari ini, dia masuk kerja hanya untuk berpamitan.” jawab Zaen pelan.

Spontan Rivandra langsung menatap Shayna. Seolah bertanya, apa Arsyilla menjawab teleponnya.

“Halo? Syilla, kamu di mana? Jangan bercanda!!” bentak Shayna takut apa yang di katakan Zaen benar.

Rivandra merebut ponsel Shayna. Tidak menyangka, pertemuan itu menjadi pertemuan terakhirnya. Apalagi setelah mengetahui perasaan Arsyilla. Rasa-rasanya semakin tidak rela Arsyilla pergi meski untuk melanjutkan pendidikannya.

“Di mana kamu sekarang?!!!” bentaknya keras. Hingga semua pegawai terlonjak kaget dan berdiri. “Jawab!!!” bentak Rivandra lagi.

“Ma-maafkan aku. Anggap saja tadi salam perpisahan kita Mas Rivan.”

“Katakan kamu di mana sekarang?!!!” bentak Rivandra lagi.

“Boleh aku bicara dengan Shayna?”

“Aku mohon katakan dimana kamu sekarang, Syilla. Jangan bercanda! Ini sama sekali gak lucu!” bisik Rivandra lebih pelan, hanya terdengar oleh Shayna yang berada di sampingnya.

“Selamat tinggal, Pak Rivandra. Aku harap Pak Rivandra tidak melupakan janji Pak Rivandra padaku." Arsyilla terdiam sejenak, "Aku juga mencintai, Mas Rivan.” lanjutnya lalu menutup telponnya sepihak.

“Halo... ? Halo...?”

“Kamu tega, Syilla,” desis Shayna sambil terduduk di kursi kerjanya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk menangis di sana.

Rivandra masuk ke kantornya dengan sikap dinginnya. Tidak mau membuat kegaduhan karena kepergian Syilla.

Duduk di kursi kerjanya dan menghadapkan kursi itu ke jendela.

‘Maafkan aku, Shayna. Suatu saat nanti, kita pasti akan bertemu lagi. Aku harap saat itu, kamu dan kakakmu sudah berbahagia. Sampaikan salamku pada kakakmu, selamat atas pertunangannya, maaf karena tidak bisa datang ke pernikahannya nanti.’

Rivandra kembali mencoba menghubungi nomor Arsyilla, sayangnya nomor itu sudah di non aktifkan. Rivandra menyandarkan tubuhnya, air matanya sudah mulai berjatuhan.

‘Aku mohon tetaplah baik-baik saja. Benar-benar baik-baik saja.’ Batin Rivandra sedih.

1
Nurul Widyastutik
sepertinya marah sekali degan mereka 😁🙏🙏
budak jambi
bagus itu lebih baik untk danie sm mona kl perlu kubur jadi satu peti
budak jambi
ayo valen gerk cept jgnsampe daniel ambl smua harta km.biar miskin tu bajungan
Morani Banjarnahor
lanjut thor...
Nurul Widyastutik
Luar biasa
budak jambi
semoga ortu kalian sadr telh hancur kn hidup ank ny...dan sadr bahwa ank lebh berarti dr pada harta
Fitriani NB
sedih bacanya
budak jambi
kalian tu bukan anak ny tapi alat yg di guna kn untuk menambh harta yg banyk buat mereka
Nurul Widyastutik: sbaar,, sabar,,, 😁
total 1 replies
budak jambi
buat apa memuji kl dak jd menantu hany buat ank tersakiti saja...makn tu harta dan bawa tu harta sampe ke liang kubur kalian
budak jambi
ortu egois smg menyesal merk yg sdh hancur kn hidup ank hanya demi harta
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!